Inibaru.id - Perempuan masa kini bukan lagi dipandang sebagai sosok yang lemah. Saat ini, telah banyak perempuan yang melakoni profesi yang umumnya dilakoni oleh para lelaki. Dwi Puspita Ningrum adalah seorang di antaranya. Agak berbeda dengan kebanyakan perempuan, Puspita memilih menekuni profesi sebagai seorang dalang wayang kulit. Hm, dalang perempuan?
Yap, menjadi anak dari seorang dalang, perempuan asal Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ini telah menyukai kesenian Jawa, khususnya dunia pedalangan, sejak kecil. Namun, kesempatan menekuni dunia tersebut secara profesional baru kesampaian saat Puspita duduk di bangku SMK.
“Beruntung, kedua orang tua saya sangat mendukung. Ayah kan dulu seorang dalang juga. Setelah menikah dan punya anak, suami saya pun sangat mendukung, mengantar, dan menemani pentas,” ungkapnya saat diwawancarai Inibaru.id via saluran telepon, Kamis (19/4/2018).
Baca juga:
Belajar Bisnis Mandiri dari Kartini Masa Kini
Dua Animator Asal Indonesia Ambil Bagian di Film Avengers: Invinity War
Puspita mengaku, nggak sedikit yang kagum dengan profesinya. Kemampuannya menggerakkan wayang dan nembang mocopat dengan fasih, lanjutnya, memang banyak yang mengapresiasi. Namun, nggak semua orang bisa menerima apa yang dilakoninya.
Inilah hambatan. Mendapat dukungan dari keluarga nggak lantas membuat perjalanan karier Puspita lancar bak jalan tol. Ada tantangan yang harus dihadapi perempuan lulusan S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa UNS Surakarta ini, yakni cibiran dan kritikan orang yang menurutnya cukup menjatuhkan.
Ibu dua anak ini pun harus pintar-pintar memilah dan memilih, mana kritikan yang membangun dan mana yang cuma pengin menjatuhkan.
“Saya menerima kritikan yang membangun, tapi kalau arahnya menjatuhkan, ya, lebih baik diabaikan saja daripada bikin emosi,” kata dia, santai.
Kendati demikian, Puspita sangat menikmati menjadi dalang.
“Menjadi dalang membuat saya bisa sering pentas ke luar kota dan bertemu banyak orang baru,” tuturnya.
Sejak memulai pentas wayang kulit pada 2002, Puspita telah mengukir banyak prestasi, salah satunya menjadi Juara 3 Tingkat Nasional Seleksi Pemuda Pelopor Bidang Sosial Budaya Pariwisata dan Bela Negara 2015. Belum lama ini, Puspita juga sempat bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat mengisi acara di Silaturahim Penyuluh Agama Provinsi Jawa Tengah di Semarang. Wah!
Bagi Puspita, perempuan masa kini harus inspiratif, yakni perempuan mandiri yang bisa menjadi inspirasi dan teladan bagi perempuan lainnya.
Bantu Suami
Berbeda dengan Puspita yang memang melakoni profesi dalang karena mengikuti kata hati, Syifa memilih melakoni profesinya sekarang lantaran tuntutan hidup. Dia harus membantu suami dengan menjadi seorang driver ojek daring. Profesi ini sudah dijalaninya selama setahun terakhir.
Menjadi supir ojek nggak pernah dijalaninya dengan keterpaksaan. Perempuan murah senyum tersebut bahkan tampak begitu menikmati apa yang dijalaninya tersebut. Syifa sadar, dia harus membantu sang suami memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Sebelum ini (menjadi driver ojek), saya juga sempat bekerja sebagai supir antar-jemput untuk anak sekolah selama kurang lebih 10 tahun," aku perempuan yang biasa beroperasi di Semarang, Jawa Tengah ini saat ditemui Inibaru.id, Kamis, (19/4).
Sedari awal, Syifa sudah tahu, nggak sedikit yang bakal memandang sebelah mata profesi yang diakoninya tersebut, bahkan oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, demi menyokong keluarga, perempuan yang sudah dikaruniai dua anak ini mengaku nggak pernah patah semangat.
Baca juga:
"A Quiet Place" Kembali Rajai Box Office Amerika Utara
Jokowi Tengok Korban Gempa di Banjarnegara
"Banyak pelajaran hidupnya, kok," ungkap Syifa, lalu tersenyum dan melanjutkan, "Yang penting keluarga mendukung profesi saya."
Bagi dia, selama melakukan pekerjaan yang halal dan untuk tujuan yang baik, dirinya nggak perlu merasa malu, apalagi merasa lemah.
“Perempuan itu lebih tangguh dari laki-laki. Kita kan dilahirkan dari seorang perempuan. Kenapa harus merasa lemah? Kita bisa kok selama mau berusaha. Yakin saja!” simpul Syifa.
Wah, bisa kita contoh banget nih, Millens. Puspita dan Syifa hanyalah contoh kecil dari kaum hawa yang mampu membuktikan bahwa perempuan masa kini tidaklah lemah. Nggak perlu ragu memilih apa yang kita yakini, kendati masih dipandang nggak lazim dalam kultur sosial kita. Selama itu benar, halal, dan nggak merugikan orang lain, kenapa tidak? (Putri Rachmawati/E03)