Inibaru.id – Suara petasan berulang membuka pertunjukan. Lampu panggung mulai dinyalakan, diikuti kemunculan seorang lelaki berpenampilan khas busana Jawa. Dengan gaya teatrikal seolah menunjukkan dari alam berbeda, dia bermonolog, menyalakan petasan, dan seolah memutar bambu kincir waktu.
Begitulah gambaran awal dari pertunjukan kontemporer Slamet Stunting yang diselenggarakan oleh Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) di Desa Lau, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Selasa (27/6/2023) malam. Pertunjukan rakyat berdurasi 30 menit itu digarap atas dukungan Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Jawa Tengah.
Dibuka dengan monolog, pertunjukan ini kemudian menampilkan adegan demi adegan, mengisahkan tentang sepasang istri suami yang sedang menanti kehadiran buah hati. Melalui aksi teatrikal yang dibalut komedi, para penonton disuguhi cerita bermuatan ilmu pengetahuan tentang penanggulangan stunting.
Pentas diakhiri adegan kelahiran seorang bayi dengan keadaan baik dan selamat sehingga anak tersebut diberi nama Slamet.
Edukasi Stunting
Pentas Slamet Stunting ini merupakan pertunjukkan rakyat yang sengaja dipentaskan secara keliling sebagai bentuk edukasi kepada warga akan pentingnya mencegah stunting.
”Kami terlibat bersama FK Metra Jateng untuk menggarap sebuah film yang mengedukasi warga lewat dunia pertunjukan," jelas sutradara pentas Muchammad Zaini kepada Inibaru.id.
"Ide stunting ini berawal dari keresahan kami pula melihat permasalahan stunting masih banyak ditemui. Apalagi di desa-desa banyak warga yang kurang memahami apa itu stunting,” lanjutnya.
Menurut Zaini, tema-tema lokal yang dekat dengan kehidupan warga, seperti stunting, memang perlu diangkat. Apalagi, pentas pertunjukan ini didesain dengan gaya humor dan komedi, yang tentunya akan banyak diminati oleh semua umur.
"Pertunjukan ini memang basisnya kesenian rakyat, mulai dari tari, ketoprak dan performance art. Kita tampilkan ke warga sebagai hiburan yang mengedukasi," tambahnya.
Digarap Serius
Ini memang pertunjukkan yang membuat penonton tertawa karena mengandung banyak komedi. Tapi, untuk bisa menampilkan pertunjukkan tersebut, Zaini dkk benar-benar serius menggarapnya. Lelaki dengan nama panggung Jesy Segitiga itu mengaku timnya dituntut kreatif dalam mendesain panggung dan menyesuaikan set lokasi yang akan dijadikan pentas.
”Apalagi, tadi habis Magrib sempat hujan cukup deras, jadi pentasnya kami undur sampai hujan reda. Meskipun perlu beberapa persiapan ulang, alhamdulillah pentas tetap berjalan lancar dan bisa menghibur penonton,” ujarnya.
Tertarik untuk menonton pertunjukan "Slamet Stunting" dari KBPW? Tenang saja, kamu bisa menontonnya lewat kanal youtube FK Metra Jawa Tengah. Silakan mampir dan selamat memetik banyak pelajaran tentang stunting di sana! (Hasyim Asnawi/E10)