Inibaru.id - Berbekal pengalaman organisasi saat menjadi buruh di Hongkong, Maizidah Salas mendirikan Kampung Migran di kampung halamannya.
Yap, Kampung Migran yang didirikan oleh Salas pada 2011 itu tepatnya berada di Desa Tracap, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo. Tujuan utamanya, membuat warga sekitar lebih mandiri, Millens.
FYI, sebelumnya mayoritas warga Desa Tracap berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Selain jauh dari keluarga, beberapa hal lain yang menguji kesabaran juga kerap mengiringi langkah para TKI di tanah rantau. Hal itu memicu empati Salas yang juga pernah menjadi TKI di Korea Selatan sejak 1996.
Salas dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menunjukkan hasil produk Kampung Migran. (sbmi.or.id)
Salas membuat koperasi simpan pinjam dan sejumlah usaha kecil yang dapat dikelola bersama oleh warga. Misalnya usaha ternak kambing. Dengan demikian, warga di Kampung Migran punya pilihan lain selain bekerja menjadi TKI.
Nggak cuma fokus pada usaha mandiri, sepulang dari tanah rantau Salas juga sempat mengenyam pendidikan di bidang hukum. Hasilnya dia bisa membantu rekan-rekannya sesama TKI yang terbelit kasus hukum dalam hal pekerjaan.
Perempuan 42 tahun itu juga telah mendirikan sekolah gratis untuk anak-anak TKI di Kampung Migran lo. Luar biasa, ya!
Penghargaan dari Amerika Serikat
Perjuangan Salas dalam memajukan kehidupan TKI di Wonosobo membuahkan hasil yang manis. Salas termasuk dalam salah seorang dari sepuluh penerima penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat. Lebih tepatnya penghargaan tertinggi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan korban trafficking dari US State Department.
Salas ketika menerima penghargaan dari Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat. (Twitter/@usembassyjkt)
Salas menerima penghargaan yang diserahkan oleh Mike Pompeo selaku Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Selain itu Ivana Trump, putri presiden Donald Trump juga ikut menyerahkan penghargaan seperti ditulis kumparan.com (29/6/18).
Bagi Salas, penghargaan itu menjadi amanah dan cambuk untuk terus semangat dan menjadi lebih baik lagi. Dia juga terpacu untuk terus menjadi berarti bagi sesama.
Saat ini Salas pun tengah mempersiapkan beberapa kegiatan tentang pemberdayaan TKI. Di antaranya kampanye anti perdagangan manusia melalui nonton bareng Impian Negeri Berkabut. Film itu bakal diputar di komunitas dan desa-desa kantung TKI di Wonosobo.
Nah, semoga langkah Salas dalam berbagi kebaikan selalu dilancarkan ya, Millens! (IB10/E05)