Inibaru.id – Nggak semua film Korea isinya tentang cerita romantis. Nyatanya, ada sejumlah film yang menggambarkan sisi lain kehidupan di Negeri Ginseng dengan cerita yang nggak biasa. Salah satu yang layak untuk kamu tonton adalah House of Hummingbird (2018).
Pada menit-menit awal, film yang disutradarai sekaligus ditulis oleh Kim Bora ini sudah menunjukkan kelamnya cerita yang akan disajikan. Sang karakter utama, gadis 14 tahun bernama Eun-hee terlihat mencari kasih sayang di keluarganya yang terus sibuk mencari uang.
Sekolah bukanlah tempat yang nyaman baginya, karena Eun-hee nggak punya banyak teman. Satu-satunya dunia yang nyaman baginya adalah tempat les. Di sana, dia bertemu seorang guru les yang mau mendengarkannya; membuatnya lebih terbuka dan mau menceritakan ketakutannya akan masa depan.
Oya, House of Hummingbird berlatar di Korea Selatan pada 1994. Kala itu, Korsel bukanlah kekuatan ekonomi raksasa seperti sekarang. Maka, tuntutan untuk menjadi penopang negara pun diletakkan di pundak para generasi muda, yang juga dirasakan Eun-hee saat berada di sekolah.
Alur yang Lambat
Sengkarut perasaan tokoh utama yang diperankan Park Ji-hu ini ini digambarkan dalam alur film yang bergerak sangat lambat. Misalnya, ada satu momen ketika Eun-hee termenung. Adegan film hanya menampilkan dirinya yang hanya melihat sekitar dengan pikiran entah ke mana.
Terlihat membosankan? Eits, tunggu dulu! Justru dengan cara itu penonton jadi bisa ikut larut dalam kegalauan si remaja pencari jati diri ini, yang digambarkan dengan menawan sebagaimana orang dengan jiwa yang kesepian dan kebingungan.
Jauh berbeda dengan kebanyakan film Korea modern yang beralur cepat, House of Hummingbird justru meraup sukses di negaranya dan penggemar film dunia. The Guardian bahkan menyebutnya sebagai salah satu film modern terbaik sepanjang masa buatan Korea.
Setali tiga uang, laman pemeringkat film Rotten Tomatoes juga memberikan skor yang nggak kalah menyenangkan. House of Hummingbird mendapatkan rating 98 persen dari 48 review. Audiens Score-nya juga cukup tinggi, yaitu 74 persen. Artinya, film ini memang disukai banyak orang.
Salah satu daya tarik utama dari film ini adalah adegan ending-nya yang sangat spesial. Banyak yang menganggapnya sempurna sampai-sampai penonton di bioskop bertepuk tangan setelah filmnya selesai. Gimana ending-nya? Jangan diceritakan di sini kali ya! Ha-ha.
Pujian yang nggak kalah menyenangkan juga datang dari kritikus film AS Witney Seibold. Anggota Hollywood Critics Association dan Online Film Critics Society ini mengatakan film tentang kehidupan remaja itu menyentuh, nyata, brutal, bisa membuat frustrasi, tapi juga penuh dengan harapan.
"Film ini akan terus dibicarakan dalam waktu yang lama. Salah satu yang terbaik,” ucapnya pada 2020.
Nah, kalau kamu pengin tontonan yang berbeda, cobalah tonton House of Hummingbird. Kamu juga bisa ajak anak atau adik yang baru masuk usia remaja, biar setelah selesai menontonnya kalian bisa berdiskusi terkait film ini. (Arie Widodo/E03)