Inibaru.id – Upaya mengentaskan kemiskinan lewat jalur pendidikan terus digenjot. Pemerintah Kabupaten Magelang bahkan menyambut baik program Sekolah Rakyat dari Kementerian Sosial karena dianggap sejalan dengan visi daerah, yakni mencetak seribu sarjana setiap tahun.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji saat mendampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono meninjau rumah calon siswa Sekolah Rakyat, Annisa Dwi Pangestu, di Dusun Samberan, Desa Wringin Anom, Kecamatan Tempuran, Rabu (4/6/2025).
“Tentunya ini selaras dengan program seribu sarjana yang ada dalam visi misi, untuk mengentaskan kemiskinan dengan ilmu pengetahuan,” ungkap Grengseng.
Dia menambahkan, Pemkab Magelang memang berkomitmen mendorong pendidikan sebagai fondasi utama dalam menekan angka kemiskinan.
Karena itu, pihaknya juga memberikan dukungan nyata terhadap program Sekolah Rakyat, salah satunya dengan menyiapkan pusat pendidikan milik pemda di Tegalrejo untuk dimanfaatkan sebagai lokasi belajar.
Sementara itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo menyebut kunjungannya ke rumah Annisa merupakan bagian dari pengecekan langsung kondisi calon siswa. Hasilnya, kondisi keluarga Annisa memang sesuai dengan kriteria sasaran program.

“Benar, kondisi calon siswa atas nama Annisa Dwi Pangestu, anak kedua dari pasangan Eko Haryanto dan Siti Kusriatun ini, merupakan dari keluarga tidak mampu,” jelasnya.
Agus Jabo menambahkan, program Sekolah Rakyat bertujuan untuk memutus rantai kemiskinan antar-generasi sebagaimana menjadi perhatian Presiden RI.
“Jadi, Pak Presiden tidak mau kalau orang tuanya tidak mampu, (dan) masuk dalam kategori miskin, anaknya nanti ikut miskin. Yang kedua, Pak Presiden ingin memuliakan orang-orang yang tidak mampu. Yang ketiga, Pak Presiden ingin anak-anak Indonesia terus sekolah setinggi-tingginya,” papar Agus Jabo.
Sementara itu, Annisa mengaku senang mendapat kesempatan menjadi bagian dari Sekolah Rakyat. Harapannya, ini bisa menjadi jembatan untuk menggapai cita-cita.
“Senang bisa melanjutkan sekolah untuk bisa mengejar cita-cita menjadi guru,” ujar Annisa dengan penuh semangat.
Dia juga nggak keberatan tinggal di asrama selama menempuh pendidikan nanti, karena kebutuhan sehari-hari sudah difasilitasi pihak sekolah. Hal itu menurutnya bisa sangat meringankan beban orang tua.
Pendidikan memang nggak bisa berdiri sendiri dalam mengentaskan kemiskinan, tapi jelas menjadi jalan awal untuk membuka peluang.
Betewe, gimana pendapatmu tentang Sekolah Rakyat ini, Millens? Benarkah harus banget membangun sekolah baru atau cukup memanfaatkan sekolah yang sudah ada sehingga memperkecil risiko diskriminasi? (Siti Zumrokhatun/E10)