Inibaru.id – Hingga September, proses revitalisasi Kota Lama Semarang mencapai 35 persen. Sejumlah titik sudah dipercantik dan diperbarui agar lebih ramah untuk wisatawan. Kendati demikian, masih banyak hal yang harus diperbaiki sehingga kontraktor harus ngebut untuk menyelesaikannya.
“Kami terus kebut melakukan proses revitalisasi. Saat ini sudah melakukan pengerjaan saluran, ducting, serta pemasangan batu andesit,” jelas Koordinator Pelaksana Proyek Revitalisasi yang merupakan Site Operasional Manager PT Brantas Abipraya Dimas Yudha Pradipta seperti ditulis Antaranews.com, Rabu (3/10/2018).
Dimas mengaku proses pengerjaan revitalisasi Kota Lama Semarang ini sempat molor akibat perubahan desain, termasuk digantikannya material paving dengan batu andesit. Perubahan desain itu berpengaruh besar pada jadwal penyelesaian proyek. Kini, pihaknya segera mempercepat pembangunan drainase agar bisa terkoneksi dengan Sungai Semarang.
“Sekarang sedang memasang tiang pancang di kawasan Berok dan Bubakan. Kami ingin proses revitalisasi ini dipercepat, apalagi kan sebentar lagi musim hujan datang,” lanjut Dimas.
Namun, pengerjaan ini dipastikan mundur dari jadwal semula yakni Desember 2018 karena terdampak perubahan desain itu.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut pemasangan batu andesit akan diawali dari Jalan Letjen Suprapto. Perubahan desain dari paving ke batu andesit menurut Hevearita adalah saran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Setelah meninjau lokasi, Kementerian PUPR menyarankan penggunaan batu andesit sebanyak 50 persen demi menambah keindahan kawasan Kota Lama,” ucap Hevearita.
Sementara itu, untuk jalanan di bagian terluar kawasan Kota Lama seperti Jalan Mpu Tantular dan Jalan Cendrawasih tidak diberi batu andesit, melainkan paving seperti biasa.
Revitalisasi Kota Lama Semarang ini dalam rangka mempercantik kawasan wisata yang menjadi landmark Semarang. Pemerintah Kota Semarang menargetkan kawasan Kota Lama bisa menjadi kota pusaka warisan dunia atau world heritage dari UNESCO pada 2020 mendatang.
Hayo, siapa nih yang sudah nggak sabar melihat wajah baru Kota Lama Semarang? Eits, atau malah kamu merasa terganggu karena banyak jalan di sekitar kawasan Kota Lama yang ditutup akibat revitalisasi ini? Ha-ha. (IB09/E04)