Inibaru.id - Cinta pada pandangan pertama sering kali digambarkan sebagai sesuatu yang magis dan penuh takdir. Banyak film dan novel romantis menggambarkan momen ketika dua pasang mata bertemu, lalu seketika tumbuh perasaan cinta yang mendalam.
Namun, benarkah cinta pada pandangan pertama itu nyata, atau hanya sebatas ketertarikan fisik yang sering kali disalahartikan?
Dalam banyak kasus, perasaan yang muncul pada pandangan pertama sebenarnya lebih condong ke arah ketertarikan fisik atau daya tarik visual. Otak manusia cenderung menilai seseorang secara instan berdasarkan penampilan luar, bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.
Hal ini sering kali dikaitkan dengan reaksi kimia dalam otak, seperti pelepasan dopamin dan oksitosin yang menciptakan sensasi euforia. Namun, cinta sejati nggak hanya didasarkan pada aspek fisik, melainkan juga membutuhkan waktu untuk mengenal karakter, nilai, dan kompatibilitas satu sama lain.
Glorifikasi yang Bisa Menyesatkan

Menganggap cinta pada pandangan pertama sebagai satu-satunya bentuk cinta sejati bisa menjadi jebakan. Perasaan yang terlalu cepat disimpulkan sebagai cinta bisa membuat seseorang mengabaikan aspek-aspek penting dalam hubungan, seperti kecocokan emosional, visi hidup yang sejalan, dan nilai-nilai yang sama. Nggak jarang, ketertarikan awal ini justru berujung pada kekecewaan ketika realitas hubungan mulai terungkap.
Hubungan yang kuat dan bertahan lama umumnya tumbuh melalui proses yang lebih mendalam. Cinta sejati bukan hanya soal getaran hati di awal pertemuan, tetapi juga bagaimana seseorang tetap saling mencintai setelah melihat sisi baik maupun buruk pasangannya. Komunikasi, pengertian, dan komitmen adalah pilar utama dalam membangun cinta yang sejati dan langgeng.
Cinta pada pandangan pertama mungkin terasa manis dan menggetarkan hati, tetapi penting untuk tidak terlalu mengglorifikasinya. Jangan terburu-buru menyimpulkan perasaan sebagai cinta sejati hanya karena ada ketertarikan instan.
Cinta yang sesungguhnya butuh waktu, pengenalan, dan usaha untuk bertahan dalam berbagai kondisi. Jadi, sebelum terjebak dalam ilusi cinta sekejap, pastikan perasaan itu benar-benar berakar pada sesuatu yang lebih dari sekadar ketertarikan fisik.
Kalau menurutmu, cinta pada pandangan pertama benar-benar ada, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)