Inibaru.id – Ketika dadu selesai dilempar, kamu berjalan. Inilah ular tangga, permainan papan yang konon sudah dikenal sejak abad ke-18, meski ada pula yang mengatakan jauh sebelumnya, yakni sekitar 1300-an. Cara bermainnya sederhana: tangga berarti naik, ular berarti turun.
Kapan ular tangga mulai dikenal orang memang masih jadi perdebatan, tapi hampir semuanya sepakat, permainan yang hanya bertumpu pada keberuntungan melempar angka dadu ini bermula dari India. Ia diciptakan oleh Saint Gyandev dengan nama Vaikuntapali.
Versi permainan ini nggak cuma satu. Ada gaya Jainisme, Hindu, Islam, dan Buddha, yang dimainkan hingga kini. Oya, seperti dikatakan sebelumnya, cara bermain papan ini sangatlah sederhana, jauh berbeda dengan catur, permainan papan yang juga konon berasal dari India.
Mengandalkan Kemujuran
Jika catur dimainkan dengan penuh strategi, ular tangga hanya mengandalkan kemujuran untuk menang. Dulu, permainan ini dijadikan salah satu metode para pendeta untuk bermeditasi dan mengajarkan moral. Jadi, selain khotbah, mereka juga menggunakan ular tangga untuk mengajarkan karma kepada anak-anaknya.
Dalam agama apa pun,ular tangga memakai nama-nama berbeda, seperti Gyan Chauper, Moksha Patma, dan Paramapada Sopanapata. Istilah-istilah ini bisa diterjemahkan sebagai permainan pengenalan diri atau permainan langkah utama menuju ke arah yang lebih tinggi.
Jadi, begini, ular sering dianggap menjadi simbol sifat buruk yang membuat seseorang nggak akan pernah maju dan harus menanggung akibatnya. Sementara, tangga dimaknai sebagai perbuatan baik yang bisa mengantarkan seseorang ke tempat yang lebih tinggi dari seharusnya. Paham kan kenapa ketika berhenti pada gambar ular harus turun dan naik saat dapat tangga?
Angka Dalam Ular Tangga
Mungkin kamu belum tahu kalau angka-angka dalam papan ular tangga ternyata memiliki korelasi dengan sifat buruk atau kebajikan tertentu. Contohnya, Iman (12), Keandalan (51), Kedermawanan (57), Pengetahuan (76) dan Asketisme (78).
Selain itu, angka lain dalam permainan yang umumnya terbagi menjadi 100 kotak itu adalah Ketidaktaatan (41), Kesombongan (41), Kesombongan (44), Vulgar (49), Pembunuhan (73), Amarah (84), Keserakahan (92), Kesombongan (95), dan Nafsu (99).
Ini terdapat dalam khasanah sejarah Hindu yang mencakup filsafat Karma, Kama, dan Moksha, yaitu takdir, keinginan, dan keselamatan.
Perbuatan Baik dan Buruk
Jika seseorang melakukan perbuatan baik dan mampu menahan diri, kemungkinan dia mencapai pembebasan. Sebaliknya, perbuatan buruk yang dilakukan bakal membuat dia lahir kembali sebagai jiwa yang lebih rendah.
Oya, kalau kamu perhatikan, jumlah ular jauh lebih banyak ketimbang tangga. Maknanya, dalam hidup kesulitan lebih sering terjadi dan menemukan jalan yang benar itu nggak gampang. Wah, benar banget!
Bentuk tangga juga nggak sama pada setiap versi, Millens. Dalam Ular Tangga versi muslim, tangga dibuat lebih pendek. Hal ini menggambarkan bahwa jalan menuju kebenaran dilakukan secara bertahap. Variasi ini bergantung pada tempat, budaya, dan agama penggunanya.
Baca Juga:
Yang Mesti Kamu Tahu tentang Gobak SodorNenek Moyang Ular Tangga
Dulu, permainan ini dibuat di atas selembar kain atau kertas. “Mainan” ini diperlakukan bak naskah. Papan bakal dihias secara rumit dan memuat banyak pesan bijak keagamaan, pola arsitektur, dan tumbuh-tumbuhan.
Selain itu, papan ini juga dilengkapi dengan tokoh-tokoh suci dan pemandangan surga dan neraka. Sebelum menggunakan dadu dan bidak seperti sekarang, orang menggunakan kerang dan potongan-potongan kayu.
Barangkali karena cara mainnya simpel atau hendak menguji keberuntungan, permainan ini sangat populer. Pada abad ke-19, Inggris memodifikasi Ular Tangga menjadi The Ladder to Salvation (Tangga Keselamatan) dan mengimpornya ke Eropa.
Barulah pada 1942 permainan ini diperkenalkan di Amerika Serikat dengan modifikasi dan dinamai Chutes and Ladders (Perosotan dan Tangga). Modifikasi tersebut membuat permainan ini hanya dipakai untuk mengisi waktu. Kesan filosofisnya jadi nggak ada. Tapi tetap, kamu butuh keberuntungan!
Eh, ngomong-ngomong, kamu suka main ular tangga nggak nih? Lebih sering turun apa naik, Millens? (Kek,Bo,IDN/IB21)