Inibaru.id - Duka menyelimuti Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat setelah Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi berpulang pada Minggu (2/11/2025) pagi. Raja Keraton Surakarta tersebut meninggal dunia pada usia 77 tahun setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit.
Kabar wafatnya PB XIII awalnya beredar di media sosial dan berbagai aplikasi pesan singkat sebelum akhirnya dikonfirmasi pihak keluarga. Salah satu kerabat almarhum, Raden Ayu Febri Hapsari Dipokusumo, membenarkan berita duka itu.
“Nggih (iya), Mas, nyuwun doanya,” tulis Febri, dikutip dari CNN Indonesia, Minggu (2/11).
Kabar tersebut juga diperkuat oleh Juru Bicara Mahamenteri Keraton Surakarta, KGPHPA Tedjowulan (Bambang Ary Wibowo), yang menyatakan bahwa pihak keraton tengah mempersiapkan prosesi adat untuk penghormatan terakhir.
Menurut keterangan keluarga, PB XIII mengembuskan napas terakhir di RS Indriati Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, sekitar pukul 07.30 WIB. Kerabat keraton, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Eddy S Wirabhumi mengatakan, mendiang memang sudah cukup lama dirawat di rumah sakit.
Komplikasi Sejumlah Penyakit
Ditemui di Kompleks Keraton Surakarta, Eddy mengungkapkan, PB XIII dirawat lantaran mengalami komplikasi berbagai penyakit, sekitar awal September 2025 setelah mengikuti upacara adat Adang Tahun Dal dan Kembul Bujana di keraton.
“Sebelum upacara Adang Dal, sebenarnya beliau sempat masuk rumah sakit, kemudian membaik dan ikut acara itu. Setelah itu masuk rumah sakit lagi. Kondisi kesehatannya sempat membaik, tapi kembali menurun hingga akhirnya meninggal dunia," sebutnya Minggu (2/11).
Sekitar pukul 10.40 WIB, iring-iringan mobil jenazah tiba di kompleks Keraton Surakarta Hadiningrat dengan pengawalan ketat. Setibanya di Sasanaputra, jenazah langsung dibawa ke ruang dalam untuk prosesi persemayaman yang digelar secara tertutup dan dihadiri oleh keluarga, abdi dalem, serta kerabat dekat.
Sejak pagi, suasana duka sudah terasa di lingkungan keraton. Para pelayat berdatangan dari berbagai kalangan—mulai dari tokoh masyarakat, pejabat daerah, hingga tamu dari luar kota—untuk memberikan penghormatan terakhir.
Akan Dimakamkan di Imogiri
KPH Eddy menyampaikan bahwa jenazah PB XIII akan disemayamkan terlebih dahulu di belakang Pendapa Agung Keraton Surakarta sebelum diberangkatkan ke Astana Raja-Raja Mataram, Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
“Sebelum dimakamkan, beliau akan disemayamkan di belakang pendapa utama. Seluruh rangkaian upacara adat akan dilaksanakan secara lengkap sesuai ketentuan. Semua prosesi adat dilaksanakan sebagaimana mestinya,” tuturnya.
Pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Selasa Kliwon, 4 November mendatang, sekitar pukul 13.00-14.00 WIB. Prosesi adat akan dipimpin langsung oleh para pejabat adat dan pengurus keraton, diikuti penghormatan dari tamu penting dan tokoh masyarakat yang hadir.
Sejak pengumuman wafatnya PB XIII, aktivitas di dalam keraton difokuskan untuk persiapan upacara adat dan penyambutan tamu pelayat. Seluruh kawasan sekitar keraton dijaga ketat oleh aparat keamanan untuk memastikan kelancaran jalannya prosesi.
Sedikit informasi, PB XIII Hangabehi dikenal sebagai sosok pemimpin adat yang berupaya menjaga kelestarian tradisi Jawa di tengah perubahan zaman. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar keraton dan masyarakat Surakarta dan tentu saja kita semua. (Siti Khatijah/E10)
