Inibaru.id - Hidup bermasyarakat sangat kompleks. Idealnya, masyarakat perlu saling menolong untuk lingkungan yang lebih harmonis. Namun, ada kalanya mereka justru menjadi penonton ketika meliat orang lain yang butuh pertolongan.
Dalam dunia psikologi, hal ini disebut efek penonton atau bystander effect. Kondisi ini merujuk pada fenomena seseorang cenderung enggan untuk memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan saat ada banyak orang lain di sekitarnya.
Baca Juga:
Kenapa Ada Orang yang Punya Wajah Jutek?Meskipun ini nggak bisa dianggap sebagai hal yang "normal" dalam arti positif, fenomena ini dapat dijelaskan oleh beberapa faktor psikologis dan sosial.
Pertama, salah satu faktor yang memengaruhi efek penonton adalah difusi tanggung jawab. Ketika banyak orang hadir dalam situasi darurat, setiap individu cenderung mengasumsikan bahwa orang lain akan bertindak atau sudah bertindak. Akibatnya, setiap orang merasa bahwa tanggung jawab untuk bertindak terbagi-bagi di antara banyak orang lain, dan akhirnya nggak ada yang bertindak.
Kedua, kecemasan sosial juga berperan dalam efek penonton. Individu cenderung khawatir tentang penilaian orang lain terhadap tindakan mereka. Mereka mungkin takut untuk bergerak karena takut dianggap berlebihan atau mencolok oleh orang lain di sekitar mereka.
Selain itu, interpretasi situasi juga memainkan peran penting dalam efek penonton. Orang-orang mungkin nggak yakin apakah situasi benar-benar memerlukan bantuan atau nggak. Mereka mungkin ragu-ragu apakah intervensi mereka akan membantu atau memperburuk situasi.
Meskipun efek penonton mungkin merupakan respons alami dalam situasi tertentu, penting untuk menyadari dan mengatasi fenomena ini. Meningkatkan kesadaran akan efek penonton, memberikan pelatihan tentang keterampilan intervensi dalam situasi darurat, dan menggalang keberanian untuk bertindak dapat membantu mengurangi dampaknya.
Dalam konteks sosial dan psikologis, efek penonton adalah fenomena yang menarik dan kompleks yang membutuhkan pemahaman yang mendalam untuk mengatasinya dan mempromosikan respons yang lebih proaktif dan empatik dalam situasi darurat.
Meski gemas karena banyak orang yang cuma nonton ketika ada situasi darurat, kita nggak perlu ikut menjudge mereka ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)