Inibaru.id - Kita semua sempat terkejut mendengar kabar bahwa harga mi instan bakal melonjak tinggi hingga tiga kali lipat. Namun, beberapa waktu lalu, kabar tersebut ditepis oleh pengusaha mi instan di Indonesia.
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Fransiscus Welirang menanggapi komentar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tentang isu kenaikan harga mi instan sampai tiga kali lipat. Baginya, pendapat tersebut berlebihan.
“Harga mi instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa naik 3 kali lipat, itu berlebihan, sangat berlebihan,” ungkap bos dari perusahaan yang memproduksi salah satu jenama mi instan paling populer di dunia, Indomie, Rabu (10/8/2022).
Dia nggak memungkiri adanya pengaruh stok gandum akibat perang Ukraina-Rusia. Apalagi, kedua negara tersebut memasok 30 persen kebutuhan gandum dunia. Namun, Indonesia nggak hanya mendapatkan gandum dari kedua negara tersebut.
Realitasnya, Indonesia mengimpor gandum dari 30 negara. Dari 30 negara tersebut, ada yang sedang panen raya gandum. Dari situlah kebutuhan gandum Tanah Air, termasuk untuk keperluan produksi mi instan terpenuhi.
“Dari bulan Juli-Agustus, Amerika Serikat dan Kanada panen gandum. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina juga. Nggak usah diributin lah. Nggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita,” lanjutnya.
Terkait dengan harga gandum yang sedang mahal dan juga kenaikan harga mi instan dalam beberapa bulan terakhir, Fransiscus yakin jika harga gandum nggak akan naik lagi. Hal yang sama pun akan berlaku pada harga mi instan.
“Saya nggak melihat harga gandum internasional akan lebih tinggi dari hari ini,” katanya.
Nggak Cuma Gandum
Dia juga menjelaskan tentang penentuan harga jual mi instan nggak melulu dipengaruhi oleh harga gandum atau tepung terigu yang memang sedang mahal. Ada bahan-bahan lain yang mempengaruhi seperti plastik untuk pembungkus, minyak goreng yang juga dipakai untuk produksi, cabai, dan lain-lain. Selama ini, kenaikan harga dari bahan-bahan tersebut nggak serta merta membuat harga mi instan naik.
“Waktu harga minyak goreng naik 100 persen, ribut nggak? Kok terigu naik nggak sampai 100 persen saja sudah ribut (harga mi instan),” jelas Fransiscus.
Dia juga percaya kalau industri terigu nasional sudah mengerti cara menurunkan kembali harga tepung terigu. Jadi, dia pun meminta pemerintah nggak perlu mengeluarkan pernyataan yang menakut-nakuti terkait harga mi instan.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mewanti-wanti masyarakat kalau harga mi instan bisa naik 3 kali lipat akibat terdampak perang Ukraina-Rusia. Gara-gara perang tersebut, ada 180 juta ton gandum yang nggak biasa dikelurakan dari kedua negara sehingga mempengaruhi pasokan gandum dunia.
Sebagai konsumen mi, kita kini telah mendengar pendapat dari dua belah pihak ya, Millens. Kalau naik, semoga harga mi masih bisa terjangkau masyarakat. (Det/IB09/E10)