inibaru.id – Selama ini kita mungkin cuma tahu kalau tingginya kadar karbon dioksida (CO2) itu bikin bumi makin gerah alias memicu krisis iklim. Tapi, pernah kepikiran nggak sih kalau polusi udara ini ternyata juga "merampok" nutrisi dari nasi dan sayur yang kita makan setiap hari?
Sebuah penelitian terbaru dari Leiden University yang baru saja dirilis di jurnal Global Change Biology membawa kabar yang cukup bikin dahi berkerut. Ternyata, tanaman pangan kita lagi mengalami krisis komposisi: makin tinggi kalori, tapi makin miskin gizi. Duh!
Baca Juga:
Kamu Obesitas atau 'Cuma' Gemoy?Sterre ter Haar, peneliti dari Belanda, mengungkapkan bahwa ini bukan sekadar penurunan gizi biasa. "Kami melihat pergeseran total dalam komposisi makanan," ujarnya.
Bayangin, tanaman yang tumbuh di lingkungan tinggi CO2 itu kayak orang yang hobi makan junk food. Badannya mungkin makin besar (tinggi kalori), tapi kandungan penting seperti zinc, zat besi, dan protein justru merosot tajam.
Hasil riset terhadap 43 jenis tanaman pangan termasuk padi, kentang, tomat, dan gandum menunjukkan penurunan nutrisi rata-rata 4,4 persen. Bahkan, dalam beberapa kasus ekstrem, ada nutrisi yang hilang sampai 38 persen! Kebayang nggak, makan tomat masa depan mungkin rasanya sama, tapi gizinya sudah "zonk".
Bahaya Obesitas Mengintai
Nah, ini yang bikin ngeri. Ketika jumlah kalori naik tapi nutrisinya turun, risiko obesitas bakal makin tinggi. Kita jadi merasa kenyang karena kalorinya banyak, tapi tubuh sebenarnya "kelaparan" zat gizi penting.
Nggak cuma itu, para peneliti juga menemukan indikasi kalau konsentrasi zat berbahaya seperti timbal berpotensi meningkat pada tanaman. Jadi, selain gizinya hilang, risikonya malah nambah.
Sebagai informasi, peneliti menggunakan angka 350 ppm (part per million) sebagai batas aman CO2. Masalahnya, sekarang kita sudah hidup di level 425 ppm, dan diprediksi bakal menyentuh 550 ppm pada tahun 2065.
Artinya, makanan yang kamu santap hari ini kemungkinan besar sudah nggak sebergizi makanan yang dimakan kakek-nenek kita beberapa dekade lalu. Kita sudah setengah jalan menuju titik di mana kualitas pangan benar-benar merosot.
Waktunya Atur Ulang Isi Piring?
Fenomena ini memicu pertanyaan besar. Apakah kita perlu mengubah pola makan atau cara kita bertani? Tanpa perubahan strategi, risiko kekurangan nutrisi global bakal jadi nyata meskipun stok makanan melimpah ruah.
Mulai sekarang, sepertinya kita harus lebih aware bukan cuma soal "kenyang", tapi soal kualitas isi piring. Karena ternyata, langit yang kotor bisa bikin perut kita ikut tekor gizi.
Serem juga ya, Gez, kalau masa depan kita diisi sama makanan yang cuma bikin kenyang tapi nggak bikin sehat. Menurutmu, apa nih yang bisa kita lakuin buat menjaga kualitas pangan kita di tengah polusi yang makin gila? (Siti Zumrokhatun/E05)
