Inibaru.id - Siswi siswa sekolah berkebutuhan khusus di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Kota Semarang hanyut dalam kegembiraan perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Sedari pukul 08.00 WIB hari Senin (8/1), siswa, guru, hingga orang tua sudah berkumpul di ruang Wisma Bhakti. Sebelum acara hiburan dimulai, mereka terlebih dahulu menyanyikan lagu hingga mendengarkan siraman rohani.
Baca Juga:
Menelusuri Asal Usul Perayaan NatalSetelah sambutan-sambutan, Perayaan natal dibuka dengan sosok Sinterklas membagi-bagikan kado. Selepas itu, barulah giliran siswi siswa unjuk gigi menampilkan bakat yang mereka miliki.
Perayaan natal dan tahun baru di YPAC Kota Semarang sudah jadi agenda rutin tiap tahun. Selain untuk meningkatkan toleransi, perayaan natal tersebut juga memberi wadah kepada umat Kristiani merayakan hari besarnya.
Ketua Yayasan YPAC Kota Semarang, Rahayu Wijayanti mengatakan setiap anak berkebutuhan khusus punya talenta. Jadi yayasannya selalu memberikan ruang untuk siswanya tampil di depan.
"Anak-anak berkebutuhan khusus bagaimana pun punya talenta. (Acara ini) untuk memberi tahu biar orang tua nggak minder kalau anaknya punya talenta," kata Rahayu pada Inibaru.id.
Berbagi Kasih
Sementara itu, Ketua Panitia Astuti Rupi menuturkan konsep perayaan natal tahun ini lebih terfokus berbagi kasih tentang kehadiran Yesus datang ke dunia.
"Yesus ini datang ke dunia untuk mengasihi semua umat manusia. Kita wujudkan rasa syukur dengan berbagi pada semua. Tidak hanya umat Kristen, Katolik saja, tapi semua," imbuh Astuti.
Tak hanya siswa dan guru, kegemberian perayaan natal di YAPC Kota Semarang turut dirasakan orang tua siswa, salah satunya Tati Hariyanti. Perempuan yang tinggal di Perumahan Bukit Kencana ini menilai perayaan natal tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.
Pasalnya, perayaan natal di YAPC Kota Semarang sebelum-sebelumnya hanya diikuti siswa dan guru saja. Tati, begitu sapaan akrabnya, mengaku senang lantaran para orang tua turut dilibatkan. Bahkan perempuan berusia 50 tahun ini rela tidak masuk bekerja demi menghadiri perayaan natal tersebut.
"Adanya acara seperti ini menghibur anak-anak. Kalau di sekolah kan aktivitas gitu-gitu saja. Masuk, di dalam kelas dan istirahat," ungkap Tati.
Ya, damai natal dan semangat membuka lembaran baru di tahun yang baru memang hak siapa saja, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus, ya. Semoga setelah kegiatan ini rasa gembira dan kenangan manis itu abadi dan terus menjadi sumber energi bagi mereka. (Fitroh Nurikhsan/E10)