Inibaru.id – Aksi mogok sopir truk yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mulai memunculkan efek domino yang mengkhawatirkan, terutama bagi peternak unggas di Jawa Tengah. Jalur distribusi bahan baku pakan terganggu, stok makin menipis, dan penjualan telur pun terhambat.
Di tengah panasnya protes terhadap aturan zero ODOL (Over Dimension Over Load), para peternak ayam petelur kini harus memutar otak agar ribuan ekor ayam mereka tetap bisa makan. Tanpa pasokan jagung, bekatul, dan konsentrat yang lancar, kondisi kandang bisa berubah jadi krisis dalam waktu singkat.
“Sudah tiga hari ini distribusi benar-benar terganggu. Kami sangat terdampak. Pakan tidak sampai, pengiriman telur juga tertunda,” kata Suwardi, Ketua Asosiasi Pinsar Petelur Nasional Kendal sebagaimana dinukil dari Espos, Selasa (24/6/2025).
Menurut Suwardi, para peternak di wilayahnya membutuhkan sekitar 400 ton jagung setiap hari. Belum lagi kebutuhan akan bekatul dan konsentrat, yang jumlahnya juga mencapai ratusan ton per hari. Semua bahan itu diangkut dari berbagai daerah seperti Grobogan, Pati, hingga Indramayu menggunakan truk.
Sayangnya, sejak sopir-sopir truk memprotes keras aturan ODOL dengan mogok massal, truk logistik jadi barang langka. “Nyari mobil sekarang susah banget. Kalau nggak cepat-cepat ada solusi, bisa habis stok pakan di kandang,” ungkap Suwardi.
Peternak juga kesulitan menjual telur dan ayam hidup. Biasanya, mereka bisa menyuplai sekitar 300 ton telur ke wilayah Cirebon, Kuningan, Indramayu, dan wilayah Jawa Barat lainnya setiap hari. Tapi kini, jalur distribusi macet total.
Stok pakan di kandang? Hanya cukup untuk tiga hari ke depan. Biasanya, dengan kondisi normal, peternak bisa menyimpan cadangan pakan untuk seminggu. Namun, kondisi darurat seperti sekarang membuat mereka harus menghemat sekuat mungkin.
“Kami sudah kirim surat ke Kementerian Pangan dan Kementerian Infrastruktur. Kami minta ada kelonggaran khusus untuk angkutan bahan pokok penting. Kalau tetap seperti ini terus, ayam bisa mati kelaparan,” tegasnya.
Surat serupa juga dikirimkan ke Komisi V DPR RI agar segera ada jalan keluar. Suwardi dan para peternak berharap ada solusi konkret, karena jika nggak, harga bahan baku pakan akan melonjak – dan efeknya bisa terasa sampai ke konsumen di Jabodetabek. “Sekarang aja harga pakan di sana mulai naik,” katanya.
Sementara itu, ribuan sopir truk dari Aliansi Pengemudi Independen (API) terus melanjutkan aksi. Mereka menuntut agar aturan ODOL ditinjau ulang dan meminta Dinas Perhubungan Jawa Tengah menandatangani 17 poin tuntutan mereka. Jika nggak juga digubris, mogok nasional menjadi ancaman yang nyata.
“Kami juga ingin didengar, diayomi. Sudah berkali-kali kirim surat ke pemerintah, nggak pernah ditanggapi,” ujar Ketua Umum API, Suroso, lantang.
Kini, bukan hanya para sopir yang gelisah. Para peternak pun mulai merasakan ancaman nyata. Bila rantai distribusi ini nggak segera dipulihkan, yang akan terdengar bukan hanya teriakan demonstran, tapi juga jeritan ayam-ayam lapar di kandang.
Hm, semoga aja ada solusi yang adil terkait dengan masalah ini ya, Millens. (Arie Widodo/E05)
