Inibaru.id – Setelah dalam beberapa pekan belakangan media sosial dihiasi dengan gambar dan slogan “All Eyes on Rafah”, kini media sosial di Indonesia dijejali dengan gambar dan slogan yang sedikit berbeda, yaitu “All Eyes on Papua”. Sebenarnya apa itu All Eyes on Papua yang tengah viral di media sosial?
Jika All Eyes on Rafah ditujukan untuk membuat orang-orang dari seluruh dunia jadi lebih paham dengan kekejian Israel di Gaza, Palestina, tepatnya di Kota Rafah, All Eyes on Papua dibuat untuk membuat semua orang, khususnya warga Indonesia untuk memperhatikan adanya masalah yang terjadi di Papua, tepatnya pada kondisi alamnya yang rusak gara-gara dijadikan lahan perkebunan sawit.
Gambar dan slogan All Eyes on Papua sebenarnya sudah muncul sejak pekan lalu, tepatnya dari Jumat (31/5/2024). Salah satu akun yang menyuarakan hal ini adalah akun X (Twitter) @lercwolf. Berikut adalah tulis cuitan dari akun tersebut.
”Senin kemarin masyarakat adat Awyu Papua demo di depan gedung Mahkamah Agung. Mereka sedang memperjuangkan hak-hak mereka, hutan adat tempat mereka tinggal bakalan kena gusur buat dijadiin kebun sawit. Please focus on them too. #Alleyesonpapua,” tulis akun tersebut.
Ceritanya begini, Millens. Jadi, masyarakat adat Awyu dan Moi sedang berusaha untuk mendapatkan kembali sekaligus menyelamatkan hutan yang selama ini jadi tempat tinggal dan sumber penghidupannya dari Proyek Tanah Merah, proyek perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia.
Asal kamu tahu saja, proyek ini digarap tujuh perusahaan sekaligus, yaitu PT NUM, PT MSM, PT TKU, PT ESK, PTGKM, PT KCP, dan PT MJR. Karena yang mengurus Proyek Tanah Merah ini cukup banyak, otomatis lahan yang digarap juga cukup luas, tepatnya lebih dari 36 ribu hektare yang masuk wilayah hutan adat marga Moro yang masuk dalam wilayah Suku Awyu, Papua Barat.
Masyarakat Adat Suku Awyu dan marga Moro yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Hutan Adat Papua pun kemudian menggungat izin kelayakan lingkungan hidup perkebunan sawit PT IAL. Gugatan ini diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Mereka juga sedang berjuang melawan PT SAS yang sudah membabat lebih dari 18 ribu hektare hutan adat untuk perkebunan sawit sekaligus mengajukan kasasi terhadap PT KCP dan PT MJR.
“Kami menempuh jarak yang jauh, rumit, dan mahal dari Tanah Papua ke Ibu Kota Jakarta untuk meminta Mahkamah Agung (MA) memulihkan hak-hak kami yang dirampas dengan cara membatalkan izin perusahaan sawit yang kini tengah kami lawan,” ungkap salah seorang anggota Suku Awyu bernama Henrikus Woro sebagaimana dinukil dari Tirto, Senin (3/6/2024).
Semoga saja perjuangan masyarakat Papua menyelamatkan hutan dan alamnya dari keserakahan manusia berhasil, ya, Millens. Kali ini, kita bantu mereka dengan terus menyuarakan slogan All Ayes on Papua di media sosial. Setuju? (Arie Widodo/E05)