Inibaru.id - Agustina Wildan baru saja duduk di meja kerjanya ketika sebuah notifikasi muncul di gawainya; sebuah email pemberitahuan bahwa anak keduanya yang baru berusia 8 tahun baru saja menginstal gim Roblox di ponsel pribadinya.
Kebetulan, akun milik buah hatinya memang terkoneksi dengan email milik ibu dua anak yang saat ini bekerja sebagai auditor di sebuah perusahaan swasta di Kabupaten Kendal tersebut. Meski memberi kelonggaran, Gustin. sapaan akrabnya, merasa harus tetap memantau aktivitas sang anak di dunia virtual.
Maka, begitu mengetahui anaknya menginstal Roblox, Gustin pun segera mengonfirmasi. Pasalnya, di antara sekian banyak gim yang boleh dimainkan anaknya, Roblox adalah salah satu yang dia larang. Meski acap disebut sebagai platform daring yang mampu merangsang kreativitas, Gustin nggak melihatnya begitu.
"Banyak yang bilang Roblox adalah platform yang edukatif dan merangsang kreativitas. Tapi, sudah banyak studi yang bilang bahwa ia nggak seramah itu. Aku pernah lihat sendiri gimana permainannya karena anak pertamaku pernah main juga. Aku nggak sreg, sih!" terangnya, Rabu (16/4/2025).
Populer di Kalangan Anak-Anak
Sedikit informasi, Roblox adalah platform permainan daring yang sangat populer di kalangan anak-anak. Diciptakan oleh David Baszucki dan Erik Cassel pada 2004, platform ini menawarkan fitur membangun dunia virtual sekaligus memainkan gim buatan pengembang atau pengguna lain.
Roblox memang menawarkan kebebasan imajinasi yang luar biasa. Namun, di balik keseruannya, terdapat sejumlah risiko yang perlu diwaspadai oleh orang tua. Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Dr Rini Hapsari MPsi suatu ketika pernah mengatakan bahwa Roblox bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak diawasi dengan baik.
“Anak-anak cenderung belum mampu memilah mana konten yang aman dan mana yang berbahaya. Roblox yang berbasis komunitas memungkinkan mereka berinteraksi dengan pemain asing tanpa filter,” ujarnya.
Dr Rini mengungkapkan, risiko seperti perundungan siber, paparan konten tidak pantas, hingga potensi predator daring dapat mengintai para pengguna Roblox kapan saja.
Kasus Eksploitasi Anak Daring
Sebuah laporan dari National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC) di Inggris menyebutkan bahwa Roblox termasuk dalam lima besar aplikasi yang paling sering digunakan dalam kasus eksploitasi seksual anak secara daring.
Fitur obrolan langsung dan kemampuan untuk membuat konten sendiri menjadikan platform ini rawan disalahgunakan oleh oknum nggak bertanggung jawab. Hal ini belum termasuk aspek kecanduan yang juga seharusnya bisa menjadi sorotan.

Studi dari Oxford Internet Institute pada 2023 mencatat bahwa anak-anak yang bermain gim daring seperti Roblox lebih dari tiga jam sehari cenderung mengalami gangguan fokus, ketidakstabilan emosi, dan penurunan interaksi sosial di dunia nyata.
Riset tersebut telah diperkuat oleh data dari Common Sense Media yang menunjukkan bahwa rata-rata anak usia 8-12 tahun menghabiskan lebih dari 1,5 jam per hari hanya untuk bermain Roblox.
Konten Seksual Terselubung
Meskipun Roblox telah menyediakan pengaturan kontrol orang tua (parental controls), banyak dari fitur ini yang nggak diaktifkan secara otomatis. Maka, tanpa pengawasan, anak-anak bisa saja terseret ke dalam ruang obrolan yang mengandung ujaran kebencian atau konten seksual terselubung.
Pengembang Roblox dalam satu kesempatan pernah nggak menampik adanya penjahat siber yang turut mengganggu kenyamanan bermain Roblox. Lebih dari itu, mereka juga mengakui bahwa verifikasi usia untuk anak di bawah 13 tahun masih menjadi tantangan buat mereka.
Terkait hal ini, Gustin mengatakan, salah satu hal yang nggak disukainya saat anaknya bermain Roblox adalah permainan-permainan dari user lain yang kadang kurang pas dimainkan anak-anak. Selain itu, anaknya juga jadi punya banyak kosakata baru yang menurutnya kurang sopan.
"Namanya anak kecil, dengar apa langsung ditiru. Cuman, mau ngelarang juga gimana, teman-temannya main Roblox semua. Tadi, akhirnya kami sepakat bahwa anakku boleh main gim itu hanya jika ada kami (orang tua) di sampingnya," tandasnya.
Kontrol Orang Tua
Sebagaimana dikatakan Gustin, Dr Rini juga mengimbau kepada para orang tua untuk lebih aktif mendampingi anak saat bermain gim, khususnya pada permainan-permainan yang memungkinkan sang buah hati berinteraksi dengan user lain.
"Berbicara secara terbuka tentang apa yang mereka mainkan dan dengan siapa mereka berinteraksi adalah langkah awal yang penting," Dr Rini menyarankan.
Sebagaimana ribuan permainan daring yang biasa dimainkan anak-anak, Roblox bukanlah platform yang sepenuhnya buruk. Maka, tanpa pengawasan yang memadai, platform ini berpotensi menjadi pintu masuk bagi berbagai ancaman serius terhadap perkembangan psikologis anak.
Buat kamu yang pernah main Roblox, sepakat dengan hal ini nggak, Millens? Atau kamu punya pendapat lain yang mungkin bisa menjadi jalan tengah juga? (Siti Khatijah/E07)