Bibit siklon kedua, yaitu 93S ada di selatan Pulau Sumba
dengan kecepatan angin maksimum 28 kilometer per jam dan tekanan udara paling
rendah 1003 hPA. Layaknya 91S, bibit siklon ini terus menjauhi wilayah
Indonesia dan bergerak ke arah barat daya. Potensi jadi siklon tropis juga
rendah dalam 24 jam ke depan.

Nah, suspect area ada di selatan Kepulauan Tanimbar,
Maluku, tepatnya di Laut Arafuru. Kecepatan anginnya ada di angka 9-19
kilometer per jam dengan tekanan udara di angka kurang lebih 1007 hPa.

“Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lewat
TCWC Jakarta terus memantau ketiganya,” ucap Kepala Pusat Meteorologi Publik
BMKG Andri Ramdhani sebagaimana dilansir dari Kompas, Minggu
(8/12/2024).

Meski peluang untuk jadi siklon tropis rendah, nyatanya
ketiga bibit siklon ini punya potensi bikin dampak nggak langsung bagi cuaca di
Indonesia. Berikut adalah diantaranya.

Ada potensi hujan lebat dengan angin kencang di Provinsi
Sumbar, Bengkulu, Jawa Barat, dan Banten. Potensi hujan sedang hingga lebat
dengan angin kencang di Jateng, DIY, Jatim, Bli, NTB, NTT, Maluku bagian
selatan, Papua bagian selatan, dan Sulawesi Selatan.

Ada potensi gelombang laut tinggi 1,25 meter sampai 2,5
meter di Samudra Hindia dari perairan barat Aceh, Kepulauan Mentawai, perairan
selatan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Selat Bali, hingga perairan
Bali sampai NTT, Laut Flores, Laut Banda, dan perairan di Kepulauan Sermata,
Tanimbar, Kai, Aru, dan Laut Arafura bagian barat.

Ada potensi gelombang laut tinggi 2,5 meter sampai 4 meter
di perairan Bengkulu, perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan dan
barat.

Semoga saja ya, dampak cuaca ekstrem akibat
ketiga bibit siklon ini nggak separah potensinya! Selalu jaga kesehatan dan
persiapkan diri menghadapi musim hujan, ya!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Yang namanya musim hujan seperti
sekarang, wajar jika hujan turun setiap hari. Tapi, selain hujan yang rutin turun,
belakangan di sekitar wilayah Indonesia juga muncul tiga bibit siklon tropis. Satu di Samudra Hindia, satu di perairan selatan Nusa Tenggara, sementara
sisanya ada di selatan Maluku, Millens.

&nbsp;Ketiga bibit siklon
tropis ini bernama 91S, 93S, dan yang terakhir masih disebut sebagai suspect
area saja. Bibit 91S bisa ditemukan di Samudra Hindia yang ada di barat
daya Provinsi Lampung yang memiliki kecepatan angkin maksimum hingga 46
kilometer per jam dengan tekanan udara paling rendah 1002 hPa. Bibit siklon ini
terus bergerak menjauh dari Indonesia ke arah selatan dengan peluang untuk berubah
jadi siklon tropis dalam 24 ke depan cukup rendah.

BMKG menyebut ada tiga bibit siklon yang muncul di bagian selatan Indonesia. Apakah berpotensi bisa menyebabkan cuaca ekstrem? Berikut prediksinya.

Ada Tiga Bibit Siklon Tropis Kepung Indonesia, Apa Dampaknya?

Proses real count dilakukan secara manual, berjenjang dari tingkat TPS hingga KPU pusat. Tahapan ini memerlukan waktu kerena melibatkan verifikasi setiap formulir C1 untuk memastikan nggak ada kesalahan.

Nah, meski masih beberapa hari lagi, sudah ada daerah-daerah tertentu yang hasil finalnya bisa kita ketahui. Seenggaknya ada lima daerah yang proses rekapitulasi suara Pilkada 2024 telah usai dan memasuki tahap penetapan hasil, yaitu Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan Bali. Yuk, simak bagaimana hasilnya!

Secara kumulatif, dari enam wilayah Jakarta: Kepulauan Seribu, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan, pasangan Pramono-Rano unggul dengan total 2.183.239 suara. Posisi kedua ditempati Ridwan-Suswono (1.718.160 suara), sementara Dharma-Kun mengumpulkan 459.230 suara.  

Ketua KPU Jakarta&nbsp;Wahyu Dinata menyebut, hasil ini baru dalam tahap penetapan rekapitulasi suara, bukan penetapan gubernur dan calon gubernur.

Rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi di Banten telah disahkan pada Sabtu 7 Desember 2024. Pasangan calon nomor urut 02, Andra Soni-Dimyati Natakusumah, memimpin perolehan suara dengan 3.102.501 suara atau 55,8 persen. Mereka unggul atas pasangan nomor urut 01, Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi, yang memperoleh 2.449.183 suara atau 44,12 persen.  

Namun, proses rekapitulasi diwarnai protes dari saksi pasangan Airin-Ade terkait dugaan pelanggaran terstruktur, sistematis, dan masif, seperti pembagian bantuan dan amplop. Meski begitu, hasil tetap ditetapkan dengan keunggulan pasangan Andra-Dimyati di enam wilayah dari delapan kota/kabupaten di Banten.

Hasil rekapitulasi Sumatera Utara tingkat kabupaten/kota menunjukkan dinamika menarik. Di Kota Binjai, pasangan Edy Rahmayadi-Hasan Basri unggul dengan 65.474 suara, mengalahkan Bobby Nasution-Surya yang mendapatkan 53.244 suara. Sebaliknya, di Kabupaten Langkat, Bobby-Surya unggul telak dengan 241.686 suara dibandingkan Edy-Hasan yang hanya memperoleh 146.318 suara.  

Total suara sah di kedua wilayah ini adalah 506.722, dengan jumlah suara tidak sah mencapai 26.529. Hasil akhir rekapitulasi tingkat provinsi akan diumumkan pada 15 Desember mendatang.

Pilgub Jawa Tengah menghasilkan kemenangan besar bagi pasangan nomor urut 2, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, yang memperoleh 11.390.191 suara. Mereka mengungguli pasangan nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, yang mendapatkan 7.870.084 suara.  

Ketua KPU Jateng, Handi Tri Ujiono mengungkapkan bahwa pasangan Luthfi-Yasin unggul di 32 kabupaten/kota dari total 35 wilayah di Jawa Tengah. Tingkat partisipasi masyarakat dalam Pilkada ini meningkat dibandingkan Pilkada sebelumnya, meski masih lebih rendah dibandingkan Pilpres.

Rekapitulasi suara Pilkada Bali yang digelar di Badung, Minggu 8 Desember masih menunjukkan proses penghitungan. Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan menyebut hasil penghitungan dari sembilan kabupaten/kota di Bali sedang dalam tahap validasi.

Bagaimana hasil rekapitulasi suara Pilkada 2024 di lima daerah tersebut, Millens? Apa sesuai dugaanmu? (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 telah memasuki tahap penghitungan dan rekapitulasi suara. Prosesnya dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara bertahap agar hasilnya transparan dan akurat. Jika seluruh proses selesai, maka hasil rekapitulasi suara secara keseluruhan akan diumumkan. Menurut rencana, pengumuman hasil Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada 15 Desember 2024.

KPU menghitung suara resmi menggunakan metode real count, yaitu menggunakan formulir C1 yang dikumpulkan dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS). Nggak seperti quick count yang berbasis sampel, real count mencakup seluruh data suara secara lengkap dan menjadi dasar resmi untuk menetapkan pemenang.

Meski hasil rekapitulasi suara Pilkada 2024 secara keseluruhan diumumkan pada 15 Desember 2024, kita tetap bisa menilik hasil dari beberapa daerah. Seperti apa rekapitulasi di Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan Bali?

Menilik Hasil Rekapitulasi Suara Pilkada 2024 di Lima Daerah

Pada musim kemarau atau saat cuaca cerah,&nbsp;aktivitas pembuatan genting biasanya lebih meriah. Para pekerjanya nggak hanya didominasi lelaki, tapi juga para perempuan; meski kebanyakan sudah berusia paruh baya. Kentara sekali mereka menjalani profesi tersebut dengan penuh kebanggaan.

Mukhid, pengrajin genting asal Dukuh Papringan Dondong, Desa Papringan mengatakan, membuat genting adalah keterampilan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Inilah yang membuat lelaki 46 tahun itu bertahan, karena profesi tersebut bukan cuma sarana untuk bertahan hidup, tapi juga bagian dari identitas.

Ditemui Inibaru.id di tempat kerjanya beberapa waktu lalu, Mukhid mengatakan, pengrajin genting di desanya sejauh ini bisa bertahan karena memilih mempertahankan kualitas. Kualitas genting ditentukan dari bahan utamanya, yakni tanah liat.

"Sayangnya, bahan itu nggak bisa kami dapatkan di sini, jadi harus mendatangkan dari luar desa," terangnya sembari tangannya tetap sibuk bekerja. "Kami datangkan dalam jumlah besar, bisa sekaligus empat sampai tujuh dump truck."

Setelah tiba, dia melanjutkan, tanah liat disiram air biar lunak, lalu dimasukkan ke dalam mesin molen untuk digiling menjadi adonan halus siap cetak. Setelah itu, adonan dicetak menggunakan alat pres sederhana yang pengoperasiannya masih memakai tenaga manusia.

"Mesin pres mencetak adonan menjadi genting setengah jadi; tapi kami masih mengandalkan tenaga manusia, jadi butuh keterampilan dan ketelitian biar hasilnya bagus," paparnya.

Dalam sekali proses,&nbsp;Mukhid bisa mencetak sekitar 15 ribu genting, yang kemudian diangin-anginkan dulu di tempat teduh alih-alih langsung dijemur di bawah terik matahari. Menurut dia, proses ini wajib dilakukan untuk mencegah keretakan lantaran genting kehilangan kelembapan terlalu cepat.

"Setelah itu tahap 'ngerik' atau mengikis sisa-sisa cetakan untuk memastikan permukaan genting benar-benar mulus. Proses ini harus detail dan membutuhkan kesabaran," ujarnya.

Jika proses pengerikan selesai, barulah genting dijemur hingga kering menggunakan bantuan terik matahari. Pada musim kemarau, proses pengeringan biasanya memakan waktu sehari saja. Namun, pada musim penghujan, tahap ini perlu 3-4 kali jemur.

"Tahap terakhir barulah pembakaran, yang dilakukan di tungku tradisional yang disebut gobog. Satu kali proses pembakaran membutuhkan satu truk kayu bakar untuk memastikan suhu tetap tinggi dan merata selama sehari semalam," jelasnya.

Di tengah sengitnya persaingan produk-produk atap rumah yang menawarkan berbagai keunggulan dan kemutakhiran teknologi dalam proses pembuatannya, genting buatan Mukhid yang dilabeli "Langgeng Jaya" tetap eksis dengan cara pembuatan konvensional. Namun, justru karena inilah ia menjadi autentik.&nbsp;

Mukhid mengklaim, genting bikinannya nggak akan retak dalam waktu yang sangat lama, kokoh, rapi, dan terlihat molek saat dipasang karena memiliki warna yang khas. Menurutnya, hal tersebut nggak lepas dari cara penanganan yang baik saat proses pembakaran.

"Suhu tinggi yang konsisten dan merata selama semalaman menjadi kunci untuk menghasilkan genting yang kuat, tahan lama, dan memiliki warna yang khas," simpulnya sembari menunjukkan produk genting bikinannya yang sudah siap jual. "Pengrajin di Papringan terbiasa menggunakan cara ini."

Oya, genting-genting di Desa Papringan dipasarkan ke berbagai daerah dengan harga Rp1.200 per biji. Nggak hanya untuk memenuhi market lokal, buah karya autentik dari desa ini juga dipasarkan ke luar kota, lo! Keren, kan? (Imam Khanafi/E03)

Inibaru.id
– Pagi yang cerah di&nbsp;Desa Papringan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus, selalu diawali dengan asap yang mengepul dari rumah-rumah pembakaran genting milik warga. Aromanya khas, seperti petrikor yang menguar sehabis hujan, tapi lebih kering dan menusuk hidung.

Untuk yang belum tahu, Papringan adalah salah satu desa penghasil genting tanah liat yang cukup besar di Kudus. Di tengah kemunculan atap modern yang dalam beberapa hal lebih praktis dan murah, para pengrajin di desa ini bertahan dengan memproduksi genting yang konon merupakan warisan turun-temurun.

Bagi sebagian warga Desa Papringan, menjadi pengrajin genting bukan cuma untuk bertahan hidup, tapi juga upaya mempertahankan warisan budaya, yang mereka jalani dengan penuh kebanggaan.

Produksi Genting di Desa Papringan, Tetap Autentik dengan Cara Tradisional

Berkat rekor ini, perempuan setinggi 185 sentimeter asli
Jember, Jawa Timur jadi pemain asing kuota Asia lainnya yang mampu menembus
1.000 poin di Liga Voli Korea.

Dari total 1.000 poin tersebut, Megawati meraup 736 poin selama
musim 2023/2024. Total poin ini membuatnya masuk peringkat ke tujuh dalam
daftar top skor musim dan hanya kalah seperingkat dari legenda voli Korea Kim
Yeon-koung yang membela Incheon Heungkuk Pink Spider (775 poin). Nama terakhir
dinobatkan jadi MVP musim tersebut, lo.

Pada musim tersebut pula, dia mampu membawa Red Sparks yang
tampil loyo pada musim sebelumnya menembus babak play-off dan mengakhiri musim
di peringkat tiga.

Musim ini sendiri, meski penampilan Red Sparks nggak
sestabil musim lalu, Mega masih mampu meraup 274 poin. Total angka ini
membuatnya ada di peringkat keempat daftar top skor sementara Liga Voli Korea
2024/2025 di bawah Leaetitia Moma Bassoko, Bukilic, dan Viktoriia Danchak. Nama
terakhir yang membela IBK Altos tersebut sudah membukukan 353 poin, lo!

Terkait dengan rekor ini, Megawati mengaku bangga. Hal ini
dia ungkap saat diwawancarai media setempat usai pertandingan melawan Hi-Pass.

“Saya bangga karena sudah bisa membuktikan bahwa pemain
asing kuota Asia bisa melakukannya juga (memecahkan rekor) ini. Saya merasa
terhormat bisa melakukan hal ini di Korea,” ucapnya sebagaimana dinukil dari TheSpike,
Sabtu (7/12/2024).

Di sisi lain, Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin juga berharap
Mega bisa terus mencetak rekor demi rekor di Liga Voli Korea.

“Saya sampai terpikir apakah bakal ada pemain seperti Mega
dari kuota Asia di masa depan. Saya harap dia bisa lama bertahan di Liga Voli
Korea dan bermain dengan baik di tim kami,” ucap sang pelatih.

Red Sparks kini masih bertengger di peringkat keempat
klasemen Liga Voli Korea musim ini dengan 7 kemenangan dan 6 kekalahan dan poin
21. Kesempatan untuk masuk babak play-off masih terbuka andai mereka mampu
meningkatkan permainan. Semoga saja Megawati dan rekan-rekannya bisa terus
tampil apik dan mampu melakukannya!&nbsp;(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Dalam dua tahun belakangan, nama
Megawati Hangestri Pertiwi benar-benar harum di V-League, Liga Voli Korea Selatan.
Belum genap dua tahun bermain di liga tersebut membela Daejeon Jung Kwan Jang
Red Sparks, Megatron, julukannya, sudah mampu menembus 1.000 poin.

Rekor tersebut Megawati bukukan saat membela klubnya
bertandang di Gimcheon Gymnasium, kandang Gimcheon Hi-Pass. Meski bermain away,
nyatanya Red Sparks mampu menang 1-3 dengan skor 22-25, 27-25, 19-25, dan
20-25. Pada pertandingan tersebut, Megawati mencetak 25 poin, kalah dari rekan
setimnya, Vanja Bukilic yang meraup 35 poin. Tapi, itu sudah cukup untuk
membuatnya mencatatkan rekor poin tersebut.

Belum genap 2 musim membela Red Sparks di Liga Voli Korea, Megawati Hangestri sudah mampu membuat rekor jadi pemain asing kuota Asia pertama dalam sejarah liga tersebut yang menembus 1.000 poin.

Rekor 1.000 Poin Megawati Hangestri di Liga Voli Korea

Hal inilah yang ternyata diperingati oleh Warga Kalurahan
Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Mereka sengaja memperingati pecahnya Perang Jawa
tersebut dengan mengeglar kirab Tongkat Kiai Cokro. Buat kamu yang nggak tahu,
Tongkat Kiai Cokro adalah pusaka peninggalan Pangeran Diponegoro. Memang, yang
dikirab dalam acara tersebut hanya replikanya. Tapi, hal itu nggak membuat
kemeriahan acara jadi berkurang, Millens.

“Kami ubah format acaranya nya dari memerti seperti
membuat gapura atau patung menjadi pengetan atau peringatan. Intinya,
acara ini kami gelar agar warga nggak melupakan perjuangan Pangeran Diponegoro,”
ungkap salah satu panitia acara Kirab Tongkat Kiai Cokro ini Priyagung Dhemi
Widiakongko sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Minggu (8/12/2024).

Buat kamu tahu, Tongkat Kiai Cokro dirampas dari tangan
Diponegoro pada saat penangkapannya dan kemudian terus disimpan di Belanda,
tepatnya jadi warisan turun-temurun keluarga mantan Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Jean Chretien Baud. Keturunannya, Michiel Baud, kemudian terpikir untuk
mengembalikan tongkat tersebut ke Indonesia pada Februari 2015 dan kini disimpan
di Galeri Nasional.

Nah, yang dipakai dalam acara kirab yang dilangsungkan
sejauh 3,2 kilometer di sekitar Kampung Tegalrejo ke Pendopo Diponegoro ini
adalah replika yang dimiliki keturunan Pangeran Diponegoro. Yang melakukan
kirabnya adalah pasukan Bregada Manggolo Yudho.

“Pendopo Diponegoro jadi tempat mengakhiri kirab karena di
sinilah, Pangeran Diponegoro ini memulai perjuangannya,” lanjut Priyagung.

Usai kirab digelar, pentas seni diadakan. Setidaknya, 629
warga yang berasal dari 16 RT Kalurahan Tegalrejo memeriahkan acara ini.
Kompaknya warga dalam memeriahkan acara ini sampai mendapatkan sambutan positif
dari perwakilan Trah Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo.

“Kami mengapresiasi semangat warga. Apalagi, dulu Pangeran
Diponegoro juga nggak berjuang sendirian, melainkan juga dibantu warga
Tegalrejo,” ucap Roni.

Wah, seru juga ya acara Kirab Tongkat Kiai Cokro di
Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta untuk mengenang perjuangan Pangeran
Diponegoro ini. Kisah perjuangannya memang layak untuk terus diperingati, ya, Millens?
(Arie Widodo/E05)

Inibaru.id – Salah satu perang melawan penjajah yang
paling populer adalah Perang Diponegoro. Berlangsung dari 21 Juli 1825 sampai 28
Maret 1830, perang yang juga dikenal dengan Perang Jawa atau De Java Oorlog
dalam Bahasa Belanda ini disebut-sebut sebagai perang yang paling bikin
penjajah Belanda pusing bukan main. Apalagi, di pihak Belanda, disebut-sebut 8
ribu tentara Eropa dan 7 ribu tentara pribumi sampai tewas akibat perang ini.

Perang Diponegoro memang berakhir antiklimaks dengan
ditangkapnya Pangeran Diponegoro setelah ditipu Jenderal De Kock yang
mengundangnya untuk berunding. Tapi, tetap saja, kisah peperangan ini terus
melegenda hingga 199 tahun kemudian semenjak perang kali perang tersebut kali
pertama pecah.

Memperingati 199 tahun pecahnya Perang Diponegoro (1825-1830), Warga Kalurahan Tegalrejo, Kota Yogyakarta menggelar Kirab Tongkat Kiai Cokro yang merupakan pusaka peninggalan Pangeran Diponegoro. Seperti apa ya keseruan acara ini?

Peringati Perang Diponegoro, Warga Yogyakarta Gelar Kirab Tongkat Kiai Cokro

Kota-kota Diberi Nama Belanda di Sumatera

Kita awali dari Sumatera dulu, ya&nbsp;Millens. Ternyata, ada banyak kota besar di pulau ini yang diubah namanya menjadi sangat khas Belanda. Sebagai contoh, Banda Aceh ternyata sempat diganti namanya jadi Koetaradjsaat, lo. Sementara itu, masih di Aceh, Tanah Gayo lebih dikenal dengan nama Daelen Gebregte.

Kota-kota di Sumatera Barat cukup banyak yang berganti nama dengan nama Belanda. Sebagai contoh, Fort de Kock dijadikan sebutan untuk Bukittinggi, Fort van der Capellen untuk Batusangkar, Fort van Bosch untuk Pagaruyung, serta Emmahaven untuk Teluk Bayur.

Kota lain di Sumatera yang diganti namanya menjadi khas Belanda adalah Arnhemia untuk Pancur Batu di Sumatera Utara, Oosthaven untuk Bandar Lampung, dan Bancoolen untuk Bengkulu.

Tahu nggak kalau Merak, Banten dulu di zaman Belanda disebut sebagai Sint-Nicolaas Punt? Bergeser ke sisi selatan, Ujung Kulon disebut sebagai Jawa's Eerste Punt. Selain itu, Bogor dikenal dengan sebutan Buitenzorg dan Ambarawa disebut sebagai Fort Willem I.

Nah, kalau kota-kota seperti Bandung, Yogyakarta, dan Semarang, namanya masih mirip, Millens, yakni Bandoeng, Samarang, serta Djokjakarta.

Wilayah Lain yang Diberi Nama Khas Belanda

Di era kolonial, Puncak Jaya di Papua dikenal dengan sebutan Carstensz Pyramid. Sementara Puncak Trikora dikenal dengan nama Wilhelmina Top.

Kalau kota tempat kamu tinggal, apakah dulu juga sempat memiliki nama khas Belanda di era penjajahan, Millens? (Goo/IB28/E07)

Inibaru.id - Kalau membahas soal nama kota di Indonesia yang diberi nama khas Belanda di masa penjajahan, yang terpikir tentu adalah Jakarta yang dulu dikenal dengan Batavia. Hanya, banyak orang yang nggak tahu kalau kota-kota lain di Indonesia juga diberi nama khas Belanda, lo.

Era kolonial nggak hanya tentang monopoli rempah-rempah atau sejumlah peperangan. Terdapat banyak perubahan di berbagai kota atau wilayah di Indonesia, termasuk dalam hal penamaan tempat atau jalan. Nah, berikut adalah sejumlah nama kota di Indonesia yang dulu juga diberi nama khusus saat era penjajahan Belanda.

Kalau membahas soal nama kota di Indonesia yang sangat khas Belanda, yang terpikir tentu saja adalah Batavia. Nah, ternyata, selain Batavia yang kini dikenal sebagai Jakarta, ada kota-kota lain di Indonesia yang juga diberi nama Belanda, lo. Apa saja ya kota-kota tersebut?

Kota-kota Diberi Nama Belanda di Sumatera

Kota-kota Diberi Nama Belanda di Jawa

Wilayah Lain yang Diberi Nama Khas Belanda