Inibaru.id – Jelang 17 Agustus, pasti kamu bakal melihat banyak tempat di daerah-daerah di Tanah Air yang menggelar tradisi atau lomba-lomba khas 17-an. Salah satu yang cukup menarik adalah tradisi kirab bendera yang digelar di Dukuh Bugel, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Hari ini, Minggu (13/8/2023), sebanyak kurang lebih 150 warga dari berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak dan lansia ikut serta dalam gelaran kirab 78 bendera Merah Putih. Jumlah bendera yang dikirab memang sesuai dengan usia Indonesia. Selain bendera, warga juga mengarak nasi tumpeng yangs sudah diberi warna merah dan putih.
Dalam tradisi yang disebut-sebut sudah eksis sejak 1960-an ini, warga berjalan kaki sejauh 3 kilometer dari Omah Bendera Wonosegoro yang ada di tengah permukiman penduduk. Setelah keliling kampung dan mencapai sisi Rawa Jombor, warga kembali ke lokasi awal.
Setelah kirab dilakukan, warga kemudian mengikuti upacara bendera. Pembina upacara biasanya adalah perwakilan dari perangkat desa. Setelah upacara selesai dilakukan, bendera-bendera yang sebelumnya dikirab kemudian dipasang di pagar Omah Bendera Wonosegoro.
Apakah acaranya selesai? Ternyata belum, Millens. Warga langsung berduyun-duyun menyerut penjual es tung-tung, es krim zadul yang memang sudah diminta untuk hadir dan memeriahkan tradisi ini. Para penjual juga diminta untuk membaut es tung-tung khusus dengan warna merah dan putih, sesuai dengan tema acara, yaitu kirab bendera Indonesia.
“Hari ini peserta yang hadir 150 orang. Ada yang dari PAUD dan TK, anak sekolah SD, SMP, dan SMA, serta para lansia. Setiap tahun, bendera yang dikirab pasti bertambah satu sesuai dengan usia Indonesia,” ucap tokoh yang menggagas keberadaan Omah Bendera Wonosegoro, Asim Sulistyo sebagaimana dilansir dari Solopos, Minggu (13/8).
Omong-omong, Wonosegoro yang dijadikan nama Omah Bendera tersebut adalah kakek dari Asim yang dikenal sebagai salah seorang pejuang kemerdekaan dari Desa Krakitan. Sebagai cucu dari pejuang, Asim pun senang dengan terus eksisnya tradisi kirab bendera di desanya yang bisa menumbuhkan semangat nasionalisme warga, khususnya para generasi muda.
“Iya memang tujuan dari kirab ini agar masyarakat, khususnya generasi muda tetap menjaga persatuan, nggak mudah terpecah belah dengan hoaks yang banyak beredar di media sosial. Intinya, cinta NKRI tetap nomor satu,” kata Asim.
Duh, sayang banget ya tradisi Kirab Bendera di Klaten pada tahun ini sudah selesai digelar. Kalau kamu pengin melihat kemeriahannya, agaknya harus menunggu gelaran tahun depan. (Arie Widodo/E05)