Inibaru.id – Sembuh dari Covid-19 bukan berarti lepas dari berbagai masalah kesehatan. Hal ini diungkapkan oleh ribuan orang yang masih mengalami gejala setelah dinyatakan sembuh dari Covid-19 ini.
Berbagai gejala yang dialami oleh mereka bermacam-macam, mulai dari demam, kabut otak, mimisan, kehilangan memori, sesak napas, kehilangan penglihatan dan lainnya. Bertambahnya kasus Covid-19 di berbagai negara juga berarti bahwa pasien yang sembuh dan mengalami gejala juga akan semakin banyak.
Hector Martinez (33) adalah salah satu penyintas Covid-19. Sebelum terinfeksi Covid-19, dirinya mengaku nggak memiliki masalah kesehatan mental apapun. Namun kini, dirinya merasakan kecemasan dan depresi.
Martinez mengaku empat bulan setelah merasakan gejala pertama, dia masih merasakan sakit, kelelahan, dan mengalami kabut otak.
“Pada beberapa hari aku merasa bahagia tapi beberapa hari lainnya aku merasa tidak memiliki perasaan apapun,” ungkapnya.
Lelaki yang juga merupakan tukang listrik tersebut juga mengaku nggak bisa mengingat bagaimana memasang sakelar lampu saat kembali bekerja pada Juli lalu.
“Rasanya seperti aku pertama kali melakukannya. Aku menangis di perjalanan pulang dan berpikir, mengapa ini bisa terjadi padaku?,” keluhnya.
Belum Jadi Pehatian Serius
Sayangnya, gejala akibat virus Corona yang menetap ini masih belum menjadi perhatian serius. Banyak negara yang masih berlomba menemukan vaksin. Namun, beberapa dokter menyadari hal tersebut. Ahli saraf Svetlana Blitshteyn mengatakan pernah merawat beberapa pasien dengan kasus seperti Martinez.
Beberapa pasien datang ke kliniknya dengan gejala baru seperti kelelahan, pusing, kesulitan berdiri, jantung berdebar, sesak napas, hingga nggak mampu berolahraga seperti sebelumnya.
“Atau mereka juga mengalami sakit kepala, mati rasa, gangguan tidur, masalah kognitif, serta masalah suasana hati,” jelasnya.
Sementara itu, ahli jantung Saiya Khan mengungkapkan bahwa para penyintas Covid-19 yang ditemuinya kerap mengalami kelelahan.
“Yang kami temukan adalah mereka merasa lelah luar biasa beberapa minggu atau bulan setelahnya,” ungkap Khan.
Sebuah studi tentang gejala virus Corona yang menetap menemukan bahwa 87 persen pasien setidaknya mereka mengalami satu gejala menetap.
Awal pandemi lalu, otoritas kesehatan mengatakan bahwa pemulihan Covid-19 biasanya butuh waktu dua minggu dan orang tua punya risiko yang lebih tinggi. Namun pada Juli, jelas bahwa 20 persen dewasa muda tanpa penyakit penyerta tetap mengalami gejala bahkan hingga tiga minggu setelah dinyatakan positif.
Akibat hal ini, Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) kini menyadari bahwa Covid-19 dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan.
Di Indonesia belum ada laporan penyintas mengalami gejala-gejala khusus usai sembuh dari Covid-19. Duh, semoga nggak ada kasus seperti ini di Indonesia ya, Millens! (Kom/IB27/E05)