Inibaru.id – Nggak bisa dimungkiri bahwa pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 berpotensi menghilangkan berbagai benefit yang seharusnya bisa diraih.
M Rizal Taufikurahman, Kepala Pusat Ekonomi Makro dan Keuangan Indef menyatakan bahwa kegagalan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 memiliki implikasi negatif bagi ekonomi Indonesia. Rizal mengatakan bahwa Indonesia harus menerima dampak langsung dan nggak langsung dari pembatalan Piala Dunia U-20.
Rizal mengatakan bahwa Piala Dunia U-20 sebenarnya akan memberikan dampak positif terhadap PDB nasional, inflasi, hingga rasio investasi terhadap PDB. Rizal menyebutkan dampak Piala Dunia U-20 terhadap kinerja indikator ekonomi makro seperti GDP riil, inflasi, investasi, GNE riil, dan konsumsi rumah tangga, bernilai baik.
"Dampak (pembatalan) terhadap ekonomi mencapai kira-kira Rp 3,5 triliun, itu belum kita hitung dampak langsungnya," ujar Rizal dalam diskusi publik Indef bertajuk Piala Dunia U-20: Tuan Rumah Batal Potensi Ekonomi Buyar di Jakarta, Kamis (6/4/2023).
Rizal menyampaikan bahwa dampak langsung pembatalan Piala Dunia U-20 terdiri atas tiga kategori, yaitu infrastruktur seperti investasi di berbagai sektor, dan pengeluaran pemerintah untuk revitalisasi stadion; operasional penyelenggaraan; serta pengeluaran pengunjung seperti wisman, wisnus, dan UMKM.

Dalam laporannya, Rizal mengungkapkan kerugian yang harus ditanggung secara langsung sebagai akibat dari kegagalan menyelenggarakan Piala Dunia U-20.
Rizal merinci kerugian dari sektor wisman sebesar Rp 120 miliar, dari wisnus sebesar Rp 56 miliar, dari sisi penyelenggaraan sebesar Rp 600 miliar, lalu kerugian Rp 175 miliar pada infrastruktur, dan UMKM yang mencapai Rp 500 miliar.
"Piala Dunia memberikan nilai ekonomi yang sangat signifikan karena ini adalah event internasional yang memberikan efek berganda. Kita harap ke depan dapat menjaga event internasional yang akan berdampak bagi ekonomi, terutama mendorong sektor pariwisata, industri kreatif, dan UMKM," kata Rizal.
Hm, memang sayang banget ya jika Indonesia harus kehilangan kesempatan meraup keuntungan finansial sebesar itu. Tapi syukurlah Indonesia hanya kena sanksi ringan dari FIFA. (Siti Zumrokhatun/E10)