Inibaru.id – Masyarakat Indonesia sejak zaman dulu memang hobi banget untuk menyingkat istilah. Salah satu singkatan yang sering dijumpai yaitu tilang. Istilah tilang ternyata adalah singkatan dari bukti pelanggaran. Kamu pasti baru tahu, kan?
Selain istilah tilang, istilah-istilah berikut juga merupakan singkatan yang kamu pasti belum tahu sebelumnya. Yuk, simak!
Petani (Penyangga Tatanan Negara Indonesia)
Istilah ini pasti familiar di telingamu kan? Bahkan ada lagunya juga yang selalu dinyanyikan para mahasiswa saat demo. Nah, usut punya usut, istilah petani ini adalah singkatan dari Penyangga Tatanan Negara Indonesia.
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki lahan yang luas dan subur. Di era perjuangan menuju kemerdekaan, petani adalah profesi yang mendominasi. Saking pentingnya peran petani saat itu, Soekarno ingin mengangkat derajat petani untuk melawan penjajah.
Presiden pertama Indonesia itu juga memberi istilah khusus untuk petani, yaitu Penyangga Tatanan Negara Indonesia. Istilah ini disampaikan Bung Karno pada 1952 saat menggalakkan swasembada pangan sebagai penjamin stabilitas nasional.
Perkedel (Persatuan Kentang dan Telur)
Nama makanan satu ini sejatinya berasal dari bahasa Belanda yakni frikadel. Konon, makanan ini sampai ke Indonesia saat Belanda menjajah Indonesia. Bila di Belanda frikadel adalah daging cincang yang dilumatkan kemudian digoreng, masyarakat Indonesia justru membuatnya dengan bahan utama kentang dan telur.
Penggantian bahan ini dikarenakan saat masa penjajahan, harga daging sangatlah mahal dan susah didapat. Nah, karena dibuat dari kentang dan telur, makanan ini diberi nama perkedel alias persatuan kentang dan telur. Ha-ha!
Basa-Basi (Bahas Sana Bahas Sini)
Saat bertemu dengan orang baru, orang Indonesia biasanya berbasa-basi. Basa-basi sebenarnya adalah adat sopan santun atau tata krama pergaulan. Namun, ada pula yang mengatakan bila istilah ini merupakan singkatan dari Bahasa Sana Bahas Sini.
Penyebutan itu nggak lepas dari bentuk kegiatannya yakni bercakap-cakap mengenai hal yang dianggap remeh saat memulai perbincangan dengan teman-teman.
Putu (Perdagangan Umum Tenaga Uap)
Sejumlah literatur mengatakan putu berasal dari bahasa Jawa. Kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan gula merah kemudian ditaburi kelapa parut saat dihidangkan itu memang acap ditemui di pulau Jawa.
Di Jawa, kue ini dijajakan secara berkeliling menggunakan gerobak. Ciri khas gerobak putu adalah suara nyaring yang keluar dari peluit kukusan kue ini. Karena hal itulah banyak yang menjuluki putu sebagai Perdagangan Umum Tenaga Uap.
HVS (Hout Vrij Schrift)
Kalau kamu sering mencetak tulisan pada kertas, pasti nggak asing dong dengan HVS. Yap, nama kertas berwarna putih itu dinamakan HVS atau hout vrij schrift. Singkatan itu berasal dari Bahasa Belanda yang berarti kertas tulis. Bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia, HVS sama dengan kertas bebas serat kayu. Karena penyebutannya cukup panjang, orang-orang akhirnya memilih untuk menyebutnya sebagai kertas HVS deh.
Benjol (Bengkak Menonjol)
“Awas kepentok pintu! Nanti kepalamu benjol!” imbau orang tua kalau anaknya bermain daun pintu. Benjol merupakan kondisi bengkak di jaringan pembuluh darah akibat benturan. Saat terbentur, terjadi perdarahan di bawah kulit kepala. Karena bentuknya menonjol, akhirnya didefinisikan sebagai bengkak menonjol, deh.
DOI (Dia Orang Istimewa)
Istilah doi biasanya digunakan untuk menunjukkan kekasih atau pujaan hati. Istilah ini sebenarnya berasal dari bahasa Inggris DOI atau digital object identifier yang berarti alat pengenal permanen suatu dokumen elektronik.
Nah, karena kegunaannya berbeda, istilah doi dalam bahasa Indonesia diberi kepanjangan unik, yaitu dia orang istimewa. Kalau di KBBI, kata ini termasuk ragam cakapan yang berarti pacar (laki-laki). Hayo, siapa nih yang punya doi?
Hmm, banyak juga ya istilah yang ternyata awalnya adalah singkatan. Jadi, di umur berapa nih sobat Millens tahu singkatan-singkatan itu? Jangan-jangan baru tahu sekarang ya! Ha-ha. (Gnf/IB03/E07)