Inibaru.id - Bukan bermaksud membandingkan kemampuan perempuan dengan laki-laki. Namun, sepak bola yang lebih identik dengan kaum adam menjadikan pengenalan dan pendekatan olahraga bola kaki ini harus dilakukan dengan cara berbeda pada kaum hawa. Inilah yang dilakukan Sartono Anwar.
Untuk kamu yang belum mengenal Sartono Anwar, dia adalah pelatih kawakan sepak bola asal Kota Semarang, Jawa Tengah. Belakangan, lelaki paruh baya itu memang membuka sekolah sepak bola putri di SSB Tugu Muda, klub sepak bola yang cukup punya nama di Kota Lunpia.
Ditemui dalam salah satu sesi latihannya belum lama ini, Sartono mengatakan, porsi latihan yang diberikan kepada anak didiknya ini memang nggak seperti saat dia melatih pesepak bola putra. Ada treatment khusus.
“Yang jelas porsinya jangan terlalu berat, ya. Yang ringan saja. Saya juga belum berani memberi latihan fisik,” ujarnya.
Sementara, untuk teknik, Sartono juga baru memberi latihan dasar seperti passing, kontrol bola, gim kecil, dan dribbling. Sebab, wawasan tentang sepak bola para gadis belia yang menjadi anak didiknya tersebut belum sebesar anak laki-laki.
Dalam hal teknik, yang paling diasah oleh Sartono adalah cara passing dan kontrol bola. Memang, dalam sepak bola, dua hal paling dasar ini merupakan yang paling penting.
“Laki-laki saja untuk passing masih banyak yang salah, apalagi mereka. Yang penting, otot kaki mereka terbentuk dulu,” tutur lelaki yang akrab disapa Pak Sar ini.
Meski demikian, dia bersyukur anak didiknya nggak semuanya awam soal sepak bola. Ada beberapa orang yang sudah punya teknik dasar. Mereka yang punya teknik ini kadang juga diminta Pak Sar untuk berlatih bersama tim putra di SSB tempat dia melatih.
“Nggak masalah (berlatih sama tim putra). Supaya mengasah mental juga,” ungkap lelaki 74 tahun tersebut.
Semangat yang Luar Biasa
Kendati secara teknik dan pemahaman dasar mungkin belum bisa dikatakan mumpuni, Sartono mengakui bahwa semangat para pesepak bola putri berusia muda yang dilatihnya memiliki semangat yang cukup tinggi. Energi mereka besar. Semangat mereka juga tinggi.
Dalam seminggu, Sartono melatih mereka sebanyak empat kali, yakni saban Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu. Mereka berlatih di Lapangan Sidodadi, Semarang Timur. Namun, tiap Sabtu para gadis lincah itu merumput di Lapangan Pancasila (Simpanglima).
Selama berlatih, Sartono mengatakan, para gadis muda itu hampir nggak pernah mengeluh. Dia bahkan terkadang kewalahan karena mereka selalu minta porsi latihan diperbanyak.
“Semangat mereka luar biasa. Saya bukan nggak menyanggupi (untuk porsi latihan lebih banyak), tapi waktunya juga harus dibagi dengan yang laki-laki,” terangnya.
Sepak Bola Privat dan Ilmiah
Program sekolah sepak bola putri yang digawangi Sartono Anwar ini sejatinya bersifat sekolah privat, bukan reguler. Jadi, seseorang nggak perlu keluar dari SSB yang sudah diikutinya untuk menimba ilmu di tempatnya.
Menjadi hal yang lumrah di tempat tersebut seorang anak memiliki dua SSB. Intinya adalah berlatih, bukan di mana wadah orang itu harus berlatih.
Oya, selain program sekolah privat, Sartono juga memiliki program latihan sepak bola ilmiah. Program latihan ini juga bisa diikuti cowok, nggak cuma cewek.
Sepak bola ilmiah adalah pembinaan yang mengedepankan aspek kurikulum yang terprogram secara bertahap. Jadi anak didik paham teknik dasar dan fisik yang benar, kemudian permainan secara kelompok. Program ini digagas oleh Wiel Coerver pelatih legendaris asal Belanda.
“Pemain sepak bola Indonesia harusnya mempelajari hal ini,” ujarnya.
Wah, wah, angin segar untuk dunia sepak bola putri di Semarang nih! (Audrian F/E03)