Inibaru.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sempat menghantui pelaku bisnis ternak di seluruh Indonesia, termasuk Jepara. Namun, kini angka penambahan infeksi PMK pada hewan ternak di Kota Ukir itu sudah melandai.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara mencatat, kasus baru harian PMK di daeragnta mulai ada penurunan. Jika sebelumnya penambahan kasus harian bisa mencapai puluhan, nggak dengan awal pekan ini.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Jepara Mudhofir mengatakan, awal pekan ini penambahan kasus harian tergolong sedikit. Dalam sehari, kasus baru tercatat nggak lebih dari lima kasus.
“Selama sepekan terakhir rata-rata penambahan kasus di bawah sepuluh. Sebelumnya sempat 30 sampai 50 kasus harian,” kata Mudhofir pada Selasa (26/7/2022).
Kasus PMK Masih Tinggi
Meski sudah bisa sedikit bernafas lega, kewaspadaan harus tetap dijaga karena penambahan kasus PMK di Jepara tergolong masih tinggi. Hingga Senin (25/7), jumlah ternak yang terkonfirmasi positif PMK sebanyak 706 ekor.
“Sebenarnya itu kan fenomena gunung es. Artinya, yang terdata itu yang terdeteksi ketika kami ke lapangan serta mengundang petugas untuk pengobatan,” ujar Mudhofir.
Saat ini, Jepara belum melampaui fase puncak sebaran PMK. Indikator penekanan laju kasus baru DKPP melihat puncak sebaran PMK nggak berpotensi terjadi besar-besaran.
Dia menilai, penuran angka sebaran PMK di Jepara nggak lepas dari kebijakan penutupan pasar hewan. Penyetopan kegiatan di pasar hewan untuk beberapa waktu membuat mobilitas ternak menjadi sangat terbatas. Otomatis, menyebarnya PMK menjadi nggak begitu masif.
“Hewan-hewan itu lebih banyak berada di kandang. Maka, andai sakit, posisinya bisa terdeteksi. Keberhasilan dari karantinanya sudah mulai terlihat, selain juga karena pengobatan intensif. Semoga tren ini bisa semakin positif,” tandasnya.
Wah, terkait PMK ada kabar gembira dari Jepara soal angka penambahan kasus yang mulai turun nih. Semoga kabar baik ini bisa juga terdengar di kota lain ya, Millens! (Medcom/IB20/E03)