Nah, karena dikenal sebagai jajanan tradisional yang digemari
warga Pekalongan dan sekitarnya, sejak lebih dari 20 tahun silam, warga
Kelurahan Pekajangan Gang 20, Kecamatan Kedungwungi Kabupaten Pekalongan, menjadikan
gebral sebagai bagian dari tradisi lebaran bernama Gunungan Gebral Syawalan.

Dari namanya saja, kita sudah tahu kalau tradisi ini digelar
saat Syawalan alias H+7 Idulfitri. Tapi, proses persiapan tradisi ini bahkan
sudah dilakukan sejak beberapa hari sebelum lebaran, lo! Ini dilakukan karena nantinya gunungan gebral ini bakal berukuran
raksasa, bisa sampai setinggi 2-3 meter, lo!

Karena jumlah gebral yang dibuat cukup banyak, jangan heran
kalau singkong yang disiapkan bisa sampai lebih dari 100 kilogram, gula jawa
yang dipakai mencapai 5 kilogram, gula pasir mencapai 10 kilogram, hingga lebih
dari 50 butir buah kelapa. Seperti mempersiapkan pesta besar, ya?

Yang pasti, gebral-gebral yang akan dijadikan gunungan ini
nantinya akan diberi pewarna makanan agar lebih menarik. Makanya, di
gunungannya, kamu bisa melihat gebral berwarna cokelat, hijau, merah, biru,
atau kuning.

Setelah gunungan gebral jadi, warga biasanya mulai mengaraknya
sejak pukul 08.00 WIB bersamaan dengan agenda jalan sehat. Setelah itu, pada
pukul 11.00 WIB, proses pemotongan gunungan dilakukan. Gebral pun kemudian
diperebutkan oleh warga. Setelah puas mendapatkan gebral, warga masih bisa
mencicipi sejumlah jajanan yang juga disediakan di Pekajangan.

“Tradisi ini penuh dengan nilai kebaikan dan kebersamaan
bagi warga dalam memperingati Syawalan,” ungkap mantan Bupati Pekalongan Asip
Kholbihi saat ikut serta dalam tradisi ini pada 21 Juni 2018.

Seru banget ya tradisi Gunungan Gebral Syawalan di
Pekalongan ini. Kalau kebetulan ada di sana, coba deh menontonnya langsung Siapa tahu bisa mendapatkan gebral yang lezat juga kan?&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Warga Pekalongan dan sekitarnya pasti akrab
dengan jajanan tradisional dari singkong bernama gebral. Selain mudah ditemukan
di pasar tradisional atau penjual aneka jajanan, gebral juga hadir dalam bentuk
tradisi lebaran benama Gunungan Gebral Syawalan.

Buat kamu yang belum tahu, gebral terbuat dari singkong yang
diberi tambahan parutan kelapa dan gula merah. Kombinasi ketiga bahan ini
membuat gebral memiliki rasa manis dan gurih yang bikin nagih.

Digelar pada H+7 Lebaran, tradisi gunungan gebral syawalan bikin meriah suasana Lebaran Ketupat di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah,

Gunungan Gebral Syawalan Bikin Meriah Lebaran di Pekalongan

Menurut cerita yang beredar, Batu Bleneng telah ada sejak zaman dahulu dan memiliki peran penting dalam keseimbangan alam. Batu ini diyakini digunakan untuk menutup sebuah mata air raksasa yang terus menyembur tanpa henti, mengancam pemukiman di sekitarnya. 

Kepercayaan lain menyebutkan bahwa batu ini menjadi tempat semedi para leluhur, menambah kesan magis yang menyelimutinya.

Konon, setiap usaha untuk memindahkan batu ini selalu gagal dan berujung pada kejadian aneh atau malapetaka. Selain itu, batu Bleneng dipercaya memiliki energi spiritual yang kuat, sehingga banyak orang menganggapnya sebagai tempat yang sakral.&nbsp;

Beberapa orang menghubungkan keberadaan batu ini dengan tingginya angka kecelakaan di tol tersebut, meskipun faktor keselamatan jalan dan kelalaian pengemudi lebih masuk akal sebagai penyebab utama.

Di lain sisi, mitos dan kepercayaan seputar Batu Bleneng memang menarik untuk dikaji. Namun, dari perspektif ilmiah, nggak ada bukti yang secara langsung mengaitkan keberadaan batu ini dengan kecelakaan yang terjadi. Sepertinya, faktor kelelahan pengemudi, kondisi jalan, serta aspek teknis kendaraan lebih berpengaruh terhadap keselamatan berkendara dibanding unsur mistis.

Meski begitu, kepercayaan terhadap Batu Bleneng tetap menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Bagi sebagian orang, mitos ini bukan sekadar cerita, melainkan bagian dari sejarah dan identitas budaya yang perlu dihormati.

Batu Bleneng di Tol Cipali adalah salah satu fenomena unik yang menggabungkan sejarah, mitos, dan kepercayaan masyarakat. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita mistis yang menyelimutinya, keberadaan batu ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang melintasi jalan tol tersebut. 

Apakah Batu Bleneng memang memiliki kekuatan gaib, atau hanya sekadar batu biasa yang dilingkupi legenda? Jawabannya kembali pada kepercayaan masing-masing individu. Kalau kamu percaya nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Inibaru.id - Di tengah hiruk-pikuk Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), terdapat sebuah batu besar yang menyimpan berbagai kisah mistis. Batu Bleneng, demikian masyarakat setempat menyebutnya, diyakini memiliki aura gaib dan nggak dapat dipindahkan. Keberadaannya di Kilometer 182 kerap dikaitkan dengan mitos yang berkembang turun-temurun.

Tol Cipali merupakan bagian dari Tol Trans Jawa yang menghubungkan Cikopo, Purwakarta, hingga Palimanan, Cirebon. Meski baru diresmikan pada 2015, tol ini telah menjadi saksi banyak peristiwa, termasuk kecelakaan yang kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Salah satu cerita yang paling terkenal adalah tentang Batu Bleneng yang berdiri kokoh di tepi jalan tol.

Konon, semua cara yang digunakan untuk memindahkan batu ini berakhir dengan kegagalan

Kisah Batu Bleneng di Tol Cipali yang Misterius

Lalu, apakah kimchi bisa
memberikan manfaat kesehatan bagi kulit? Jawabannya, benar! Karena kaya probiotik, sudah banyak penelitian yang menyebut
kimchi sebagai salah satu makanan yang paling sehat di dunia.

Selain bikin
pencernaan jadi lebih sehat, kandungan di dalam kimchi yang kaya akan vitamin
serta antioksidan juga bisa bikin sistem kekebalan tubuh lebih baik.
Artinya, makan kimchi memang bisa bikin kita jadi nggak mudah jatuh sakit.

Namun, apakah rutin makan kimchi bisa bikin kulit
glowing dan nggak jerawatan? Kalau ini, belum ada penelitian yang membuktikannya.
Meski begitu, ahli kesehatan membenarkan kemungkinan bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat.

Fakta bahwa rutin makan kimchi bisa membantu kulit lebih sehat sempat diungkapkan ahli kulit dr Ruri Diah Pamela SpKK. Alasannya, kimchi kaya akan nutrisi sehat seperti probiotik
alias bakteri baik layaknya Lactobacilllus yang punya kemampuan unik berupa
menjaga keseimbangan mikrobioma pada usus.

Selama mikrobioma usus terjaga, peradangan pada tubuh bisa dicegah. Perlu kamu tahu, peradangan-peradangan pada tubuh adalah kondisi yang memicu munculnya jerawat pada wajah.

“Kimchi juga kaya antioksidan dan vitamin C yang baik untuk
kulit dan mampu melawan radikal bebas penyebab penuaan dini atau kulit kusam,”
ungkap dr Ruri sebagaimana dikutip dari Detik, Kamis (13/3/2025).

Meski baik untuk kesehatan kulit, bukan berarti hanya dengan
makan kimchi masalah kulit seperti jerawat bakal otomatis kelar. Mencegah kemunculan jerawat hanya bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat
secara keseluruhan demi mendapatkan manfaat tersebut.

Namun begitu, nggak ada salahnya untuk sering-sering mengonsumsi kimchi. Kamu suka
makan kimchi juga, Millens? (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Kamu gemar mengonsumsi makanan khas
Korea, Millens? Kalau iya, pasti nggak asing dengan kimchi, bukan?
Sayuran fermentasi dengan rasa asam ini memang hampir selalu hadir di setiap menu kuliner di Negeri Gingseng.

Selain rasanya yang unik, banyak orang suka makan kimchi
karena konon bisa bikin kulit glowing. Bahkan, beberapa saat lalu, di media
sosial X, ada warganet yang mengaku kulitnya jadi nggak jerawatan lagi
setelah rutin makan kimchi selama enam bulan.

Di media sosial X, muncul narasi yang menyebut rutin makan kimchi bisa bikin kulit glowing. Beneran nggak, ya?

Benarkah Rutin Makan Kimchi Bikin Kulit Glowing?

Nah, agar semangat tetap terjaga dan nggak kehilangan spirit Ramadan, sebagai umat muslim, kita sejatinya bisa belajar dari sosok inspiratif dalam sejarah Islam, yaitu Umar bin Khattab.

Umar adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW dan khalifah kedua yang menggantikan Abu Bakar As-Siddiq. Khalifah yang berkuasa pada 634-644 ini dikenal karena ketegasan, kedisiplinan, dan komitmennya dalam menjalankan ajaran Islam.

Khalifah Umar bin Khattab hidup sekitar pertengahan abad ke-6. Sosoknya tinggi dan kuat serta piawai menunggang kuda dan bergulat. Semasa muda, dia memang dikenal sebagai pegulat tangguh yang sangat disegani kaumnya.

Kemampuan orasi Umar juga luar biasa, membuatnya acap diminta mewakili sukunya saat menghadapi konflik dengan suku lain di Arab. Kemampuan itu terus diasahnya setelah masuk Islam dan menjabat sebagai khalifah. Umar sangat disegani negara lain dan kepemimpinannya menjadi salah satu kekuatan besar di Timur Tengah.

Sosok yang semasa hidup dikenal dengan kesederhanaannya ini diberi julukan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Al-Faruq atau orang yang bisa memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.

Kematian sosok yang dijanjikan surga kepadanya ini adalah duka bagi umat Islam di seluruh dunia hingga sekarang.

Tiga Cara Menjaga Spirit Ramadan ala Umar

Menjadikan Umar bin Khattab sebagai anutan bukanlah sebuah kesalahan, karena bisa memotivasi kita untuk menjaga konsistensi dalam beribadah. Berikut adalah tiga cara menjaga spirit Ramadan dengan mengambil inspirasi dari kepemimpinan sang Khalifah kedua tersebut.

1. Menjaga konsistensi ibadah seperti kedisiplinan Umar

Salah satu sifat utama Umar bin Khattab adalah disiplinnya dalam beribadah. Dia selalu menjaga salat tepat waktu dan nggak membiarkan dirinya terlena dalam kenyamanan dunia.

Setelah Ramadan, kita bisa meneladani Umar dengan tetap menjaga konsistensi ibadah yang telah terbiasa selama sebulan penuh, seperti:

Ramadan bukan hanya tentang beribadah selama satu bulan, tetapi latihan untuk menjadi lebih baik sepanjang tahun. Seperti Umar yang tetap teguh dalam keimanannya setelah masuk Islam, kita pun harus tetap teguh dalam ibadah meskipun Ramadan telah berlalu.

2. Mengendalikan diri seperti Umar setelah menjadi pemimpin

Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas, tetapi juga mampu mengendalikan emosinya. Ketika seseorang mengkritiknya, dia nggak marah, justru menjadikannya sebagai pelajaran.

Ramadan mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu dan emosi. Maka, setelah Idulfitri, kita harus tetap menjaga sikap ini, dengan cara:

Sebagaimana Umar yang mengendalikan dirinya dalam menghadapi kritik dan ujian, kita pun bisa menerapkan pengendalian diri yang kita latih selama Ramadan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memperkuat kepedulian seperti kedekatan Umar dengan rakyat

Sebelum mendirikan Baitul Mal, Umar&nbsp;bin Khattab memilih tinggal di rumah lumpur sederhana di dekat kaum marjinal agar lebih mengenal rakyatnya. Untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya, selama menjadi khalifah dia&nbsp;juga sering menyamar pada malam hari untuk menyelinap di antara mereka.

Ramadan seharusnya berhasil membentuk kita menjadi sosok yang seperti Umar yang peduli terhadap sesama, bahkan merelakan sebagian besar hartanya untuk rakyat dan menegakkan agama.

Setelah Idulfitri, kita bisa mempertahankan kebiasaan baik ini dengan:

Sebagaimana Umar yang tidak berhenti membantu rakyatnya, kita pun bisa menjadikan Ramadan sebagai titik awal untuk terus berbagi kebaikan pada hari-hari ke depan.

Spirit Ramadan bisa terus hidup dalam keseharian jika kita mau berpikir bahwa bulan suci itu bukanlah semata momen sesaat, tapi bagian dari perjalanan spiritual yang berkelanjutan. Maka, tujuannya bukanlah menjadi bersih, tapi bertahan dalam kebersihan itu. Sepakat, Millens? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Ramadan disebut sebagai Bulan Suci, salah satunya karena pada bulan tersebut kita seperti yang "kotor" pada bulan-bulan sebelumnya direndam, dikucek, lalu dibilas agar menjadi pribadi yang bersih saat merayakan kemenangan Hari Raya Idulfitri.

Setelah bersih, tentunya kita nggak pengin kotor-kotor lagi dong? Kita berharap menjadi pribadi baru yang lebih baik dengan semangat menggebu dalam beribadah, disiplin waktu, dan kebiasaan baik lainnya. Sayangnya, acap kali semangat itu mengendur setelah kita kembali ke rutinitas lama.

Idulfitri bukanlah momen untuk melupakan Ramadan yang telah berlalu, tapi menjadikannya patokan akan seperti apa kita selanjutnya.

3 Cara Menjaga Spirit Ramadan setelah Idulfitri: Belajar dari Umar bin Khattab

Sindrom metabolik adalah kumpulan kondisi yang mencakup tekanan dan gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol atau trigliserida yang nggak normal, yang semuanya meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan makan sendirian juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Age and Ageing meneliti sekitar 35.000 pria dan wanita mengenai kebiasaan makan mereka melansir Kumparan (15/11/2021).

Hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang sering makan sendiri, terutama laki-laki, lebih berisiko mengalami depresi. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya interaksi sosial dan perasaan kesepian yang muncul saat makan tanpa ditemani.

Penelitian lain yang dipublikasikan dalam jurnal Menopause&nbsp;mengutip Suara (10/12/2021) menunjukkan bahwa perempuan yang terbiasa makan sendiri memiliki risiko 2,58 kali lebih tinggi mengalami angina, yaitu gejala penyakit arteri koroner yang melibatkan berkurangnya aliran darah ke jantung.

Selain itu, mereka cenderung kurang memperhatikan asupan nutrisi seperti kalori, serat, dan karbohidrat, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung.

Kebiasaan makan sendirian dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk peningkatan risiko obesitas, sindrom metabolik, depresi, dan masalah jantung.

Oleh karena itu, disarankan untuk meningkatkan interaksi sosial saat makan, seperti makan bersama keluarga atau teman, untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Ternyata hal yang kita anggap sepele punya efek kesehatan yang cukup serius ya?

Kalau kamu suka cari teman nggak waktu makan, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Inibaru.id -&nbsp;Siapa sangka jika kebiasaan makan sendirian bukan hanya memengaruhi aspek sosial seseorang, tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan fisik dan mental?

Yap, menurut Klikdokter (26/5/2020) berbagai penelitian menunjukkan bahwa sering makan sendiri dapat meningkatkan risiko sejumlah masalah kesehatan

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Obesity Research and Clinical Practice menemukan bahwa individu yang sering makan sendirian mengalami peningkatan risiko obesitas hingga 45 persen dan sindrom metabolik hingga 64 persen.

Kerap makan sendirian bisa membuatmu terkena gangguan kesehatan.

Sering Makan Sendiri Berpotensi Pengaruhi Kesehatan Fisik dan Mental

Buat kamu yang hobi baca tapi khawatir dengan kesehatan mata, mungkin tips berikut dapat bermanfaat. Apa saja ya?

Membaca sambil berdiri mungkin sekilas tampak keren. Tapi, posisi yang paling dianjurkan adalah membaca sambil duduk tegak. Dengan posisi ini, sirkulasi darah akan lebih lancar ke seluruh tubuh. O ya, pilih kursi dengan sandaran kalau kamu mau membaca dalam waktu lama ya. tulang belakangmu harus ditopang dengan benar.&nbsp;

Manfaat yang diperoleh jika tulang belakang ditopang dengan baik adalah menghindari keluhan seperti nyeri punggung, leher kaku, dan pegal-pegal di bahu. Jaga jarak antara mata dengan buku juga penting diperhatikan. Jangan sampai terlalu dekat ya.&nbsp;

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pastikan untuk mengatur jarak pandang antara mata dengan objek bacaan. Ini sebabnya membaca sambil berbaring nggak disarankan. Jarak pandang bakal lebih dekat dan ini nggak baik. Atur jarak pandangmu antara 25-30 cm.

Selain itu, perhatikan juga arah dan sudut pandang. 
Pandangan mata saat membaca idealnya membentuk sudut 60 derajat. Artinya posisi objek berada di bawah pandangan mata tapi nggak terlalu rendah.


Pencahayaan ruangan ini sangat penting agar kamu dapat melihat objek dengan jelas. Tapi, cahaya ruangan yang sangat terang juga nggak baik untuk mata. Membaca di ruangan yang sangat terang bisa bikin mata silau, sedangkan membaca di ruangan yang redup juga bisa membuat mata menjadi rabun atau penglihatan menjadi buram.&nbsp;

Kedua kondisi itu bikin susah fokus dan mata cepat lelah, meskipun posisi baca sudah benar. Jadi, jangan lupa atur pencahayaan ketika hendak membaca ya.&nbsp;

Terkadang, saking menghayatinya, kamu nggak sadar sudah membaca selama berjam-jam tanpa istirahat. Nah, memforsir mata untuk membaca tana henti sangat nggak dianjurkan. Mata bisa kelelahan.

Istirahatkan mata dengan memberi jeda dan berjalan-jalan melihat pemandangan. Kalau sudah begitu, mata bisa diajak fokus kembali.

Bagi sebagian orang membaca memang candu. Tapi, jangan sampai hal ini menjadi pembenaran posisi baca yang nggak baik ya, Millens. (Hel/MG44/E05)

Inibaru.id - Posisi membaca berkaitan dengan jarak, postur tubuh, serta intensitas cahaya yang ada bisa mempengaruhi kesehatan mata. Sebab, jika membaca dalam keadaan cahaya yang redup bisa menyebabkan gangguan kesehatan mata.

Karena itu, sangat penting untuk membaca dalam posisi yang benar. Posisi membaca yang benar ini dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan lo. Selain untuk menjaga ketajaman mata, juga dapat menjaga mata agar nggak gampang lelah, melancarkan sirkulasi darah, serta meningkatkan konsentrasi.

Membaca dengan posisi yang benar dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Selain untuk menjaga ketajaman mata, hal itu juga dapat menjaga mata agar nggak lelah, melancarkan sirkulasi darah, serta meningkatkan konsentrasi.


Punya Banyak Manfaat, Begini Posisi Membaca yang Benar

Inibaru.id - Agustus ini adalah bulan penghabisan bagi program talkshow yang tayang di Metro TV tersebut. Hal ini diungkapkan sendiri oleh sang pembawa acara cum moderator tunggal, Najwa Shihab, beberapa waktu lalu.
Diunggah di akun Instagram pribadinya, Nana, panggilan akrab Najwa Shihab, menyatakan bahwa episode ke-511 berjudul &ldquo;Eksklusif Bersama Novel Baswedan&rdquo; yang akan tayang akhir Agustus mendatang adalah ujung dari kisah presenter cerdas itu di layar kaca para pemirsa Tanah Air.
Bersamaan dengan konfirmasi berakhirnya Mata Najwa, Nana menyatakan bahwa dirinya juga akan hengkang dari televisi yang telah membesarkan namanya itu. Sedih? Sudah barang tentu.
Beragam spekulasi bermunculan tak lama kemudian. Ada yang bilang, Nana akan dijadikan sebagai kandidat Menteri Sosial (Mensos) di Kabinet Joko Widodo (Jokowi). Rumor itu segera ditepis Nana.
Baca juga: <a href="/hits/ini-tanggapan-metro-tv-pasca-najwa-shihab-mundur" target="_blank">Ini Tanggapan Metro TV Pasca Najwa Shihab Mundur</a>
Sebagaimana diberitakan Tirto.id, ia sendiri mengaku tidak tahu siapa yang menghembuskan rumor itu. Ia memang sering ke Istana dalam beberapa kesempatan terakhir, tapi tidak berurusan dengan reshuffle.
"Saya Duta Baca. Saya ke Istana untuk menyiapkan program literasi dalam rangka perayaan kemerdekaan Indonesia. Itu pun sama sekali tidak bertemu Pak Jokowi, hanya dengan Pak Pratikno (Mensesneg) maupun teman-teman di Kantor Staf Kepresidenan (KSP), terutama Mas Teten Masduki dan Mas Sukardi Rinakit," tegasnya.
Rumor lain yang berhembus, perempuan kelahiran 16 September 1977 ini bukannya hengkang, tapi didepak Metro TV lantaran ngotot untuk mewawancarai Novel Baswedan dan menayangkannya di Metro TV.
Biaya Sendiri
Isu ini diperkuat dengan cerita heroik betapa hebatnya perjuangan Nana mewawancarai Novel. Konon, alumnus sekolah hukum di Melbourne, Australia, ini berangkat ke Singapura atas biaya sendiri.
Ia juga membawa kru juru kamera sendiri, tanpa restu televisi kepunyaan Surya Paloh tersebut. Nah, kemudian, karena tetap ngotot untuk ditayangkan, tamatlah riwayat Nana dan acaranya di Metro TV.
Jika memang benar, kisah ini sebenarnya sangat menarik. Stasiun televisi memiliki otoritas untuk menayangkan suatu acara atau program, berdasarkan berbagai pertimbangan. Jangankan untuk acara yang dibuat swadaya, yang dibiayai perusahaan (televisi) itu sendiri saja bisa jadi batal tayang lantaran suatu pertimbangan tertentu.
Maka, dengan ketiadaan restu, kecil kemungkinan Metro TV justru mengalah &ldquo;hanya&rdquo; demi Nana, kendati dia adalah reporter senior sekalipun.
Baca juga:&nbsp;<a href="/hits/mata-najwa-berhenti-tayang-ada-apa-gerangan" target="_blank">Mata Najwa Berhenti Tayang, Ada Apa Gerangan?</a>
Ibarat pesawat, tayangan Mata Najwa landing dengan smooth, bukan crash. Nana sudah menjelaskan kemungkinan Mata Najwa berakhir sejak jauh-jauh hari. Bahkan, Metro TV juga masih menayangkan &ldquo;kenangan-kenangan&rdquo; indah Nana di Mata Najwa.
Episode final bertajuk "Catatan Tanpa Titik" pun sudah pasti bukanlah tayangan sembarangan dan akan dipersiapkan dengan baik, meski bukan berupa interview live.
Nah, kalau berakhirnya tayangan ini karena konflik antara Najwa dengan Metro TV, mungkinkah ia masih diberi kesempatan berpamitan dengan cara sebaik itu? (IP/IB)

Tayangan yang banyak dinantikan publik Tanah Air, Mata Najwa, menuju final. 

Yakinlah, Najwa Shihab dan Metro TV Baik-baik Saja

Inibaru.id - Tentu saja, keputusannya untuk mundur dari program Mata Najwa merupakan keputusan besar dalam kariernya. Setelah 17 tahun bersama, Najwa ternyata memutuskan untuk mundur dari Metro TV, sekaligus acara Mata Najwa yang selama tujuh tahun terakhir dipandunya.
Menanggapi berita mundurnya Najwa dari Metro TV dan program Mata Najwa, President Director Metro TV Suryopratomo atau yang akrab disapa Tommy unjuk bicara. Suryopratomo mengungkapkan bahwa mundurnya Najwa lantaran Najwa ingin mewujudkan visi pribadinya. Selain berterima kasih, ia juga menyampaikan apresiasi yang besar terhadap kinerja wanita kelahiran Makasar 39 tahun ini.
"Kami sangat berterima kasih kepada Najwa Shihab&nbsp;atas kontribusi yang telah diberikan selama 17 tahun berkarya di Metro TV. Kami akan merasa kehilangan Najwa Shihab sebagai jurnalis dan tuan rumah Mata Najwa, program talkshow yang diminati publik dan telah memberi warna yang signifikan bagi perjalanan Metro TV sebagai televisi berita," kata Tommy dalam keterangan resmi dari stasiun televisi itu yang dimuat di media sosial, Selasa (8/8/2017) malam.
Tommy menambahkan bahwa Metro TV akan selalu mendukung Najwa melangkah di luar stasiun tv berlogo burung rajawali itu. "Kami akan selalu mendukung Najwa untuk berkembang lebih jauh dalam mewujudkan sejumlah rencana yang menjadi bagian dari visi pribadi selama ini," ujar Tommy.
Lebih jauh soal alasan berhentinya Mata Najwa, Tommy mengatakan hal tersebut merupakan pilihan Najwa Shihab.
"Sekarang dia ingin mencoba perjalanan baru. Jadi bukan dihentikan, tapi pilihannya," tutur Tommy.
Memutuskan untuk mundur dari Metro TV membuat banyak masyarakat menyimpan banyak tanya. Tentu bukan keputusan mudah bagi wanita yang familiar dengan sapaan Nana ini, mengingat Metro TV memiliki andil cukup besar dalam membangun kariernya sebagai presenter dan jurnalis. Lantas, apa yang sebenarnya membuat Najwa Shihab mantap untuk mundur dari Metro TV?
Baca juga:&nbsp;<a href="/hits/mata-najwa-berhenti-tayang-ada-apa-gerangan" target="_blank">Mata Najwa Berhenti Tayang, Ada Apa Gerangan?</a>
Seperti yang diungkapkan Najwa lewat akun Instagram pribadinya. Bahwa keputusannya untuk mundur lantaran pilihan dan keputusannya sendiri.
&ldquo;Tujuh belas tahun bukan waktu yang singkat. Rasa bangga menjadi reporter pertama Metro TV, sebagai pemilik kode reporter 01 dalam istilah teman-teman di Kedoya, sampai kapan pun tak akan luntur. Rangkaian perjalanan saya sebagai reporter sebuah TV berita pertama di tanah air terekam dalam, membuat kehidupan jauh lebih kaya serta menjadi bekal berharga untuk terus berkarya sebagai jurnalis,&rdquo; tulis Najwa dalam akun Instagramnya.
Ya, acara&nbsp;Mata Najwa&nbsp;akan berakhir setelah nantinya menayangkan episode wawancara 'Eksklusif Bersama Novel Baswedan'. Mata Najwa akan resmi berhenti setelah tujuh tahun mengudara. (IP/IB)

Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab memutuskan untuk mundur alias tak lagi membawakan acara yang sudah lama menjadi favorit masyarakat itu.

Ini Tanggapan Metro TV Pasca Najwa Shihab Mundur

Inibaru.id - &ldquo;Eksklusif Bersama Novel Baswedan&rdquo; menjadi episode live penghabisan Mata Najwa, yang berisikan wawancara eksklusif petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Talkshow ini ditayangkan pada 26 Juli 2017 silam.
Total, sudah 511 episode dilalui Najwa dan kru sejak kali pertama penayangan tujuh tahun lalu atau tepatnya pada 25 November 2009. Kala itu, &ldquo;Dunia dalam Kotak Ajaib&rdquo; menjadi judul perdana.
&ldquo;Mata Najwa tak akan mengudara lagi,&rdquo; begitu tulis Najwa di akun Instagram pribadinya, @najwashihab.
Kabar ini tentu mengejutkan, lantaran masih banyak orang yang meminati tayangan yang dibawakan dengan santai tapi serius itu. Publik pun bertanya-tanya, ada apa gerangan?
Presenter kondang Metro TV itu menyatakan tayangan berjudul &ldquo;Eksklusif Bersama Novel Baswedan&rdquo; yang tayang 26 Juli 2017 menjadi episode live terakhir Mata Najwa.
Selajutnya, selama bulan Agustus Mata Najwa akan menghadirkan kolase berbagai episode lama yang mereka anggap penting dan berharga. Kemudian, di akhir Agustus, Mata Najwa akan menayangkan episode final bertajuk "Catatan Tanpa Titik". Akhir Agustus itu juga sekaligus akan menjadi pengujung karirnya di Metro TV.
Baca juga:&nbsp;<a href="/hits/ini-tanggapan-metro-tv-pasca-najwa-shihab-mundur" target="_blank">Ini Tanggapan Metro TV Pasca Najwa Shihab Mundur</a>
Ketika dikonfirmasi detikcom, Najwa enggan memberikan keterangan tambahan. Ia berdalih, semuanya sudah dijelaskan di Instagram.
"Semuanya sudah saya jelaskan di media sosial saya. Bisa dikutip dari situ saja, ya," ungkap Nana, panggilan akrabnya.
Untuk lebih lengkap, berikut pernyataan lengkap Najwa Shihab:
"Eksklusif Bersama Novel Baswedan" menjadi episode live terakhir Mata Najwa. Sudah 7 tahun Mata Najwa mengudara. Sejak episode perdana "Dunia dalam Kotak Ajaib" yang tayang pada 25 November 2009 hingga wawancara eksklusif Novel Baswedan pada 26 Juli 2017, total sudah 511 episode Mata Najwa.
Selama tiga pekan ke depan, Mata Najwa akan menghadirkan kolase berbagai episode lama yang kami anggap penting dan berharga. Pada pengujung Agustus, Mata Najwa akan tiba pada episode final: "Catatan Tanpa Titik".
Namun Agustus bukan hanya menjadi yang terakhir bagi Mata Najwa saja. Menjadi reporter Metro TV pada bulan Agustus 2000, perjalanan saya bersama Metro TV juga akan berakhir pada bulan yang sama. Ini adalah Agustus penghabisan.
Tujuh belas tahun bukan waktu yang singkat. Rasa bangga menjadi reporter pertama Metro TV, sebagai pemilik kode reporter 01 dalam istilah teman-teman di Kedoya, sampai kapan pun tak akan luntur. Rangkaian perjalanan saya sebagai reporter sebuah TV berita pertama di tanah air terekam dalam, membuat kehidupan jauh lebih kaya serta menjadi bekal berharga untuk terus berkarya sebagai jurnalis.
Terima kasih tiada tara pada keluarga besar Metro TV. Juga kepada semua pihak yang telah bermitra dan mendukung, terutama pemirsa yang selama ini menemani saya dan Mata Najwa.
Salam,
Najwa Shihab
(IP/IB)

Tiada yang kekal selamanya. Satu-satunya yang tidak berubah, ya, perubahan itu sendiri. Pun halnya dengan tayangan “Mata Najwa” yang sangat khas dibawakan Najwa Shihab di stasiun swasta Metro TV.

Mata Najwa Berhenti Tayang, Ada Apa Gerangan?

inibaru.id-Pilkada DKI tak dimungkiri mencuri perhatian banyak masyarakat. Tak hanya warga DKI tapi juga masyarakat Indonesia di luar Jakarta. Tak sedikit dari masyarakat antusias mengikuti perkembangan berita terkait calon yang akan memimpin DKI selama lima tahun ke depan, termasuk memantau track record kedua pasangan calon.
Untuk mengetahui performa kedua pasangan calon sehingga memudahkan pemilih dalam menentukan pilihannya, beberapa acara debat pun digelar. Belum lama ini debat Pilkada DKI digelar oleh Mata Najwa, salah satu program unggulan Metro TV.
Debat yang digelar pada Senin (27/3) itu bisa dibilang sukses menyajikan format debat yang berbeda dari biasanya. Seperti yang kita tahu, selama ini debat pemilihan pejabat publik di Tanah Air&nbsp;berlangsung dalam format yang kaku. Selain itu biasanya&nbsp;dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis atau moderator&nbsp;cenderung searah.
Interaksi antar&nbsp;kandidat pun kurang luwes dan terkesan monoton. Pasalnya, debat tersebut biasanya hanya sebatas pada format &ldquo;saling bertanya&rdquo;. Dengan setingan semacam itu masing-masing kandidat hanya akan berbicara terkait&nbsp;isu yang diyakini menguntungkan posisi&nbsp;mereka.
Berangkat dari pemikiran semacam itu, tim program Mata Najwa Metro TV mencoba mengemas debat pilkada ke dalam format yang lebih segar dan berbobot. Seperti dituturkan Najwa Shihab dalam kompas.com, debat pilkada DKI yang digelar Mata Najwa terinspirasi keseruan debat final pemilihan Presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Hillary Clinton beberapa waktu lalu.
Selain gaya yang mengasyikkan&nbsp;dari masing-masing kandidat, adu argumen pun terjadi sangat luwes karena debat diramu dalam diskusi terbuka yang tidak dibatasi durasi maupun aturan yang terlalu ketat.
Kontes Politik
Debat capres di televisi AS tampak menjadi instrumen utama dalam kontes politik yang mendapat perhatian sangat serius di AS.&nbsp;Tim Mata Najwa terinspirasi mengadopsi acara debat semacam itu dengan tujuan memberikan kesempatan maksimal pada pemilih untuk mendapatkan informasi dan membandingkan pilihan mereka.
Dalam format diskusi terbuka yang dirancang,&nbsp;kandidat dituntut untuk beradu argumen secara langsung atas topik yang ditentukan oleh moderator.&nbsp;Durasi yang lebih fleksibel juga membuat para kandidat leluasa berbicara sembari menyampaikan data yang relevan, mengatur ritme, hingga mengontrol emosi.
Hampir tidak ada sekat dalam proses pertukaran ide. Masing-masing kandidat harus saling beradu pendapat secara cepat dan terkadang spontan. Dengan format ini kandidat tidak hanya dituntut piawai menyampaikan pendapat tapi juga peka untuk mendengarkan jawaban lawan.&nbsp;
Metro TV dan Mata Najwa bisa dibilang sukses menyajikan debat berkualitas dengan format yang lebih segar, informatif dan edukatif bagi para pemirsanya.&nbsp;(IP)

Mata Najwa Sukses Kemas Format Baru Debat Pilkada

inibaru.id -&nbsp;Talkshow politik biasanya identik dengan konsep yang serius, berat, dan menjemukan. Tapi hal itu tak terbukti untuk program talkshow unggulan Metro TV &ldquo;Mata Najwa&rdquo;. Talkshow yang kerap mengusung tema-tema politik itu nyatanya begitu digandrungi dan ditunggu-tunggu banyak pemirsanya.
Memperbincangkan politik rupanya juga bisa seru dan tak memuakkan. &ldquo;Mata Najwa&rdquo; bisa dibilang telah berhasil mengemas acara secara apik sehingga mampu mencuri perhatian banyak pemirsa. Kita sepakat bahwa bagi politisi, politik itu sekadar logika, tapi di mata publik, politik adalah perkara perasaan. Ramuan itulah yang dengan piawai diracik oleh tim &ldquo;Mata Najwa&rdquo; untuk menyihir pemirsa di layar kaca.
Program talkshow yang dipandu oleh jurnalis senior, Najwa Shihab ini sukses membawa pulang berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri. Beberapa diantaranya adalah selama tiga tahun berturut-turut sejak 2010 hingga 2012, Mata Najwa berhasil terpilih sebagai Brand yang paling direkomendasikan oleh Majalah SWA. Di tahun 2010, episode "Separuh Jiwaku Pergi" terpilih menjadi salah satu nominasi The 15th Asian Television Awards untuk kategori "Best Current Affair Program".
Di tahun 2011 Mata Najwa mendapat anugerah Dompet Dhuafa Award sebagai talkshow terinspiratif. Di tahun yang sama, Mata Najwa menyabet gelar jawara pada Rolling Stone Editor' Choice Awards&nbsp;dalam kategori "Talkshow of the Year". Pada 2013, 2014 dan 2016 lalu &ldquo;Mata Najwa&rdquo; sukses dengan penghargaan KPI Awards sebagai "Program Talkshow Terbaik", dan masih banyak lagi penghargaan-penghargaan lainnya.
Sejak tayangan perdananya pada 25 November 2009, program yang tayang tiap Rabu pukul 20.05 hingga 21.30 WIB ini konsisten menghadirkan topik-topik menarik dengan narasumber jempolan. Sejumlah tamu kelas satu telah hadir dan berbicara di Mata Najwa, diantaranya Presiden Joko Widodo, mantan Presiden RI BJ Habibie, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan masih banyak lagi.
Tak berhenti di situ, &ldquo;Mata Najwa&rdquo; juga pernah menghadirkan tayangan eksklusif di dalam sel tahanan Lapas Sukamiskin dan Rutan Cipinang dalam episode "Penjara Istimewa". Di tayangan tersebut, Najwa ikut melakukan inspeksi mendadak dan berbincang langsung dengan terpidana kasus korupsi, Gayus Halomoan Tambunan, Adrian Waworuntu, Agusrin Najamuddin dan Anggodo Widjojo.
Lewat program tayangan &ldquo;Mata Najwa&rdquo;, Metro TV bisa dibilang telah sukses memberikan sajian yang edukatif dan informatif pada masyarakat. Program tayangan semacam itulah yang banyak dinanti masyarakat Indonesia di tengah-tengah program hiburan yang mengesampingkan sisi edukasi, informasi dan inspirasi. (IP)

politik biasanya identik dengan konsep yang serius, berat, dan menjemukan. Tapi hal itu tak terbukti untuk program unggulan Metro TV yang kerap mengusung tema-tema politik itu nyatanya begitu digandrungi dan ditunggu-tunggu banyak pemirsanya.