Inibaru.id – Ironis, satu kata ini cukup untuk menggambarkan kontrasnya cuitan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar yang seharusnya memperhatikan alam namun justru terkesan nggak mempedulikan deforestasi. Yang lebih ironis, hanya sehari usai cuitan itu mendapat kecaman banyak pihak, Kawasan Batu, Malang, dilanda banjir bandang yang mengerikan. Besar kemungkinan bencana ini juga dipicu oleh kerusakan alam.
Pada Rabu (3/11/2021) di akun Twitternya @SitiNurbayaLHK menuliskan cuitan yang sangat kontras dengan jabatan yang dia emban.
“Pembangunan besar-besaran era Presiden Jokowi tidak boleh berhenti atas nama emisi karbon atau atas nama deforestasi," tulisnya.
Cuitan ini langsung dikritik habis-habisan warganet. Bahkan, Yayasan Madani Berkelanjutan sampai mengeluarkan kritik kalau Indonesia hanya tinggal punya waktu sampai 2030 untuk memperbaiki kondisi alam, termasuk mengatasi deforestasi alias penggundulan hutan yang seperti sulit untuk dihentikan. Kalau nggak, kita bakal menjadi salah satu negara yang paling parah terdampak perubahan iklim.
Sudah jadi rahasia umum, Millens kalau kerusakan alam, termasuk yang dipicu oleh deforestasi bisa menyebabkan bencana alam. Sayangnya, hal ini pulalah yang diduga memicu banjir bandang yang sangat mengerikan di Batu, Malang, pada Kamis (4/11), atau hanya sehari usai cuitan sang menteri memicu kontroversi.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, banjir bandang ini terjadi di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang ada di lereng Gunung Arjuno. Gara-gara banjir bandang ini, 15 orang dilaporkan terseret. Empat orang sudah ditemukan selamat. Namun, ada dua orang yang ditemukan meninggal dunia.
“Tinggal 11 orang yang belum ditemukan,” ungkap Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu Achmad Choirur Rochim, Jumat (5/11).
Aliran air yang sangat deras ditambah dengan batang-batang dan ranting pohon, bebatuan, lumpur, hingga puing bangunan awalnya terlihat di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji. Setelahnya, desa-desa lain seperti Bulukerto, Tulungrejo, Padangrejo, hingga Sidomulyo pun ikut terdampak.
Nggak hanya di Kota Batu, banjir bandang terus berlanjut hingga ke Kota Malang. Permukiman yang ada di Kelurahan Samaan, Kecamatan Klojen juga sampai terendam. Sejumlah rumah di Kelurahan Jatimulyo juga terendam air, sampah, dan material lainnya hingga sekitar 10 cm.
Dilaporkan, satu jembatan sampai mengalami kerusakan akibat banjir bandang ini, empat kendaraan juga hanyut. Tiga mobil dan 28 sepeda motor rusak, 17 unit rumah rusak, 6 kandang hewan rusak berat, dan 8 ekor hewan ternak juga hanyut.
Apa yang terjadi di Batu, Malang, menjadi tanda bahwa masyarakat dan khususnya pemerintah masih belum benar-benar memperhatikan alam. Lantas, jika Siti Nurbaya Bakar sebagai Menteri LHK saja sampai terkesan nggak begitu memperhatikan deforestasi, apa yang bisa kita lakukan? (Sua, Det, Cnn, Oke, Tem/IB09/E05)