Inibaru.id - Menjelang malam, hujan baru saja reda; berganti hawa dingin disertai kabut tipis. Namun, hal ini rupanya nggak memupus keinginan ratusan anak muda untuk menyambangi Nongkrong Tobat, pengajian rutin Kampung Tobat Santrendelik yang digelar saban Kamis petang.
Terlebih, Kamis (15/12/2022) itu "pesantren kontemporer" yang terletak di Gunungpati, Kota Semarang tersebut kedatangan tamu penting. Mereka adalah Wakil Ketua MPR Lestari Moerdjiat, CEO Media Grup Mohammad Mirdal Akib, dan pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Luthfi Assyaukanie.
Ratusan peserta tampak telah ada di Santrendelik saat saya tiba sekitar pukul 19.00 WIB. Sebagian dari mereka sudah duduk di pendopo, sisanya masih mengantre makanan di bangunan kecil di sisi kirinya. Nggak lama kemudian, rombongan pembicara pun tiba.
Oya, sedikit informasi, Nongkrong Tobat merupakan kajian rutin bernapaskan Islam yang diinisiasi Santrendelik yang mendaku diri sebagai "pesantren kontemporer". Tiap minggu, kajian yang digelar saban Kamis malam ini memang jarang sepi. Pesertanya didominasi anak muda usia kuliah.
Untuk Para Generasi Perubahan
Menurut saya, konsep mengaji yang ringan dan relate dengan problematika kiwari (kekinian) menjadi alasan kenapa Nongkrong Tobat banyak diminati anak muda. Mereka kerap mengundang pemateri yang out of the box, kritis, dan dekat dengan anak muda, termasuk Kamis lalu.
Tampil sebagai pemateri pertama, Lestari Moerdjiat memulai kajian dengan mengingatkan anak muda untuk mempersiapkan diri menuju Indonesia emas. Menurutnya, anak muda adalah generasi perubahan.
"Yang ada di sini, kalian harus punya persiapan matang ketika Indonesia berusia 100 tahun pada 2045. Kalian harus jadi orang-orang di depan dan jadi pemimpin," kata perempuan kelahiran 1967 yang akrab disapa Rerie tersebut.
Di hadapan ratusan peserta, dia berharap mereka memiliki mimpi yang tinggi serta nggak cepat puas dengan pencapaiannya saat ini.
"Kalian rata-rata baru 20-30 tahun, kan? Usia segitu masih punya banyak kesempatan untuk meraih puncak karier maupun posisi strategis lainnya," ungkap Rerie. "Belajar bukan hanya di kampus. Belajar merupakan bagian dari hidup kita."
Sepakat dengan Rerie, CEO Media Group Mohammad Mirdal Akib yang tampil sebagai pembicara kedua menimpali, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, para pemuda memang harus memiliki ide-ide ciamik laiknya anak muda pada era 1928.
"Coba bayangkan, tahun 1928 para pemuda usia 18-21 tahun bergerak dari Aceh, Papua, Jawa, hingga Ambon; datang ke Jakarta. Sekitar 700 pemuda berkumpul, menghasilkan masterpiece yang kita kenal dengan Sumpah Pemuda," kenang Mirdal.
Lelaki asal Makassar ini berharap seluruh peserta yang rutin datang ke pengajian Nongkrong Tobat untuk meniru serta memodifikasi semangat juang yang telah dikobarkan Para Pemuda 1928.
"Dua puluh tahun yang akan datang adik-adik inilah yang akan jadi pemimpin di Republik ini. Kalian harus meniru semangat dan mimpi Para Pemuda 1928. Mereka nggak punya fasilitas, tapi memiliki gagasan brilian tercetusnya negara kesatuan Indonesia," tuturnya.
Harus Sama-Sama Berbenah
Sementara, Luthfi Assyaukanie yang tampil sebagai pemateri terakhir mengungkapkan, Indonesia bisa saja menjadi negara maju asalkan semua lapisan masyarakat mau sama-sama berbenah.
"Perubahan pada level negara itu tidak akan terjadi jika elemen di dalamnya meliputi individu maupun unit-unit terkecil tidak berubah," kata lelaki yang saat ini bekerja sebagai pengajar di Universitas Paramadina Jakarta tersebut.
Dengan modal yang dimiliki saat ini, Luthfi menambahkan, dia yakin Indonesia bisa menjadi negara adidaya suatu saat nanti.
"Indonesia diuntungkan karena pernah ada transisi politik, yakni Reformasi yang sistem politiknya berubah. Suatu negara bisa dikatakan berhasil jika ada value-nya. Namun, nilai itu bukan hanya diomongkan atau dihapal, tapi dipraktikkan," terangnya.
Obrolan panjang itu berlangsung hangat hingga menjelang tengah malam. Mengiringi tiga pemateri tersebut, Nongkrong Tobat spesial itu juga dimeriahkan dengan lantunan merdu penyanyi pop religi El Alice serta grup band Daniswara. Keduanya tampil menghibur dari awal hingga akhir acara.
Gimana, seru banget kan, Millens? Kalau kamu tertarik untuk datang, Nongkrong Tobat Santrendelik hadir tiap Kamis sekitar pukul 19.00 WIB. Selamat mengaji! (Fitroh Nurikhsan/E03)