BerandaHits
Rabu, 23 Jul 2025 17:01

Duh, Epidemi Narsisme Nyebar? Jangan-jangan Kita Kena Juga!

Duh, Epidemi Narsisme Nyebar? Jangan-jangan Kita Kena Juga!

Banyak orang tanpa sadar membutuhkan validasi orang lain sebagai akibat kecanduan media sosial. (via Radar Mojokerto)

Fenomena narsisme makin merajalela! Dari kecanduan media sosial yang bikin kita haus validasi, pola asuh yang keliru, sampai budaya pamer ala influencer, semua ikut andil.


Inibaru.id – Pernah merasa kok belakangan ini orang-orang di medsos atau bahkan di dunia nyata makin fokus ke diri sendiri? Maunya dipuji, pamer, dan kalau nggak dapat validasi dikit aja langsung baper? Hati-hati, Gez! Jangan-jangan, kita lagi menghadapi Epidemi Narsisme yang katanya lagi melanda dunia!

Istilah ini dipopulerkan sama dr. Jean Twenge, seorang psikolog dari Amerika Serikat. Dia meneliti soal meningkatnya sifat narsis (alias overpede, lapar validasi, pengen jadi pusat dunia) sejak tahun 1980-an. Menurut Dr. Twenge, kita sekarang hidup di era di mana banyak orang lebih sering nampilin diri ketimbang bangun hubungan sama orang lain. Duh, kok jadi miris gini ya?

Medsos: Biang Kerok Lingkaran Validasi?


Setuju nggak sih kalau medsos itu bisa jadi biang kerok hidup kita jadi terjebak dalam lingkaran validasi? Kita upload foto, video, atau status, terus deg-degan nungguin likes, comments, bahkan shares. Kalau ramai, happy banget rasanya! Tapi kalau sepi, auto insecure. Hal ini bisa terjadi terus, tiap hari, bahkan bisa sampai beberapa jam sehari! Capek nggak sih?

The New York Times (2021) pernah bahas algoritma TikTok yang bisa nge-push konten tertentu ke sekitar 200 orang serentak. Nah, kalau konten itu mencapai 50 poin (nilai engagement), bakal disebarin ke lebih banyak orang lagi. Ini yang bikin kita selalu kepikiran gimana caranya bikin konten yang bisa viral lagi, dan viral lagi. Nggak heran kalau banyak orang jadi makin terobsesi sama "diri mereka versi online". Pokoknya harus tampil sempurna, padahal ya nggak gitu juga kan di kehidupan nyata?

Narsisme itu Apa Sih?

Seseorang yang narsis bakal kesulitan dalam menjalin hubungan. (Freepik)
Seseorang yang narsis bakal kesulitan dalam menjalin hubungan. (Freepik)


Menurut ilmuwan psikologi terkenal, Sigmund Freud, narsisme adalah cinta yang diarahkan pada diri sendiri, tetapi tanpa pengakuan diri yang sesungguhnya. Kedengerannya simpel, tapi dalam banget maknanya. Artinya, orang narsis itu cinta sama dirinya tapi bukan karena mereka benar-benar mengenal dan menerima diri seutuhnya, melainkan lebih ke versi ideal yang mereka inginkan.

Efek Nggak Enak Narsisme di Kehidupan Sosial


Kalau kamu merasa gejala-gejala ini, bisa jadi narsisme mulai mengintai:

- Susah Nerima Kritik.

Mereka maunya selalu dianggap benar. Begitu dikritik sedikit saja, langsung baper, defensif, atau malah nyerang balik. Padahal kritik kan bisa jadi masukan.

- Empati Menurun.

Hubungan mereka sama orang jadi dingin. Yang satu sibuk cerita tentang dirinya, yang lain cuma dibikin bengong. Nggak ada timbal balik. Hubungan jadi kayak satu arah.

- Kecanduan Validasi.

Banyak orang tampil bukan jadi diri sendiri, tapi jadi versi "editan" yang bisa dipamerin sehingga lupa sama autentisitas.

- Relasi Jadi Toxic & Nggak Tahan Lama.

Yap, hubungan gampang renggang karena energi relasi nggak seimbang, penuh drama, dan nggak saling dukung. Karena yang satu maunya cuma jadi pusat perhatian.

Pola Asuh dan Budaya Influencer Ikut Andil?


Selain medsos, Dr. Jean Twenge juga bilang kalau penyebab lain narsisme adalah pola asuh yang over praise, seakan-akan "anakku yang paling hebat". Akibatnya, si anak tumbuh jadi orang yang selalu lapar pujian dan validasi.

Kondisi ini diperparah dengan budaya influencer yang suka flexing atau pamer-pamer. Tanpa sadar, kita jadi sering membanding-bandingkan kehidupan kita dengan figur di dunia maya yang kelihatannya perfect banget. Padahal kan, yang kita lihat di medsos itu cuma secuil kecil dari kehidupan mereka, dan seringkali udah diedit sedemikian rupa.

Terus, Gimana Biar Nggak Kena Narsisme?


Gampang kok. Eksis di medsos sah-sah saja selama tahu menempatkan diri. Kita semua butuh didengar dan itu manusiawi. Tapi ingat, kita juga perlu belajar mendengar orang lain. Fokus nggak cuma ke diri sendiri, tapi juga ke lingkungan sekitar. Bangun hubungan yang tulus, bukan cuma buat pamer atau cari validasi.

Yuk, mulai sekarang lebih bijak lagi bermedsos dan berinteraksi. Jangan sampai "Epidemi Narsisme" ini bikin hidup kita jadi nggak seimbang! Ingat, kebahagiaan sejati bukan dari likes atau pujian, tapi dari hati yang tulus dan hubungan yang bermakna. Setuju, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved