Inibaru.id - Sudah menjadi hal lumrah jika kita mengeluarkan banyak keringat ketika olahraga. Saat itu, otot-otot menjadi panas karena mengerahkan tenaga. Alhasil tubuh akan memberi respons alami dengan memproduksi keringat.
Tapi, nggak semua orang selalu berkeringat banyak pascaolahraga. Ada yang berkeringat hanya sedikit bahkan nggak berkeringat setelah berolahraga. Apakah keadaan seperti itu bisa disimpulkan olahraganya kurang serius?
Hm, kamu nggak perlu khawatir jika nggak mengeluarkan banyak keringat ketika olahraga. Perlu kamu tahu, pengerahan tenaga nggak selalu terkait langsung dengan produksi keringat, Millens.
Seorang doktor dalam bidang fisiologi manusia Brett Romano Ely menerangkan bahwa banyak sedikitnya keringat yang keluar bergantung pada kelembapan dan aliran udara di tempat itu.
"Kamu bisa bersepeda di hari yang sejuk dan hampir nggak berkeringat, terlepas dari berapa banyak bukit yang kamu daki. Dalam kelembaban tinggi atau dengan aliran udara rendah, keringatmu akan menguap lebih lambat, sehingga dapat membuatmu merasa seperti lebih banyak berkeringat. Dalam kondisi sebaliknya, kulitmu bisa terasa kering, tapi kenyataannya keringat justru menguap lebih cepat," terangnya, dikutip dari Schoolmedia (18/1/2021).
Nggak Ada Hubungan
Craig Crandall, seorang profesor penyakit dalam, juga sepakat dengan yang disebutkan Brett. Menurutnya, nggak ada hubungan antara berkeringat dan kalori yang terbakar saat berolahraga.
Untuk membuktikannya, kamu dapat melakukan rute atau porsi olahraga yang sama persis di musim panas dan musim dingin. Hasilnya, meskipun akan berkeringat lebih banyak saat panas, jumlah kalori yang dibakar nyatanya hampir sama, lo.
“Ada terlalu banyak faktor yang memengaruhi produksi keringat, dan meskipun kamu benar-benar menurunkan 'berat badan' saat berkeringat, itu sebenarnya hanya berat air dan justru dapat menyebabkan dehidrasi (jika terlalu banyak berkeringat),” kata Craig.
Jika kamu sampai sekarang masih merasa perlu berkeringat banyak untuk membuktikan kepada diri sendiri bahwa olahraga yang dilakukan sudah cukup keras, Brett menyarankan untuk lebih memilih melakukan monitor detak jantung, memantau pernapasan, atau menggunakan tingkat pengerahan tenaga.
Yap, sekali lagi, keringat nggak selalu menjadi tolok ukur keberhasilan olahraga. Jika ingin mengukur berhasil atau nggak, lihatlah hasil secara keseluruhan.
Dikutip dari Well and Good melalui Kompas (10/3/2022), seorang pelatih kebugaran dan penemu Tracy Anderson Method, Tracy Anderson menyarankan untuk mengukur hasil nyata dari olahraga yang kamu lakukan. Cobalah untuk mempelajari dan memahami tubuh saat berolahraga daripada hanya mengandalkan seberapa banyak keringat yang dihasilkan.
“Kemampuan untuk mendengarkan tubuh sendiri sangat penting untuk kesehatan dan kebahagiaanmu,” ucap Anderson.
Jadi, mulai sekarang, target olahraga yang kamu lakukan jangan cuma sampai berkeringat saja ya, Millens! Kamu juga harus memeriksa perubahan tubuh secara keseluruhan jika ingin melihat keberhasilanmu dalam berolahraga. Salam sehat! (Siti Khatijah/E07)