Inibaru.id – Pernah nggak sih, ketemu orang yang bilang “nggak apa-apa kok” padahal jelas terlihat dia kesal? Atau rekan kerja yang pura-pura lupa ngerjain tugas yang sebenarnya dia nggak mau kerjakan? Nah, itu namanya perilaku pasif-agresif.
Pasif-agresif adalah cara seseorang mengekspresikan kemarahan atau penolakannya secara nggak langsung. Jadi, bukannya terang-terangan ngomong “aku nggak setuju” atau “aku nggak mau”, mereka lebih memilih cara halus tapi bikin orang lain bingung, bahkan capek hati.
Contohnya bisa macam-macam. Ada yang suka menunda pekerjaan, padahal sebenarnya nggak setuju sama instruksi yang diberikan. Ada juga yang sengaja pasang muka murung atau diem seribu bahasa biar orang lain merasa bersalah. Bahkan, ada yang sengaja kasih komentar sinis tipis-tipis, seolah bercanda tapi sebenarnya menyakitkan.
Masalahnya, sikap kayak gini sering bikin hubungan renggang. Di tempat kerja, misalnya, perilaku pasif-agresif bisa menghambat produktivitas tim. Di keluarga atau hubungan pribadi, sikap ini bikin komunikasi nggak sehat, karena satu pihak merasa diremehkan sementara pihak lain merasa “sudah jujur” dengan caranya sendiri.
Menurut psikoterapis Fanny Tristan LCSW, seringkali orang takut untuk menyuarakan pendapat mereka secara langsung.
"Ketika mereka sudah kewalahan, sedih, atau kecewa, mereka harus berkutat dengan perasaan tidak nyaman ini, di samping mengatasi rasa takut mengatakan sesuatu yang mungkin tidak ingin didengar orang lain," katanya seperti dikutip dari SELF.
Kalau terus dibiarkan, sikap ini bisa bikin hubungan jadi toxic. Orang yang jadi korban bakal merasa bingung, “Salahku apa, sih?” sementara si pelaku merasa puas karena bisa menunjukkan penolakannya tanpa harus “ribut”.
Cara Menghadapi
Lalu, gimana cara menghadapi Orang-orang pasif-agresif?
Pertama, kenali tanda-tandanya. Kalau kamu sering mendengar kalimat “terserah deh” dengan nada dingin, atau melihat ada orang yang sengaja menunda pekerjaan tanpa alasan jelas, bisa jadi itu pasif-agresif. Kedua, coba ajak bicara dengan tenang. Tanyakan langsung apa yang sebenarnya mereka rasakan. Jangan terpancing emosi, karena biasanya mereka justru menghindari konfrontasi.
Nah, kalau kamu sendiri merasa sering bersikap pasif-agresif, coba belajar lebih terbuka. Nggak apa-apa kok bilang “aku keberatan” atau “aku lagi butuh waktu sendiri”. Justru, komunikasi jujur lebih menyehatkan daripada pura-pura baik tapi menyimpan amarah di dalam.
Jadi, pernahkah kamu ketemu orang pasif-agresif dalam hidupmu? Atau jangan-jangan kamu sendiri kadang begitu, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
