inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Pneumonia Masih Menjadi 'Pembunuh Senyap' bagi Anak-Anak
Selasa, 19 Nov 2024 16:09
Bagikan:
Pneumonia bisa dicegah. (Freepik)

Pneumonia bisa dicegah. (Freepik)

Setiap 43 detik, ada satu anak meninggal akibat pneumonia. Angka ini setara dengan 700 ribu kematian anak setiap tahunnya. Fakta ini miris mengingat pneumonia sebenarnya bisa dicegah.

Inibaru.id - Pneumonia kerap disebut sebagai “pembunuh senyap” karena menyerang paru-paru, mengganggu pernapasan, dan bahkan bisa berujung pada kematian, terutama pada anak-anak. Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bahwa penyakit ini tetap menjadi ancaman besar bagi anak-anak di dunia.

“Pneumonia ini terus menjadi ancaman serius bagi anak-anak di dunia. Kematian akibat pneumonia itu terjadi setiap 43 detik. Ini berarti 700 ribu anak meninggal setiap tahunnya karena pneumonia, sebuah penyakit yang sebenarnya bisa dicegah,” ucap Prof. Dante pada Puncak Hari Pneumonia Sedunia di Kantor Kemenkes, Jakarta, Senin (18/11).

Pneumonia adalah peradangan paru-paru akibat infeksi akut pada saluran pernapasan, yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur. Gejala pada balita meliputi batuk, kesulitan bernapas, hingga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam saat bernapas sebagai tanda pneumonia berat.

Selain infeksi, paparan asap rokok menjadi salah satu penyebab utama pneumonia. Prof Dante mengingatkan bahaya merokok di rumah bagi kesehatan anak.

Prof Dante mengingatkan bahaya merokok di rumah untuk anak-anak. (Kemenkes)
Prof Dante mengingatkan bahaya merokok di rumah untuk anak-anak. (Kemenkes)

“Data statistik menunjukkan anak-anak yang ada di lingkungan orang tua perokok lebih gampang terkena pneumonia dibandingkan dengan anak-anak yang orang tuanya tidak merokok,” ungkap Prof. Dante.

Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr Yudhi Pramono, MARS, menegaskan pneumonia adalah salah satu penyebab kematian balita terbesar di Indonesia. Berdasarkan data WHO tahun 2021, pneumonia menyumbang 740 ribu kematian anak di bawah usia lima tahun, atau sekitar 14 persen dari total kematian balita di dunia.

“Ini menunjukkan bahwa pneumonia ancaman nyata bagi kesehatan anak-anak,” tutur dr. Yudhi.

Menurut data BPJS Kesehatan tahun 2023, pneumonia menjadi penyakit dengan biaya pengobatan tertinggi, mencapai Rp 8,7 triliun, diikuti tuberculosis (TB), penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan kanker paru.

Sebagai bagian dari komitmen mendukung Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah Indonesia menargetkan penurunan angka kematian balita akibat pneumonia dan pengurangan insiden penyakit ini hingga 70 persen secara nasional.

Prof Dante menambahkan, Hari Pneumonia Sedunia yang diperingati setiap 12 November menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan upaya perlindungan anak dari pneumonia. Melalui transformasi layanan kesehatan primer, pemerintah terus mendorong pencegahan pneumonia, salah satunya melalui vaksinasi dan menjaga lingkungan tetap sehat.

“Namun imunisasi hanyalah salah satu bagian kecil dari upaya mengatasi pneumonia. Upaya lainnya adalah memenuhi kualitas gizi pada anak-anak supaya kekebalan tubuhnya meningkat, di antaranya dengan memberikan ASI eksklusif serta penyediaan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak-anak,” ujar Prof Dante.

Semoga makin banyak orang yang sadar akan bahaya merokok untuk paru-paru sendiri dan orang-orang di sekitar ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved