Inibaru.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah menyebut hingga Jumat (21/6/2019), setidaknya sudah ada delapan desa di wilayah tersebut yang mengalami krisis air bersih.
Delapan desa tersebut adalah Desa Banjarparakan di wilayah Kecamatan Rawalo, Desa Nusadadi di Kecamatan Sumpiuh, Desa Karanganyar di Kecamatan Patikraja, Desa Kediri di Kecamatan Karanglewas dan Desa Tamansari di Kecamatan Karanglewas, Desa Srowot di Kecamatan Kalibagor, Desa Pekuncen di Kecamatan Jatilawang, dan Desa Karangtalun Kidul di Kecamatan Purwojati.
“Data terbaru menyebut sudah ada delapan desa yang mengalami krisis air di wilayah Banyumas. Penyebabnya adalah menurunnya curah hujan yang signifikan dalam beberapa waktu belakangan,” ucap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Ariono Poerwanto seperti ditulis laman Antaranews, Jumat (21/6).
Ariono menyebut BPBD masih melakukan pemantauan pada desa-desa yang mengalami krisis air tersebut. Pihaknya juga telah menyiapkan 1.000 tangki air bersih demi membantu masyarakat di desa-desa tersebut. Hal ini juga dilakukan demi mengantisipasi dampak dari musim kemarau, apalagi puncak musim kemarau diperkirakan akan berlangsung Juli atau Agustus.
“Iya, sudah kami siagakan 1.000 tangki air bersih,” terangnya.
Ariono menyebut pihaknya juga telah melakukan distribusi air ke delapan desa tersebut.
“Kami juga sudah mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang mengalami kekeringan tersebut,” pungkasnya.
Kasus krisis air bersih bukan hal baru di wilayah Kabupaten Banyumas. Berdasarkan data yang dikeluarkan BPBD, dihasilkan fakta pada 2018 lalu beberapa kecamatan di wilayah ini juga mengalami kekeringan. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Sumpiuh, Somagede, Kalibargor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, Karanglewas, dan Banyumas.
Kalau di wilayah Millens apakah mulai mengalami masalah air bersih juga? Meski nggak mengalaminya, sebaiknya kamu mulai membiasakan diri untuk menghemat penggunaan air sehari-hari demi mencegah sumber air habis ya. (IB09/E04)
