Inibaru.id – Sore yang teduh di Sibebek, Desa Sedayu, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. Tenda-tenda kelabu yang berdiri kokoh di bawah pepohonan pinus telah berpenerang, pertanda sebentar lagi petang. Sayup di kejauhan, musik perkusi pengantar malam mengiringi alunan orang bernyanyi.
Kira-kira, begitulah gambaran kalau kamu berkemah di De Loano Glamping, lokawisata mewah berjarak 35 kilometer dari Kota Yogyakarta. Tempat ini terbilang menarik lantaran menawarkan suasana menginap dalam tenda di alam terbuka, tapi dengan fasilitas hotel bintang tiga; yang kerap disebut glamorous camping a.k.a glamping.
Glamping bukanlah hal baru di Indonesia. Selain De Loano di Purworejo, tempat lain yang juga menawarkan paket wisata semacam itu antara lain Coffee Camp di Semarang, Sitinggil Muncul di Salatiga, La Ranch di Pekalongan, dan banyak lagi.
Belakangan, glamping memang menjadi salah satu bentuk staycation yang cukup diminati karena kita bisa tetap berkelindan dengan alam tanpa harus ribet membawa atau mendirikan tenda.
Biar Glamping di Gunung Lebih Menantang
Kalau kamu bosan staycation di hotel yang menawarkan suasana itu-itu saja, glamping di alam terbuka mungkin akan lebih menantang. Bujetnya nggak jauh beda, kok. Yuk, yuk, alokasikan dana liburanmu untuk nge-camp ala sultan ini!
Nah, biar glamping lebih seru, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu lakukan, nih. Apa saja?
Pakai outfit camping terbaikmu
Jaket, topi, baju, celana, dan sepatu atau sandal gunung adalah outfit wajib yang harus kamu kenakan. Jangan pakai baju pantai! Meski kamu “cuma" glamping, usahakanlah untuk tampil matching dengan alam. Lagian, tempat-tempat glamping itu biasanya berhawa dingin, lo!
Outfit tahan angin tersebut juga bakal dibutuhkan kalau kamu pengin hiking atau trekking tipis-tipis di sekitar tenda. Selain jaket etc itu, kamu juga sebaiknya bawa mantel, selimut, dan kaus kaki sebagai penghangat selama tidur di tenda, menanti matahari terbit, atau bikin api unggun pada malam hari.
Bawa kompor barbeku dan saatnya berpesta
Nge-camp nggak akan menarik tanpa pesta bakar-bakaran. Biarpun perutmu sudah terjamin karena glamping biasanya sepaket dengan makan, nggak ada salahnya kamu tetap membawa kompor barbeku untuk “pesta”-mu sendiri.
Selain kompor, persiapkan juga bahan-bahan untuk bakaran seperti daging, jagung, dan marsmallow. Kamu juga perlu membeli camilan secukupnya karena tempat glamping umumnya berada jauh dari permukiman, terlebih minimarket.
Persiapkan fisik untuk jelajah alam
Meski judulnya sekadar glamping, kamu tetap harus mempersiapkan fisik sebaik mungkin, karena nge-camp nggak bakal seru tanpa trekking. Yakinlah, berwisata ke alam terbuka tanpa menjelajahinya adalah sebuah kesalahan.
Berinteraksi dengan alam bakal membuatmu lebih rileks. Kamu yang sehari-hari disibukkan dengan pekerjaan nan menyita waktu dijamin akan semakin menghargai betapa menyenangkannya waktu luang. Selain itu, kamu juga bakal mencintai alam dan enggan untuk merusaknya.
Bersikap seperti seorang pendaki
Mendaki gunung bukanlah semata aktivitas pemacu adrenalin, tapi juga upaya untuk mengenal diri sendiri. Maka, cobalah bersikap seolah-olah kamu adalah pendaki yang telah tiba di puncak, lalu nge-camp di punggung gunung.
Sejatinya, intisari dari pendakian adalah berkenalan alam, menyayanginya, dan merayunya agar kita bisa diterima. Untuk itu, cobalah lakukan hal tersebut. Caranya, salah satunya bisa dengan membersihkan dan nggak membuang sampah di sekitar tempat wisata.
Selain itu, kamu pun bisa lebih banyak berdiam diri di alam terbuka untuk mendengar gimana pohon-pohon “berbicara”. Oya, kamu juga bisa bikin jurnal atau catatan dari perjalananmu itu agar glampingmu lebih berkesan.
Sudah tahu apa yang harus kamu lakukan? Sekarang, saatnya gendong ransel dan kencangkan tali sepatu. Yuk, glamping! (Idn/IB20/E05)