Inibaru.id – Manusiawi jika seseorang merasa cemas akan sesuatu. Nggak berlebihan juga ketika dia menunjukkannya melalui perkataan maupun tingkah laku. Namun, bagaimana jika seseorang selalu tampak tenang meskipun dia sebenarnya sangat tertekan? Itulah sindrom bebek atau duck syndrome.
Sindrom ini terjadi ketika seseorang menciptakan ilusi kehidupan yang sempurna, tapi sebenarnya sedang tertekan di dalam untuk mempertahankan semuanya.
Diberi istilah sindrom bebek karena mirip seperti tingkah bebek yang mengayuh dengan cepat di bawah permukaan air, tapi tetap tenang di permukaan.
Sebagai informasi, duck syndrome ini bukan penyakit mental lo. Mengutip Psych Central, sindrom ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang mengalami kekalutan mental. Dia berusaha mencari solusi agar fisik dan mental tetap stabil.
Kali pertama istilah sindrom ini muncul di Universitas Stanford karena kebanyakan penderitanya merupakan mahasiswa. Meskipun sangat tertekan karena menghadapi tes dan tugas yang nggak sedikit, tapi mereka tetap datang ke kampus dengan rapi seperti nggak ada masalah.
Sebab Seseorang Menderita Duck Syndrome
Ada sejumlah penyebab seseorang mengalami sindrom bebek ini. Pertama adalah perasaan cemas ketika orang lain tahu kehidupan kita yang nggak sempurna. Dia merasa nggak ada orang yang dapat memahami atau mengalami kejadian buruk.
Kedua, dipaksa oleh lingkungan untuk selalu adaptif dan responsif menghadapi segala situasi. Bukan cuma itu, mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan cemas, bisa jadi tanda seseorang memiliki sindrom bebek ini.
Tanda dan Gejala Penderita Duck Syndrome
Dilansir Medicine Net, duck syndrome kerap diidap mereka yang memiliki masalah kesehatan mental seperti depresi dan cemas. Karena itu, tanda dan gejala yang muncul bisa bervariasi.
Namun, ada beberapa tanda dan gejala umum yang ditunjukkan seperti:
- Kerap membandingkan diri dengan orang lain dan merasa lebih buruk dari orang tersebut.
- Kesulitan mengutarakan masalah pada orang lain.
- Merasa gagal memenuhi tuntutan hidup.
- Berusaha tampil sempurna biar nggak dikritik.
- Merasa orang lain memanipulasi situasi untuk menguji pekerjaannya.
Meskipun kamu memiliki beberapa tanda di atas, masih perlu dilakukan serangkaian tes. Nantinya gejala duck syndrome bakal dicocokkan dengan kondisi medis lain seperti depresi, gangguan kecemasan, atau penyakit mental lainnya. Intinya, kamu nggak bisa melakukan diagnosis mandiri.
Kamu butuh mendatangi psikolog dan psikiater untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Bukan nggak mungkin kamu bakal diresepkan obat-obatan tertentu. Jangan salah, jika penanganan nggak tepat kecacatan bakan kematian dini bisa saja terjadi.
Gimana, apa kamu merasa memiliki sindrom bebek, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)