Inibaru.id – Meski sekarang sudah tahun 2022 dan teknologi modern sudah ada di mana-mana, masyarakat Indonesia masih percaya kalau ada area yang masih angker. Di Jawa, saja, jalur yang dianggap angker cukup banyak. Salah satunya adalah jalur angker Rembang-Blora, Millens.
Jalur ini jelas bukan Pantura yang cukup ramai. Bahkan, bisa dikatakan, jalur Rembang – Blora ini cukup sepi. Apalagi di sekelilingnya adalah tanah-tanah kosong, hutan, dan juga perkebunan. Memang, ada desa atau permukiman warga. Namun jumlahnya nggak banyak dan terpencar-pencar.
Dari sekian banyak hunian warga di jalur Rembang – Blora ini, ada sebuah rumah yang terlihat hanya sendirian dan sangat jauh dari tetangga-tetangganya. Kalau nggak benar-benar mengeceknya langsung, pasti bakal terpikir kalau rumah ini nggak dihuni. Namun, ternyata rumah ini ada penghuninya, lo.
Yang ironis, penghuninya hanyalah seorang perempuan tua. Yap, dia benar-benar sendirian tinggal di kawasan yang juga dikenal warga sekitar sebagai jalur tengkorak karena cukup sering terjadi kecelakaan fatal di sana.
Sang nenek tua tersebut adalah Sri Haryati. Usianya sudah 68 tahun. Dia terpaksa tinggal sendirian di rumah tersebut karena suaminya sudah meninggal. Sebenarnya, dia punya enam orang anak. Namun, seluruh anaknya sudah menikah dan tinggal di tempat lain. Jadilah dia sendirian di rumah yang lokasinya nggak jauh dari gerbang perbatasan Rembang – Blora tersebut.
Rumah tersebut adalah warisan dari kakek Haryati. Sebenarnya, Haryati sudah berencana untuk menjualnya atau setidaknya menyewakannya ke orang lain. Sayangnya, nggak banyak orang yang berminat. Karena sayang jika nggak dihuni, Haryati pun akhirnya memilih untuk tinggal di sana meski sendirian.
Oya, sebenarnya, rumah Haryati ini masuk dalam wilayah Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu. Lokasinya dengan pusat desa sebenarnya nggak jauh, yakni sekitar 2 km saja. Tapi, karena nggak ada satupun tetangga di sekitarnya dan kebanyakan adalah hutan, membuat banyak orang nggak percaya kalau rumah tersebut ada yang menghuni.
Haryati mengaku sudah 10 tahun tinggal di sana. Untuk kebutuhan sehari-hari, dia memenuhinya dengan berjualan peyek. Peyek ini biasa dia titipkan ke warung-warung terdekat yang sering dijadikan tempat singgah sopir truk atau warga. Selain itu, cukup banyak warga yang membelinya langsung ke rumahnya.
Wah, nggak nyangka ya, Millens. Bisa ada orang yang berani tinggal sendirian di rumah satu-satunya di jalur angker Rembang – Blora. Kalau kamu, kira-kira bakal berani, nggak? (Dre/IB09/E05)