Inibaru.id - Suasana SMAN 5 Semarang sedang sepi pada Kamis (4/6/2020). Hanya ada beberapa petugas yang lalu-lalang dan sejumlah pekerja bangunan yang sedang mengecat pintu-pintu kelas. Yap, pemandangan ini mungkin sudah melekat pada satu atau dua bulan ini, sebab dalam mengurangi penyebaran Covid-19, proses belajar mengajar diganti secara daring yang dilakukan di rumah masing-masing.
Kepala SMA 5 Siswanto sedang bekerja di depan laptop di ruangannya. Sebuah layar CCTV yang memperlihatkan situasi berbagai sudut gedung tergantung di dinding depannya. Dari situ bisa terlihat, meja-meja di ruang kelas sudah ditata dengan jarak.
“Itu salah satu persiapan kami dalam menyambut new normal,” ucapnya.
Siswanto membeberkan kalau SMAN 5 akan lebih memperketat sejumlah protokol kesehatan. Sebut saja seperti membuat banyak tempat cuci tangan dan menyediakan hand sanitizer di tiap kelas. Guru pun nantinya akan menggunakan face shield saat mengajar.
Sistem belajar-mengajar pun akan diubah. Nantinya nggak semua jenjang masuk secara bersamaan tapi bergantian. Misalnya siswa kelas X akan masuk pada hari Senin, kelas XI pada Selasa, dan kelas XII pada hari Rabu sehingga nggak terlalu padat.
"Siswa akan sehari belajar di sekolah, dua hari di rumah dengan simulasi kelas X, XI, dan XII. Yang di rumah mengerjakan tugas dari guru,” katanya.
Menurut Siswanto, jika aturan ini diterapkan akan baik bagi siswa. Pasalnya sistem belajar dilaksanakan secara blendend learning. Yakni sistem belajar-mengajar yang dilakukan secara daring dan pertemuan tatap muka.
Sementara untuk jam sekolah akan dikurangi, tapi pihaknya masih menanti keputusan dari Mendikbud. Hanya, sekolah belum bisa melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.
"Kami tinggal menunggu keputusan Pemerintah saja," ucapnya.
O ya, pemberian jarak di ruang kelas ini nggak membuat SMAN 5 kekurangan kelas.
Jika dimaksimalkan, semua ruangan cukup untuk menampung seluruh siswa.
Yang masih dirasa Siswanto sulit adalah bagaimana para siswa ini akan beradaptasi dengan keadaan new normal. Dia ragu apakah para siswa ini bisa tertib melakukan physical distancing saat melakukan aktivitas.
“Yang namanya anak muda kalau berkumpul nggak mungkin bisa berjauhan,” tambahnya.
Selama menjalani proses sekolah secara daring, Siswanto mengungkapkan kalau SMAN 5 juga membantu secara materi bagi siswa yang sekiranya kurang mampu. Seperti membelikan kuota, meminjami modem wifi, dan yang menakjubkan, meminjami laptop.
“Kami juga peduli dengan siswa meskipun di rumah,” pungkasnya.
Kamu sudah siap sekolah di era new normal, Millens? (Audrian F/E05)