Inibaru.id – Kita tentu sering melihat video wawancara dadakan di jalanan yang memang kini kerap dijadikan tema bagi banyak pembuat konten di seluruh dunia. Tapi, siapa sangka, ada satu video wawancara viral yang ternyata dibuat oleh kecerdasan buatan alias AI.
Video tersebut terlihat wajar-wajar saja, seorang laki-laki dengan kaus berwarna biru mewawancarai dua orang perempuan di sebuah jalanan sebuah kota pada malam hari. Wawancaranya terlihat normal layaknya obrolan antar-manusia pada umumnya. Latar jalanan berupa kawasan pertokoan, lengkap dengan lampu-lampunya juga terlihat seperti asli. Tapi, video tersebut adalah hasil buatan AI.
Teknologi AI yang memungkinkan pembuatan video tersebut adalah Veo 3 besutan Google. Kalau menurut si pembuat, Veo 3 mampu bikin video berkualitas tinggi lengkap dengan audio baik itu dialog, efek suara, hingga musik, hanya berdasarkan perintah teks atau gambar.
“Veo 3 bisa memahami instruksi yang cukup kompleks dan menerjemahkannya ke dalam video yang realistis. Bahkan kamu bisa melihat sinkronisasi bibir yang ada dalam video tersebut cukup akurat,” cerita Wakil Presiden Produk Google Deepmind Eli Colins sebagaimana dinukil dari Liputan6, Senin (26/5/2025).

Asalkan kamu tahu saja, Google Veo 3 ini sudah bisa dinikmati warga Amerika Serikat yang mau membeli paket langganan Ultra dengan biaya 249,99 Dollar AS per bulan alias Rp4 jutaan. Biaya ini bisa dijangkau sejumlah kalangan di sana yang memang membutuhkan teknologi terkini, Millens.
Masalahnya, meski hal ini menunjukkan bahwa perkembangan AI sudah sangat menakjubkan, sejumlah pakar juga mengangapnya sebagai sesuatu yang mengerikan. Pasalnya, dengan semakin sulit kita membedakan foto atau video asli dengan yang dibuat oleh AI, semakin rentan kita mengalami misinformasi.
“Bahkan, ada potensi besar penyebaran propaganda. Maklum, video dengan audio yang disinkronisasi ini memang sangat mengesankan dan bisa menipu banyak orang. Yang lebih mengerikan, bisa jadi kita akan mengalami masalah hak cipta atau ancaman terhadap mereka yang punya profesi terkait dengan pembuatan video seperti ini,” tulis 9to5Google.
Memang, Google sudah mengeluarkan antisipasi terhadap kekhawatiran atas halini, yaitu dengan dirilisnya Google Synth ID Detector yang bisa mendeteksi mana konten yang merupakan hasil AI atau yang masih asli. Tapi, tetap saja, nggak semua orang mau atau punya akses untuk menggunakannya.
Yap, meski menakjubkan, bisa dikatakan, perkembangan teknologi AI belakangan ini memang cukup mengerikan. Kalau kamu sendiri, termasuk yang antusias atau malah semakin khawatir dengan hal ini, Millens? (Arie Widodo/E05)