inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Awas Ngilu, Begini Sejarah dan Proses Sunat Zaman Baheula
Rabu, 13 Jan 2021 14:44
Penulis:
Zulping
Zulping
Bagikan:
Ilustrasi Sunat. (nito100)

Ilustrasi Sunat. (nito100)

Meski diyakini berasal dari budaya Mesir Kuno, namun sunat ternyata diadopsi dari Afrika. Tujuannya pun bermacam-macam seperti ritual keagamaan, ritual kedewasaan, bahkan hukuman pada masa perang.

Inibaru.id – Perihal sunat, ada banyak hipotesis yang mendasari praktik ini. Banyak pendapat mengatakan bahwa sunat berasal dari kebudayaan Mesir Kuno. Namun teori terbaru menemukan bahwa sunat berasal dari Arab Selatan dan Afrika.

Dr Doyle menjelaskan, sunat telah dipraktikkan di beberapa bagian Afrika seperti Mesir, kepulauan di Laut Selatan, Australia oleh suku Aborigin, dan oleh suku Inca, Aztec, Maya, juga orang-orang Yudaisme, dan Islam. Pendapat ini terdapat dalam “Ritual Male Circumcicion: a Brief History” yang terbit dalam The Journal of the Royal College of Physicians of Edinburgh. Dalam sejarah perkembangannya, sunat disebut sebagai ritual keagamaan, ritual kedewasaan, bahkan sebagai hukuman perang.

Sunat dimulai pada abad 2.400 SM yang diketahui lewat sebuah relief di tanah permakaman kuno di Saqqara yang menggambarkan serangkaian tindakan medis, termasuk pisau sunat. Praktik ini dilakukan oleh remaja laki-laki dari kelas bangwasan yang akan menginjak usia dewasa.

Namun begitu, Dr Doyle memperkirakan sunat diadopsi oleh masyarakat Mesir dari wilayah yang lebih selatan yang sekarang menjadi Sudan dan Ethiopia. Mereka secara genetik terikat dengan Sumerian dan Semit yang berasal dari semenanjung Arab dan sering melakukan kontak rutin.

Relief di Saqqara. (Historia)
Relief di Saqqara. (Historia)

Sementara bagi Yunani, sunat dipandang sebagai hal yang aneh. Pada abad ke-lima, Herodotus berpendapat bahwa orang mesir mempraktikkan sunat demi kebersihan serta menganggap lebih bersih dan baik.

Pada masyarakat Israel kuno, sunat merupakan penanda etnis yang menunjukkan bahwa mereka adalah bagian dari bangsa Israel. Namun bagi masyarakat Afrika Timur, Timur Tengah, dan Asia Selatan, sunat juga digunakan untuk menghukum musuh. Bahkan sunat dianggap sebagasi simbol kekotoran dan perbudakan. Di Mesir kuno, prajurut yang ditangkap kerap dimutilasi sebelum dijadikan budak.­

Proses Sunat

Sunat pada masa lampau tentu berbeda jauh dengan masa kini yang sudah menggunakan peralatan canggih dan modern. Pada orang Yahudi Modern, sunat dilakukan pada bayi yang berusia delapan hari. Orang non-Israel yang ingin masuk ke komunitas Yahudi biasanya juga akan sunat meski sudah dewasa.

Lelaki muda dari etnis Xhoza dan Zulu di Afrika timur juga memiliki ritual sunat yang rumit. Biasanya tubuh mereka akan dicat kapur sebelum sunat dan diasingkan oleh komunitas selama beberapa minggu serta dilarang berdekatan dengan perempuan.

Setelah itu, mereka akan meninggalkan kulit sunat sebagai simbol bahwa mereka telah meninggalkan masa kecil untuk beranjak dewasa dan kemudian mencuci kapur di sungai.

Di suku Aborigin, sunat dilakukan dnegan menggunakan kulit kerang sebagai pemotong. Laki-laki yang akan disunat biasanya akan diminta berbaring menghadap ke atas di atas punggung seseorang yang berlutut. Sementara beberapa orang menahan dengan memegangi legan dan kakinya.

Ilustrasi sunat. (Reqnews.com)
Ilustrasi sunat. (Reqnews.com)

Untuk menghentikan pendarahan, biasanya mereka diminta untuk berjongkok atau berdiri di atas asap dari perapian yang ditutupi dengan daun kayu putih selama beberapa jam. Kata Doyle, darah yang menetes ke perapian dianggap simbol simpati pada perempuan yang mengalami siklus bulanan.

Pada zaman Alkitab, sunat dilakukan para ibu ketika bayi baru lahir seperti yang diungkapkan oleh W.D. Dunsmuir dan E.M. Gordon dari Department of Urology St. George’s Hospital NHS Trust dalam "The History of Circumcision" yang terbit di Journal BJU International. Namun perlahan tukang sunat (mohel) dengan kemampuan agama dan keterempilan bedah yang mumpuni mulai mengambil alih peran ini.

Selain itu, di zaman Mesir kuno, sunat dilakukan oleh para pendeta dengan kuku jempol yang dilapisi emas. Selanjutnya praktik ini dilakukan oleh lelaki religius hingga abad pertengahan.

"Ada kemungkinan bahwa dokter tidak melakukan sunat sampai paruh kedua abad ke-19," ungkap Dunsmuir dan Gordon.

Kini tradisi sunat masih terus berlanjut. Bahkan sepertiga laki-laki di dunia telah disunat. Kebanyakan dari mereka adalah muslim dan yahudi. Namun di Amerika Serikat, sunat dilakukan demi kesehatan.

Wah panjang banget ya sejarah tradisi sunat ini, Millens! (His/IB27/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved