Inibaru.id - Cacingan masih menjadi salah satu masalah yang acap diidap anak-anak, bahkan orang dewasa, di Indonesia. Sanitasi yang buruk dan kesadaran akan kebersihan yang rendah di negeri ini umumnya menjadi alasan utama mengapa penyakit ini mudah menjangkiti mereka.
Menilik data terbaru WHO, nggak kurang dari 260 juta anak usia prasekolah dan 654 juta anak usia sekolah mengalami cacingan. Penyakit ini seringkali sulit dicegah lantaran telur cacing bisa menetap cukup lama di dalam tubuh sebelum menetas.
Jika dibiarkan menetas dan berkembang cukup lama di dalam tubuh, cacing akan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi anak. Akibatnya, perkembangan anak pun jadi terhambat. Inilah yang acap disebut sebagai cacingan.
WHO menyebutkan, infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah adalah salah satu infeksi yang paling umum terjadi pada manusia, dengan parasit utama cacing gelang, cambuk, tambang, dan kremi yang masih termasuk keluarga cacing gelang.
Parasit Usus bernama Cacing Kremi
Nama yang disebutkan terakhir, yakni cacing kremi (Enterobius vermicularis), umumnya menjadi salah satu jenis parasit usus yang paling sering menginfeksi anak-anak. Ukurannya kecil, berwarna putih, dan biasanya bersarang di usus besar.
Meski terlihat sepele, infeksi cacing kremi bisa menimbulkan rasa gatal hebat di sekitar anus, terutama pada malam hari ketika cacing betina bertelur. Kondisi ini nggak hanya membuat anak sulit tidur, tetapi juga bisa memengaruhi konsentrasi serta kualitas hidup mereka sehari-hari.
Infeksi cacing kremi umumnya terjadi karena kebiasaan anak yang suka menggaruk area anus lalu menyentuh benda atau makanan, sehingga telur cacing menyebar dengan mudah.
Telur-telur ini sangat kecil, ringan, dan bisa bertahan di permukaan benda seperti mainan, seprei, atau pakaian, hingga beberapa minggu. Maka, nggak heran jika penyakit ini mudah menular antaranggota keluarga atau teman sebaya di sekolah maupun tempat bermain.
Menghindarkan Anak dari Infeksi Cacing Kremi
Menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), cacing kremi merupakan salah satu penyebab infeksi cacing yang paling umum di dunia. Walau nggak menimbulkan bahaya secara langsung, infeksi ini bisa menimbulkan komplikasi apabila dibiarkan begitu saja.
Sejumlah komplikasi yang bisa muncul di antaranya gangguan tidur, infeksi kulit akibat garukan, hingga masalah di saluran kemih pada sebagian kasus. Karena itu, pencegahan dan penanganan dini terhadap penyebaran cacing kremi ini menjadi sangat penting.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk menghindarkan anak dari infeksi cacing kremi:
1. Ajarkan kebiasaan mencuci tangan
Biasakan anak mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah dari toilet, sebelum makan, dan setelah bermain. Kebersihan tangan adalah kunci utama mencegah penularan.
2. Jaga kebersihan kuku
Potong kuku anak secara rutin agar telur cacing nggak mudah terselip di sela-sela kuku ketika mereka menggaruk.
3. Rutin mengganti pakaian dan seprei
Cuci pakaian dalam, piyama, sprei, dan handuk secara berkala dengan air panas agar telur cacing yang menempel mati.
4. Hindari kebiasaan menggaruk dan menggigit kuku
Ingatkan anak untuk nggak menggigit kuku atau menggaruk anus. Jika gatal nggak tertahankan, konsultasikan ke dokter agar mendapat obat cacing yang tepat.
5. Bersihkan rumah secara teratur
Vakum karpet, kasur, dan sofa secara rutin untuk meminimalisasi penyebaran telur cacing di lingkungan rumah.
6. Minum obat cacing sesuai resep dokter
Apabila diperlukan, minumlah obat cacing untuk mencegah penyebaran cacing kremi pada anak. Jika sudah terinfeksi, dokter biasanya akan meresepkan obat cacing untuk seluruh anggota keluarga untuk memutus siklus penularan.
Infeksi cacing kremi mungkin sering dianggap ringan, padahal dampaknya bisa cukup mengganggu aktivitas dan kesehatan anak. Dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan, dan melakukan pencegahan sederhana, risiko penyebaran cacing kremi dapat ditekan.
Ingat, orang tua berperan penting dalam mengajarkan kebiasaan higienis sejak dini agar anak tumbuh sehat tanpa gangguan parasit yang mengintai. (Siti Khatijah/E10)
