Inibaru.id – Pecel dan soto dikenal sebagai penganan khas Indonesia. Tapi, kamu tahu nggak kalau makanan ini juga cukup populer di Suriname? Di sana, bukan hal sulit untuk menemukan tempat makan yang menjualnya.
Di Ibu Kota negara yang berbatasan langsung dengan Brasil tersebut, Paramaribo, kamu bisa mendatangi Pasar Saoenah. Pasar ini juga populer dengan sebutan lain bagi warga setempat, yaitu Pasar Jawa. Alasannya, di sana ada banyak kuliner khas Jawa. Selain itu, setiap hari Minggu, banyak orang-orang keturunan Jawa yang berkumpul di sana.
Saat mengelilingi pasar, jangan heran jika kamu menemui penjual petjel, bami (mi goreng), saotoajam (soto ayam), ayam goreng dan ayam bakar, kering kentang, hingga berbagai jenis sambal sebagaimana yang tersedia di pasar-pasar tradisional Jawa. Kalau nggak pengin makan berat, ada juga lo penjual rempeyek, kacang telur, serta es cendol!
“Aku wis suwe dodolan nang kene, (sudah lama saya jualan di sini),” terang penjual aneka rempeyek dan sambal, Marijke dalam Bahasa Jawa ‘ngoko’ sebagaimana dilansir dari BBC, Selasa (8/8/2023).
Keberadaan Pasar Saoenah nggak hanya menarik perhatian orang-orang Jawa di Suriname. Nyatanya, orang-orang dari suku bangsa lain juga datang ke sana untuk wisata kuliner. Banyak dari mereka yang tergoda hanya karena mendengar kabar dari mulut ke mulut bahwa kuliner Jawa sangat menggoda.
Salah satu di antaranya adalah Satish. Dia dan istrinya sudah berkali-kali wisata kuliner di Pasar Saeoenah.
“Dawet adalah salah satu minuman favorit kami. Rasanya beda dengan minuman lain. Di komunitas kami nggak ada minuman seperti ini. Makanan-makanan di komunitas Jawa juga sangat lezat. Kami biasa beli telo, pisang goreng, dan sate ayam,” terang Satish.
Salah seorang gadis yang baru tinggal di Paramaribo bernama Shakira juga mendapatkan kabar dari kawan-kawannya tentang kuliner Jawa yang sangat menarik di pasar tersebut. Dia pun nggak ragu mengajak rekannya dari Belanda, Ezra, untuk mencicipinya.
“Teman-teman saya bilang kalau makanan Jawa luar biasa. Saya mau beli dadar gulung yang sangat populer karena diberi tambahan parutan kelapa dan gula jawa,” ucap Shakira.
“Dari aromanya saja saya sudah pengin mencoba semua,” terang Ezra.
Benar saja, gara-gara aroma menggoda itulah, mereka berdua pada akhirnya nggak hanya mencoba dadar gulung. Mereka membeli nasi goreng, lumpia, mi goreng, kering tempe, sate ayam, dan dawet. Setelah mencoba semuanya, keduanya setuju jika kuliner Jawa memang luar biasa.
Seringnya turis-turis berdatangan ke Pasar Saoenah untuk wisata kuliner dibenarkan salah seorang penjual yang sudah berdagang di sana sekitar 20 tahun, Soedi. Kalau menurutnya, kuliner Jawa yang unik dan kaya bumbu memang mudah disukai banyak orang.
“Nggak cuma orang Suriname yang datang. Saya sering didatangi orang-orang Belanda. Mereka benar-benar memborong makanan karena suka,” ucap Soedi.
Selain di Pasar Saoenah, kamu juga bisa menemukan pusat kuliner Jawa lain di Paramaribo, yaitu di Blauwgrond. Selain itu, bukan hal aneh melihat warung-warung yang menyajikan masakan Jawa di Suriname. Semuanya laris didatangi pelanggan dari beraneka ragam suku bangsa.
Kamu juga nggak perlu heran jika ada acara-acara besar atau hajatan yang digelar oleh warga Suriname non-Jawa namun tetap menyediakan makanan Jawa. Alasannya sederhana, kuliner khas Jawa memang dianggap istimewa dan disukai banyak orang di sana.
Menarik banget ya, Millens melihat kuliner Jawa bisa dinikmati belasan ribu kilometer dari tempat aslinya. Semoga saja kita punya kesempatan untuk mencicipinya langsung di Suriname, ya? Pasti seru! (Arie Widodo/E05)