Inibaru.id – Di tengah derasnya arus berita negatif yang menyelimuti negeri akhir-akhir ini, sering kali kita jadi pesimistis melihat kondisi bangsa. Rasanya kok berat banget, ya, hidup di negeri sendiri?
Padahal, kalau mau jujur, selalu ada kebaikan yang tumbuh di sekitar kita. Dari hal kecil seperti gotong royong tetangga saat ada yang sakit, anak-anak muda yang kreatif bikin gerakan sosial, sampai inovasi sederhana yang lahir dari desa-desa. Sayangnya, cerita-cerita baik itu kerap tenggelam oleh kabar buruk yang lebih heboh. Terlebih lagi ketika terjadi banyak kekacauan di kancah politik dan sosial.
Psikolog Klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi., menjelaskan bahwa rasa optimis tetap perlu untuk dipelihara. Menurutnya, rasa optimis nggak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga membuat seseorang lebih tangguh menghadapi perubahan situasi.
Fokus pada kebaikan bukan berarti menutup mata dari masalah ya. Justru sebaliknya, kebaikan adalah bahan bakar agar kita kuat menghadapi tantangan. Dengan melihat ada banyak orang yang peduli dan mau bergerak, kita jadi percaya bahwa perubahan itu mungkin.
Perlu Dilatih
Optimisme penting banget buat bangsa sebesar Indonesia. Dia bisa jadi perekat di tengah perbedaan, sekaligus energi untuk terus melangkah. Kalau publik hanya dicekoki rasa putus asa, bangsa ini bisa kehilangan arah. Tapi kalau kita memilih untuk melihat cahaya, semangat itu bisa menular.
Nah, berita baiknya optimisme bisa dilatih. “Cobalah melihat sisi positif. Doakan mereka yang tetap menjalankan amanah dengan baik,” jelasnya melansir Kompas, Minggu (31/8).
Mungkin benar kata orang bijak, kebaikan itu menular. Sekali kamu menyebarkannya, dia akan berputar, balik lagi ke kamu, bahkan lebih besar. Nah, bayangkan kalau semangat optimisme ini menyebar dari satu orang ke orang lain. Bukankah bangsa ini bisa lebih kuat?
Jadi, yuk mulai hari ini coba fokus ke kebaikan. Entah itu dengan menebar senyum, membantu orang di sekitar, atau sekadar nggak ikut-ikutan menyebarkan kabar bohong yang bikin suasana makin sumpek. Siapa tahu, langkah kecil itu jadi bagian dari optimisme besar untuk masa depan bangsa. Betul nggak nih, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
