Inibaru.id – Pengasuh Pesantren Darul Falah Amtsilati Bangsri, Kabupaten Jepara KH Taufiqul Hakim terkejut saat pasantren yang diasuhnya meraih penghargaan 'Pesantren Modern Inspiratif' yang diadakan oleh Islam Nusantara Center dan MPR RI di Gedung Nusantara VI Komplek DPR RI / MPR RI Jakarta, Oktober 2022 silam.
Dia lantas menceritakan sekilas pengalaman yang membuatnya nggak percaya ketika menerima penghargaan tersebut. “Rasanya masih tidak percaya. Sebab metode amtsilati yang diajarkan di Pasantren Darul Falah ini metode baru dan tidak sedikit ada yang menolaknya,” ujar Abah Yai Taufiq, panggilan akrabnya.
Ngomong-ngomong, amtsilati merupakan metode untuk membaca kitab kuning atau kitab tanpa harakat. Metode ini merupakan kebalikan dari metode qira’ati yang merupakan cara cepat membaca alquran dengan harakat. Nah, amtsilati ini digunakan untuk memperlajari nahwu dan shorof.
Rupanya, metode ini memang sangat membatu para santri untuk membaca kitab kuning dengan lebih baik. Terbukti dengan banyaknya jumlah Kitab Amtsilati yang sudah tercetak puluhan juta exemplar. Memang, ada ratusan lembaga pesantren di Indonesia yang memakai 'Metode Amtsilati' ini, Millens.
"Penghargaan ini adalah anugerah Allah SWT dan hadiah untuk para santri di mana pun berada. Syukur alhamdulillah pesantren yang didirikan tahun 2001 silam ini, data terakhir pesantren yang menggunakan metode amtsilati ada 300-an pesantren se-Indonesia, ini bukti metode amtsilati makin banyak diminati santri dan pesantren,” ungkapnya.
Tidak Mudah
Mengenalkan masyarakat pada hal baru, terkadang nggak mudah. Itulah hambatan yang dialami Abah Yai Taufiq. Begitu pula pada awal terciptanya metode ini. Ketika buku mengenai metode ini dibedah di Gedung Nahdatul lama di Jepara. Namun, nggak semua orang yang hadir setuju dengan metode ini. Akibatnya, masih banyak buku yang nggak terjual.
Nggak menyerah, dia lantas berhasil membangun koneksi untuk mengadakan acara serupa di Mojokerto pada 30 Juni 2002. Bertolak belakang dengan di Jepara, acara di Mojokerto ini sukses. Banyak buku yang terjual.
Berawal dari acara di Mojokerto ini, ada begitu banyak dukungan hingga ke beberapa daerah di Jawa Timur. Dukungan ini mengalir melalui forum yang digelar oleh Universitas Darul Ulum (Undar) Jombang, Jember, hingga Pamekasan, Madura. Sampai sekarang, Amtsilati telah tersebar sampai ke luar Jawa, seperti Kalimantan, Batam, bahkan Amtsilati terkenal hingga ke luar negeri di antaranya Malaysia dan Singapura.
Wah, menarik ya? Betewe, kamu juga menerapkan metode ini untuk membaca dan memaknai kitab kuning juga nggak, Millens? (Siti Zumrokhatun/E07)