BerandaHits
Rabu, 1 Mar 2023 08:20

Para Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Pantai Tambakrejo

Para Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Pantai Tambakrejo

Sampah-sampah plastik yang dikumpulkan tim audit Walhi Jateng. (Inibaru.id/Fitroh Nurikhsan)

Setelah memunguti sampah plastik di Pantai Tambakrejo, Walhi Jateng bersama mahasiswa dan masyarakat setempat memilah-milahnya untuk menemukan siapakah produsen penyumbang sampah plastik terbesar di pesisir Kota Semarang itu.

Inibaru.id - Sampah-sampah yang mengotori kawasan bibir pantai Tambakrejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, masih menjadi persoalan pelik yang belum terselesaikan sampai detik ini. Terlebih, sampah yang didominasi plastik itu rupanya bukan dari masyarakat setempat, tapi diyakini kiriman dari kota melalui sungai Banjir Kanal Timur (BKT).

Menyikapi masalah ini, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Tengah bersama mahasiswa dan warga Tambakrejo mengadakan brand audit terhadap sampah yang berserakan di sana pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) minggu lalu.

Manager Program Walhi Jateng Nur Colis mengungkapkan, kegiatan yang melibatkan puluhan peserta itu dimulai dengan memungut, memilih, dan memilah sampah plastik yang berserakan di pantai. Kegiatan dimulai sejak pagi hingga lepas tengah hari.

Dari kegiatan tersebut, lelaki yang akrab disapa Colis itu membeberkan, tim audit mengumpulkan sampah anorganik sebanyak 14 karung dan empat trash bag berukuran besar. Ini diambil dari sampel seluas 300 meter persegi (150 x 2 meter).

"Tim menemukan sampah plastik sekali pakai sebanyak 39,5 kilogram dari total 97,3 kilogram," tuturnya.

Para Penyumbang Sampah Terbesar

Tim Audit Wahli Jateng tengah memilah sampah-sampah plastik yang berserakan di bibir pantai Tambakrejo. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)
Tim Audit Wahli Jateng tengah memilah sampah-sampah plastik yang berserakan di bibir pantai Tambakrejo. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Setelah sampah plastik dipilah dan ditimbang, tim audit mengidentifikasi merek sampah. Tujuannya, untuk mengetahui produsen mana saja yang menjadi penyumbang sampah terbesar di kawasan bibir pantai Tambakrejo.

"Ada 10 perusahaan teratas. Pertama, Wings Group (310 sampah), PT Santos Jaya Abadi (246), PT Unilever Tbk (208), PT Ajinomoto Indonesia (185) , PT Frisian Flag Indonesia (172), Indofood group (153), PT Marimas Putera Kencana (112), PT Karunia Alam Segar (77), PT Java prima Abadi (64), PT Forisa Nusa Persada (63)," beber Colis.

Selain jumlahnya yang begitu besar, dia juga prihatin dengan temuan tim audit yang menunjukkan fakta bahwa sebagian sampah plastik itu sudah berusia puluhan tahun dan kondisinya masih utuh. Artinya, sampah tersebut belum juga terurai setelah sekian lama.

"Banyak sampah yang kondisinya masih utuh, padahal bukan sampah baru. Sudah lama banget. Sampah ini didominasi bungkus plastik kemasan sachet," geramnya.

Sementara, untuk kategori jenis sampah, lelaki 27 tahun itu memaparkan, dari sampel yang mereka ambil, plastik sekali pakai mendominasi temuan, yakni sebanyak 1.682 lembar, plastik daur ulang 377, karet 109, tekstil 68, kaca 40, B3 22, logam 12, dan keramik 6.

Colis mengatakan, temuan data tersebut nantinya akan digunakan Walhi Jateng untuk mendorong para produsen bertanggung jawab dan mentaati Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 75 Tahun 2019 tentang pengurangan sampah oleh produsen.

"Kami belum ada rencana menggugat. Fokus kami hanya mendorong produsen untuk mengurangi produksi sampahnya," tegasnya.

Pemerintah Harus Lebih Tegas

Sedotan sekali pakai juga banyak ditemukan di bibir pantai Tambakrejo. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)
Sedotan sekali pakai juga banyak ditemukan di bibir pantai Tambakrejo. (Inibaru.id/ Fitroh Nurikhsan)

Sebenarnya, lanjut Colis, Semarang sudah memiliki aturan tegas untuk membatasi sampah plastik di Kota Lunpia, yakni Peraturan Wali Kota (Perwal) No 27 Tahun 2019 tentang Pengendalian Sampah Plastik. Sayangnya, pemkot kurang tegas menegakkan aturan tersebut.

"Perwal ini efektif di minimarket," ucap Colis. "Tapi, kurang tegas untuk kafe, restoran, atau hotel; yang masih pakai sedotan dan styrofoam."

Lebih dari itu, Colis juga mengkritik imbauan "Buang Sampah pada Tempatnya" yang digaungkan untuk mengatasi masalah sampah di Semarang. Dia tahu, dibanding ke sungai yang berujung ke laut, membuang sampah ke TPA jauh lebih baik. Namun, kebanyakan sampah di TPA juga jadi masalah baru.

"Lihatlah kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) di Jatibarang (Semarang) yang bisa dibilang sudah overload sejak 2021," tutur Colis. "Jadi, solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan sampah di Semarang adalah dengan menerapkan zero waste."

Seperti butterfly effect, satu sedotan plastik yang kamu buang sembarangan di pusat kota bisa jadi akan menimbulkan bencana di pesisir. So, zero waste adalah koentji! (Fitroh Nurikhsan/E03)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2023 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved