Inibaru.id - Indonesia memang negara yang besar dan kaya akan sumber daya alam. Sayangnya, kita belum bisa mengolahnya sendiri. Sebagian besar sumber daya alam itu diekspor ke luar negeri dalam bentuk mentah. Ini yang membuat negara kita nggak bisa menikmati keuntungan secara maksimal.
Hal ini pula yang disoroti Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop). Dalam pernyataannya, Direktur SEAMEO Biotrop, Zulhamsyah Imran mengungkapkan potensi keanekaragaman hayati di negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), terutama Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi baru di tingkat global.
"Sangat memungkinkan menurut saya ASEAN jadi kekuatan ekonomi dan biodiversitas dunia. Saya sebagai orang Indonesia harus optimis, karena baik energi renewable resources maupun renewable energy kita masih tersedia dengan baik. Baik di Indonesia maupun di negara ASEAN lain," kata Zulhamsyah Imran di Kota Bogor, Kamis (8/6/2023)
Menurut Zulhamsyah, sumber daya energi terbarukan dan energi terbarukan masih melimpah baik di Indonesia maupun negara-negara ASEAN lainnya, sehingga sangat mungkin bagi ASEAN untuk menjadi kekuatan ekonomi dan keanekaragaman hayati dunia, begitu pula dengan keanekaragaman hayati.
Meskipun Indonesia mengalami tingkat kehilangan keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia, namun masih tersisa keanekaragaman hayati yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan, dijaga, dan dilestarikan. Hal ini juga berlaku untuk negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Namun, penting untuk memastikan bahwa sumber daya genetik (SDG) atau plasma nutfah di negara-negara ASEAN tidak dibawa ke negara maju dalam bentuk mentah, begitu pula dengan sumber energi seperti nikel dan bauksit.
"Cuma kita perlu memanfaatkan sendiri dari sumber daya alam tersebut. Artinya, kita harus mempersiapkan SDM yang mumpuni dan memadai untuk mengolah sumber daya alam itu," katanya.
Dengan demikian, ASEAN dapat benar-benar mendapatkan nilai tambah melalui produk sumber daya alam yang berbasis ekosistem.
Negara-negara Asia Tenggara lainnya juga memiliki potensi yang mungkin lebih rendah dibandingkan Indonesia secara keseluruhan, tapi dengan kerja sama regional ASEAN, mereka dapat saling memperkuat kapasitas sumber daya manusia dalam mengelola keanekaragaman hayati yang ada.
Sebagai presidensi ASEAN tahun 2023, Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 275 juta orang, dapat memaksimalkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan berbagi pengelolaan untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati yang melimpah.
Ke depan, ASEAN dapat menjadi kawasan yang kuat secara ekonomi dan menjaga pelestarian sumber daya alam.
"Kita bisa mencoba berbagi dari keuntungan dari potensi yang ada. Posisi Indonesia yang strategis antara Samudera Hindia Pasifik, Laut China Selatan, Selat Malaka, tentunya kita harus bisa tumbuh bersama," katanya.
Hm, setuju banget ya kalau ASEAN khususnya Indonesia punya potensi besar jadi sumber pangan dunia. Kamu gimana? Sudah siap menjadi sumber daya manusia yang mumpuni dalam mengolah sumber daya alam kita? (Siti Zumrokhatun/E10)