Inibaru.id - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, kembali menyoroti pentingnya dukungan global dalam perjalanan transisi ke energi bersih dalam forum Berlin Global Dialogue (BGD).
Acara yang menjadi panggung pertama tahun 2023 ini menghimpun para pemimpin negara, pengusaha, dan akademisi untuk membahas isu-isu krusial seputar energi, perubahan iklim, dan peluang pembiayaan yang relevan.
Sebagai negara yang telah berkomitmen tinggi dalam menurunkan emisi, Indonesia membutuhkan dukungan keuangan dari berbagai sektor, khususnya untuk mengakselerasi transisi ke energi bersih dengan kebutuhan dana mencapai Rp3.500 triliun atau setara dengan USD246 miliar guna mencapai target pengurangan emisi di sektor energi.
Menkeu menegaskan bahwa pemerintah Indonesia, dengan kapasitas fiskal yang solid, telah menyiapkan beragam instrumen, termasuk regulasi dan dukungan fiskal, untuk memfasilitasi pelaksanaan transisi ke energi bersih di negara ini.
Pemerintah juga telah secara proaktif mendorong partisipasi sektor swasta dalam upaya global menghadapi perubahan iklim, termasuk pendirian pasar karbon pada tanggal 26 September 2023 lalu.
Dalam konteks transisi energi, Menkeu menekankan pentingnya memastikan keadilan dan keterjangkauan bagi semua pihak, termasuk pertumbuhan berkelanjutan bagi ekonomi nasional agar dapat mencapai status sebagai negara maju. Oleh karena itu, komitmen dukungan keuangan dari komunitas internasional dan sektor swasta perlu diwujudkan dengan segera.
Menkeu juga menginformasikan bahwa pada forum G20 tahun sebelumnya, Indonesia telah memperkenalkan Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform sebagai bentuk pendanaan bersama untuk mendukung transisi ke energi bersih di Indonesia.
Selain itu, sebagai Ketua ASEAN tahun 2023, Indonesia merilis ASEAN Green Taxonomy versi 2, yang mencakup penghentian awal investasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagai jenis investasi hijau.
Meskipun beberapa komitmen internasional, seperti dari Climate Investment Fund (CIF) sebesar USD500 juta dan Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar USD20 miliar belum sepenuhnya terwujud, Menkeu menyimpulkan bahwa Indonesia berambisi menjadi contoh keberhasilan transisi energi hijau secara global.
Karena itu, rencana ini membutuhkan dukungan penuh dari pemerintah, komunitas internasional, dan sektor swasta.
Gimana nih, menurutmu, Millens? Apakah Indonesia bakal berhasil melakukan transisi ini atau masih bakal menjadi mimpi setengah hati? (Siti Zumrokhatun/E10)