Inibaru.id - Agustus ini adalah bulan penghabisan bagi program talkshow yang tayang di Metro TV tersebut. Hal ini diungkapkan sendiri oleh sang pembawa acara cum moderator tunggal, Najwa Shihab, beberapa waktu lalu.
Diunggah di akun Instagram pribadinya, Nana, panggilan akrab Najwa Shihab, menyatakan bahwa episode ke-511 berjudul “Eksklusif Bersama Novel Baswedan” yang akan tayang akhir Agustus mendatang adalah ujung dari kisah presenter cerdas itu di layar kaca para pemirsa Tanah Air.
Bersamaan dengan konfirmasi berakhirnya Mata Najwa, Nana menyatakan bahwa dirinya juga akan hengkang dari televisi yang telah membesarkan namanya itu. Sedih? Sudah barang tentu.
Beragam spekulasi bermunculan tak lama kemudian. Ada yang bilang, Nana akan dijadikan sebagai kandidat Menteri Sosial (Mensos) di Kabinet Joko Widodo (Jokowi). Rumor itu segera ditepis Nana.
Baca juga: Ini Tanggapan Metro TV Pasca Najwa Shihab Mundur
Sebagaimana diberitakan Tirto.id, ia sendiri mengaku tidak tahu siapa yang menghembuskan rumor itu. Ia memang sering ke Istana dalam beberapa kesempatan terakhir, tapi tidak berurusan dengan reshuffle.
"Saya Duta Baca. Saya ke Istana untuk menyiapkan program literasi dalam rangka perayaan kemerdekaan Indonesia. Itu pun sama sekali tidak bertemu Pak Jokowi, hanya dengan Pak Pratikno (Mensesneg) maupun teman-teman di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), terutama Mas Teten Masduki dan Mas Sukardi Rinakit," tegasnya.
Rumor lain yang berhembus, perempuan kelahiran 16 September 1977 ini bukannya hengkang, tapi didepak Metro TV lantaran ngotot untuk mewawancarai Novel Baswedan dan menayangkannya di Metro TV.
Biaya Sendiri
Isu ini diperkuat dengan cerita heroik betapa hebatnya perjuangan Nana mewawancarai Novel. Konon, alumnus sekolah hukum di Melbourne, Australia, ini berangkat ke Singapura atas biaya sendiri.
Ia juga membawa kru juru kamera sendiri, tanpa restu televisi kepunyaan Surya Paloh tersebut. Nah, kemudian, karena tetap ngotot untuk ditayangkan, tamatlah riwayat Nana dan acaranya di Metro TV.
Jika memang benar, kisah ini sebenarnya sangat menarik. Stasiun televisi memiliki otoritas untuk menayangkan suatu acara atau program, berdasarkan berbagai pertimbangan. Jangankan untuk acara yang dibuat swadaya, yang dibiayai perusahaan (televisi) itu sendiri saja bisa jadi batal tayang lantaran suatu pertimbangan tertentu.
Maka, dengan ketiadaan restu, kecil kemungkinan Metro TV justru mengalah “hanya” demi Nana, kendati dia adalah reporter senior sekalipun.
Baca juga: Mata Najwa Berhenti Tayang, Ada Apa Gerangan?
Ibarat pesawat, tayangan Mata Najwa landing dengan smooth, bukan crash. Nana sudah menjelaskan kemungkinan Mata Najwa berakhir sejak jauh-jauh hari. Bahkan, Metro TV juga masih menayangkan “kenangan-kenangan” indah Nana di Mata Najwa.
Episode final bertajuk "Catatan Tanpa Titik" pun sudah pasti bukanlah tayangan sembarangan dan akan dipersiapkan dengan baik, meski bukan berupa interview live.
Nah, kalau berakhirnya tayangan ini karena konflik antara Najwa dengan Metro TV, mungkinkah ia masih diberi kesempatan berpamitan dengan cara sebaik itu? (IP/IB)