Inibaru.id – Ada sebuah pameo yang mengatakan, kerutan di wajah adalah pahatan kesengsaraan. Hal itu bisa jadi benar; karena seiring bertambahnya usia, semakin banyak pula kerutan di wajah, yang tentu saja kian banyak masalah yang kita hadapi.
Menjadi dewasa membuat kita menghadapi lebih banyak hal. Ada hal-hal yang berada di bawah kendali, sehingga kita mampu mengatasinya. Sayangnya, bakal lebih banyak hal yang berada di luar kendali kita, termasuk di dalamnya kekayaan, kesehatan, dan pertemanan.
Tanpa kesiapan fisik, mental, dan finansial, kita mungkin akan lebih sering menderita seiring waktu berjalan. Pada saat bersamaan, sahabat, kerabat, dan keluarga juga mulai terasa menjauh, membuat kita merasa kian merana dalam kesendirian.
Lantas, apa yang harus kita lakukan? Jawabannya tentu saja “menguatkan hati”, sebuah frasa yang jauh lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan.
Lepas dari Perasaan Menderita, Mungkinkah?
Ibaratkanlah penderitaan sebagai sebuah ruangan yang gelap, lalu kamu terkunci di dalamnya. Apa yang akan kamu lakukan? Berdiam diri sembari berharap ada orang yang membukakan pintu atau mencoba keluar meski belum tahu gimana caranya dan di mana pintunya?
Kedua pilihan itu bersifat spekulatif. Artinya, nggak ada yang tahu mana pilihan yang tepat sampai salah satunya terwujud. Namun, perlu kamu pahami bahwa tiap orang punya penderitaannya masing-masing. Maka, kuatkanlah hatimu dan cobalah keluar dari ruangan yang gelap itu dengan tips berikut ini!
1. Tenangkan diri, lalu melangkahlah sebisanya
Saat kegelapan menyergapmu, kamu mungkin perlu lebih dulu menenangkan diri. Nggak apa-apa. Beradaptasilah dulu sembari membaca situasi, lalu bersiap menyusun rencana untuk melangkah sebisanya.
Dengan sisa kekuatan yang kamu miliki, cobalah melangkah maju. Satu atau dua langkah pendek pun nggak masalah, yang penting ada usaha untuk lepas dari penderitaan yang kamu alami.
2. Beri ruang untuk berpikir dan apresiasi pencapaianmu
Penderitaan yang nggak segera kamu atasi akan membuatmu frustrasi, yang berpotensi bikin kamu kian tersesat dan terpuruk. Maka, melangkah maju membuatmu menjauh dari perasaan frustrasi tersebut sekaligus memberi ruang untuk berpikir.
Oya, satu hal yang nggak kalah penting: hargailah dirimu dan apresiasilah pencapaianmu. Ucapkan terima kasih pada dirimu karena kamu mampu bertahan dan berusaha maju. Dengan begitu, yakinlah beban berat di punggungmu akan terasa lebih ringan.
3. Nggak ada yang kekal, termasuk penderitaan
Penting bagimu menerima kondisimu yang tengah menderita. Namun, kamu juga kudu berpikir bahwa penderitaan itu hanyalah sementara. Hidupmu nggak melulu tentang penderitaan, maka kenalilah dirimu seutuhnya, termasuk potensi dalam dirimu, untuk mencari cara lepas dari penderitaan itu.
4. Jangan bergantung, jangan merasa sendirian
Saat terpuruk, kamu mungkin berharap akan selalu ada tangan yang merengkuhmu. Ekspektasi ini sebaiknya kamu enyahkan, karena justru akan membuatmu kian terpuruk kalau harapanmu itu nggak pernah terwujud. Millens, berusahalah sendiri, jangan bergantung!
Terimalah fakta bahwa ada kalanya kamu harus melalui segalanya sendiri. Namun, bukan berarti kamu sendirian. Di luar sana, temanmu mungkin juga tengah mengalami penderitaan serupa. Jadi, kalian sama-sama sedang berjuang, hanya situasinya saja yang berbeda.
5. Ikhlaskan hal-hal yang berada di luar kendali
Kita bisa berupaya, tapi pada akhirnya akan selalu ada hal-hal yang berada di luar kendali. Maka, tabahlah dan cobalah mengikhlaskannya. Lepaskan dirimu dari ekspektasi pada hal-hal yang di luar kendalimu itu.
Upaya terbaikmu untuk keluar dari “ruang gelap” bernama penderitaan itu belum tentu membuahkan hasil. Namun, setidaknya kamu pernah mencoba. Kuatkan hati dan yakinlah nggak ada upaya yang berakhir sia-sia! Sepakat, Millens? (Fim/IB20/E05)