inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Benarkah Kiamat Internet bakal Terjadi pada 2025?
Rabu, 5 Jul 2023 11:00
Penulis:
Bagikan:
Ilustrasi: Kiamat internet pada 2025. (wiser.my)

Ilustrasi: Kiamat internet pada 2025. (wiser.my)

Penyintas 'kiamat 2012', siap-siap dengan kiamat internet yang diperkirakan bisa terjadi pada 2025. Seperti apa ya dampak dari kiamat yang satu ini?

Inibaru.id – Kamu adalah ‘penyintas’ kiamat 2012, Millens? Kalau iya, harus siap-siap lagi menghadapi ‘kiamat’ berikutnya. Yap. Badan Antariksa Amerika Serikat NASA baru-baru ini mengeluarkan prediksi kiamat pada 2025. Tapi, kiamat yang dimaksud adalah kiamat internet.

Jika isu kiamat 2012 disebabkan oleh penanggalan kuno suku Maya yang ternyata nggak terbukti, potensi kiamat internet pada 2025 nanti cukup besar lo. Bahkan, ada kemungkinan bisa membuat internet mengalami masalah sampai berbulan-bulan lamanya.

Kok bisa dampaknya bisa sampai sebegitu parah? Kalau menurut USA Today, Jumat (30/6/2023), penyebabnya adalah siklus 11 tahunan matahari. Nah, pada 2025 nanti, diperkirakan matahari bakal lebih aktif dan menyebabkan badai matahari sampai ke bumi.

FYI aja nih, badai matahari ini bukan berupa angin, hujan, atau petir sebagaimana yang biasa kita jumpai, melainkan berisi partikel yang berasal dari atmosfer terluar matahari yang sangat panas dan bisa memengaruhi medan elektromagnetik bumi. Asal kamu tahu, badai matahari punya kepadatan tinggi dan sangat cepat. Kecepatannya bisa mencapai 1 sampai 2 juta mil per jam!

Dampak dari badai elektromagnetik ini bisa mengganggu sinyal satelit, jaringan listrik, komunikasi dengan radio, hingga internet. Kondisi ini bisa berlangsung selama berbulan-bulan sebelum kemudian secara berangsur-angsur kembali normal.

Kiamat internet nantinya disebabkan oleh badai matahari. (NASA)
Kiamat internet nantinya disebabkan oleh badai matahari. (NASA)

Omong-omong, apakah dunia pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Kalau pada zaman yang serba-digital, sepertinya sih ini akan jadi yang kali pertama. Tapi, merujuk pada Washington Post (26/6), pada 1859, badai matahari dengan nama Carrington Event menyebabkan masalah yang cukup parah.

Stasiun telegram mengalami kebakaran sehingga pengiriman pesan pada masa itu bermasalah. Cahaya aurora yang biasanya hanya bisa dilihat di lingkar kutub juga sampai terlihat di Jamaika.

Badai matahari yang terjadi pada 1989 memang nggak sebesar pada 1859, tapi sudah cukup untuk membuat jaringan listrik di negara bagian Quebec, Kanada, padam sampai belasan jam. Pusat bisnis di sana pun sampai tutup akibat hal ini.

Peneliti ilmu komputer dari University of California, Amerika Serikat, Sangheetha Abdu Jyothi mengungkap kekhawatirannya pada badai matahari pada 2025 nanti. Apalagi, hampir semua sektor penting di kehidupan manusia kini membutuhkan listrik dan internet. Jika sampai terdampak, apalagi sampai berbulan-bulan lamanya, dikhawatirkan efeknya bisa sangat buruk bagi manusia.

“Sebelumnya kita belum pernah mengalami hal seekstrem ini. Kita juga nggak tahu bagaimana infrastruktur di bumi menanganinya nanti. Pengujian kemungkinan terjadinya kegagalan yang pernah kami buat bahkan nggak menyertakan skenario seburuk itu,” ungkapnya.

NASA dan ilmuwan dari bidang lain memang masih melakukan penelitian demi mencegah atau setidaknya mempersiapkan diri menghadapi efek terburuk dari hal ini. Kalau memang benar-benar terjadi, semoga saja kita sudah siap, ya, Millens? (Arie Widodo/E10)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved