Inibaru.id – Kemarau panjang pada tahun ini menyebabkan begitu banyak daerah di Indonesia yang mengalami kekeringan. Di Jawa Tengah saja, menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, telah ada 148 desa dari 22 kabupaten/kota yang terdampak.
Memang, BPBD dan sejumlah pihak lain sudah memberikan bantuan air kepada warga. Masalahnya, nggak semua warga atau daerah mendapatkannya karena berbagai alasan. Hal ini membuat banyak warga yang akhirnya mencari solusinya sendiri.
Baca Juga:
21 Daerah di Jawa Tengah KekeringanDi Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, misalnya, sebagian warga sampai menggali dasar sungai yang kering demi mendapatkan air keruh karena di daerah tersebut sudah empat bulan nggak ada hujan.
“Yang paling banyak terkena kekeringan di Jawa Tengah memang Grobogan. Di sana ada 41 desa yang mengalaminya. Setelah itu adalah Blora dengan 24 desa dan Sragen dengan 13 desa,” jelas Kabid Penanganan Darurat BPBD Jateng Dikki Ruli Perkasa sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Selasa (8/8/2023).
Mengingat masalah kekeringan yang terjadi di Indonesia sudah cukup parah, kapan kira-kira musim kemarau akan berakhir? Kalau soal ini, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut puncak fenomena El Nino baru akan terjadi pada Oktober-November 2023. Sementara itu, pada Agustus dan September, Indonesia mengalami puncak musim kemarau.
“Puncak kemarau kering terjadi di Agustus-September. Kalau puncak El Nino baru Oktober – November. Adanya El Nino inilah yang membuat musim kemarau tahun ini sangat kering,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Kompas, Kamis (10/8).
Dwikorita nggak asal cuap. Dia mengungkap hal ini karena berdasarkan pemantauan iklim dan cuaca yang dilakukan tim peneliti dari BMKG, udara kering justru akan semakin meningkat pada Agustus dan September ini. Dia pun menyarankan warga untuk berhemat air.
Tapi, Dwikorita juga yakin jika udara kering ini bakal mulai menurun pada bulan Oktober. Saat November, diperkirakan hujan akan mulai turun.
“Mulai berkurang (udara kering pada Oktober), tapi masih kering. Prediksi kami hujan mulai November,” lanjutnya.
Meski begitu, hal ini juga nggak merata, Millens. Di sebagian wilayah seperti Nusa Tenggara dan Papua bagian selatan, fenomena El Nino diperkirakan bakal terasa sampai akhir November atau bahkan awal Desember 2023.
Area-area tersebut pun diperkirakan akan mengalami musim hujan jauh lebih lambat dari wilayah-wilayah lainnya di Tanah Air.
Melihat pemantauan yang dilakukan tim BMKG ini, ada baiknya memang kita mengikuti saran dari Dwikorita, ya, Millens, yaitu menghemat air. Karena, musim kemarau sepertinya akan masih berlangsung cukup lama. (Arie Widodo/E05)