Inibaru.id – Harus diakui bahwa masih banyak daerah di Indonesia yang belum sepenuhnya menikmati akses komunikasi dan layanan internet. Kondisi makin terbatas terutama bagi masyarakat yang berada di wilayah 3T (terluar, tertinggal, terdepan).
Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, misalnya. Di kabupaten yang didiami dua suku mayoritas, yaitu suku Melayu dan suku Dayak ini belum merasakan keterbukaan informasi melalui jaringan internet. Kondisi ini dirasakan betul warga Desa Semanga, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas.
FYI, di Desa Semanga ada satu dusun yang sangat terisolasi yaitu Dusun Sajingan Kecil. Kepala Desa Semanga, Mujan Suantoro, menyebutkan satu-satunya akses transportasi hanya melalui sungai. Maklum, kondisi geografis wilayah ini berada di pegunungan. Hal ini juga yang membuat masyarakat kesulitan mengakses sinyal telekomunikasi.
"Akses internet sangat sulit karena terhalang gunung Senujuh. Selama 75 tahun, warga Dusun Sajingan Kecil tidak ada akses internet. Pada masa pandemi ini warga sangat kesulitan, terutama anak-anak. Anak-anak mesti pergi 1,5 kilometer ke muara sungai untuk mengakses internet," kata Kepala Desa Semanga, Mujan Suantoro.
Agar masyarakat dapat lekas merasakan merdeka konektivitas, bertepatan dengan momentum HUT ke-76 RI, layanan telekomunikasi dibangun pemerintah melalui BAKTI Kominfo. Sebuah BTS (base transceiver station) tengah dibangun di Desa Semanga.
"Jika BTS ini sudah beroperasi, maka masyarakat tidak perlu lagi mencari sinyal ke tepi sungai atau bawah bukit. Selain itu warga juga bisa membuat produk-produk untuk dipasarkan secara online," kata CME Supervisor Fiberhome, Andri Himawan.
Kondisi Geografis Menjadi Kendala

Namun, rupanya ada banyak kendala dalam pembangunan BTS BAKTI Kominfo di Desa Semanga ini. Memang, keterbatasan akses transportasi di sana membuat semua bahan material pembangunan BTS terpaksa diangkut melalui sungai. Setelah itu, mau nggak mau harus diangkut secara manual oleh pekerja menuju lokasi pembangunan BTS.
Daerah di pinggiran Sambas memang belum memiliki akses telekomunikasi, Millens. Nggak heran jika warga kesulitan untuk menelepon apalagi menggunakan internet.
"Sekitar 30-40 persen wilayah belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi. Kami sangat berterima kasih dengan program BAKTI Kominfo untuk bantuan infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan BTS di Desa Semanga. Kami berharap Desa Semanga tak lagi terisolir," ujar Kabid Infrastruktur dan Teknologi Kominfo Kabupaten Sambas, Hairudin.
Dengan inisisasi BAKTI Kominfo memberikan pemerataan akses internet untuk masyarakat sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian, khususnya di sektor pariwisata.
Eh tahu nggak kalau Desa Semanga dikenal sebagai area pemancingan udang galah terbaik di Kabupaten Sambas? Sayang banget kan kalau nggak terekspos karena kurangnya sarana dan prasarana? Padahal tempat ini merupakan salah satu spot wisata alam terbaik di Kalimantan.
"Dengan kehadiran internet dapat membantu promosi wisata pemancingan udang, juga mendorong pola pikir masyarakat menjadi lebih terbuka," tutur Kepala Dusun Sajingan Kecil, Jumiadi.
Nggak cuma sektor ekonomi dan pariwisata, sektor pendidikan juga terdampak dengan kehadiran akses internet. Ketiadaan internet membuat siswa terpaksa tetap menjalani pembelajaran tatap muka meski dikepung pandemi Covid-19.
"Kami di sini sekolah tatap muka karena kendala jaringan internet, sehingga pembelajaran daring sulit dilakukan. Tapi tidak semua siswa masuk, dalam satu kelas dibagi dua. Jadi, seminggu siswa masuk sekolah dua kali pertemuan," ucap Kepala SDN 11 Sajingan Kecil, Fahrurrijal.
Karena itu, kehadiran BTS diharapkan dapat mendorong siswa belajar lebih banyak, nggak hanya bersumber dari buku paket sekolah dan guru.
"Mereka bisa menggali informasi dan memperkaya wawasan dari internet," kata Fahrurrijal menambahkan.
Hm, semoga pembangunan BTS ini menjadi awal yang baik agar Sambas merdeka konektivitas ya, Millens. (Med/IB21/E05)