Inibaru.id – Gelombang setinggi tiga meter tiba-tiba menerjang bibir kawah Danau Kawah Ijen. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram membenarkan peristiwa itu. Meski fenomena tersebut mirip dengan Tsunami, Eka memastikan bahwa hal ini bukanlah Tsunami.
"Betul, itu adalah fenomena gunung api. Jadi bukan tsunami, karena di gunung tidak dikenal istilah tsunami. Istilahnya fenomena buble,” terang Eka pada Jumat (29/5/2020).
Buble muncul akibat adanya tekanan dari bawah danau kawah sehingga menyebabkan luapan pada permukaan air. Masalahnya, di Kawah Ijen nggak hanya muncul gelombang, melainkan juga gas beracun.
Eka juga menceritakan kronologi kejadian. Ketika gelombang datang, ada dua orang yang berada di lokasi kawah yang sedang menambang belerang. Satu penambang berhasil menyelamatkan diri, namun rekannya hilang. Diduga, korban tenggelam di dalam danau.
"Yang satu mungkin saat mencoba menyelamatkan diri menginjak tanah yang rapuh, kemudian jatuh (ke danau). Sampai sekarang belum bisa ditemukan," jelas Eka.
Korban hilang diketahui bernama Andik, warga Kecamatan Muncar, Banyuwangi. Menurut keterangan saksi, saat itu Andik dan Alimik beserta penambang yang lainnya mendengar suara dentuman atau ledakan dari dasar danau Kawah Gunung Ijen pada pukul 12.30 WIB.
Ternyata, dentuman tersebut menyebabkan air danau naik sehingga muncul gelombang setinggi 3 meter yang menghantam bibir kawah. Melihat hal ini, kedua penambang lari untuk menyelamatkan diri. Sayangnya, Andik terpeleset dan jatuh ke dalam Danau Kawah Ijen.
"Jatuh ke dalam kawah. Kawah ini kawah paling asam di dunia," tambah Eka.
Sesaat setelah Andik hilang, pencarian langsung dilakukan secara visual sambil memanggil-manggil nama korban. Hanya, hingga 3 jam kemudian, korban nggak kunjung ditemukan. Kondisi di sekitar kawah yang mengalami hujan deras dan angin kencang memaksa pencarian kemudian dihentikan.
Adanya gas beracun dari dasar kawah juga turut membahayakan tim evakuasi.
"Laporannya kan sore tadi. Kita konfirmasi kondisinya di sana banyak gas yang membahayakan. Kan tidak bisa melakukan pencarian jika kondisinya membahayakan pencari." terang Eka.
Rencananya, proses pencarian dan evakuasi korban akan dilanjutkan pada Sabtu (30/5) pagi. Pencarian dilakukan di bawah pimpinan Komandan SAR. Untuk sementara, aktivitas penambangan belerang di Kawah Ijen ditutup.
Semoga saja korban bisa segera ditemukan, ya Millens. (Det/MG29/E07)